2. PERJODOHAN ✓

15.8K 859 52
                                    

"Ayah dan Bunda berharap kalian menerima perjodohan ini,"

"Tapi Yah, aku masih sangat muda untuk menikah." Protes si bungsu.

"Usia tidak menjamin tingkat kedewasaan seseorang, Langit." Ucap sang Ayah.

"Langit masih punya Bulan, kalo ayah lupa." Jawab Langit.

Anak pertama mengeluarkan suaranya, "Kamu berani membantah ayah karna perempuan itu?" Tanya Angkasa dengan menatap tajam sang adik.

"Dia semakin kurang ajar sejak bersama Bulan," ucap Elang si anak kedua. "Elang dan bang Angkasa akan menuruti kemauan Ayah, kita berdua pasti setuju." Lanjutnya dan di beri anggukan oleh Angkasa. *fyi akhlak Langit emang kurang sekilo dari zigot.

"See? jadi apa keputusan kamu, tetap memilih pacarmu itu atau keluargamu?" Tanya Ayah.

Langit menjawab dengan tegas, "Pacar Langit."

"Tapi sayangnya, ayah tidak menerima penolakan." Ucap Ayah.

Keputusannya untuk memisahkan Langit dan pacarnya sudah bulat. Tidak bisa di tawar atau pun di ganggu-gugat.

"Terserah." Balas Langit dan berjalan keluar rumah. Dia berniat untuk menemui sang pacar di apartemennya.

🐣🐣🐣

Kini Langit telah tiba di depan apartemen pacarnya, dia langsung saja menekan password dan masuk ke dalam.

Samar-samar Langit seperti mendengar suara yang familiar baginya *pasti dengernya pas nonton anu, canda anu...

Akhhh fast ah therrr Bim

Ah ah ah

Bulh enakhh

Tak tahan mendengar suara itu, dia mendobrak pintu kamar dengan sekali tendangan.

Langit terkejut saat melihat kekasih yang dia bela mati-matian di depan keluarganya, sedang bertelanjang bulat dengan seorang pria yang sangat dia kenali. BIMA EMILIO GRISSHAM, sahabatnya sendiri sedang melakukan hubungan intim bersama kekasihnya.

Sedangkan dua manusia yang bertelanjang bulat dengan cepat memakai pakaian mereka.

"La-langit" Ucap Rembulan, dia berjalan mendekati kekasihnya.
Saat tangannya hendak di sentuh oleh Rembulan, Langit dengan cepat menepis kasar tangan itu.

"Jangan sentuh gue" Ucap Langit, penuh penekanan.

Demi apapun hati Langit sedang mendung, sekarang dia sedang hancur sehancur hancurnya.

Kekasih yang selama ini menjalin hubungan hampir 3 tahun, tega mengkhianati dirinya. Dan lebih parahnya bersama Bima.

"Jadi gini kelakuan kalian di belakang gue?" Tanya Langit, dengan nada sinis.

"Aku bisa jelasin sayang." Balas Rembulan.

"Sayang pala lo kotak kayak adudu, ngomong nih sama pantat gue!" Batin Langit ingin sekali mengeluarkan kata itu. Tapi bukan waktunya untuk mengeluarkan kata kata yang mengandung unsur candaan.

"Gue gak mau basa basi. Mulai sekarang kita udahan. Dan jangan pernah kalian berdua muncul di hadapan gue lagi!" Ujar Langit.

Langit memang anaknya to the point. Tidak ingin berbelit apalagi berbasa basi, itu sangat membuang waktu baginya.

"Enggak mau Ngit, aku tau aku salah tapi jangan sampai udahan. kita udah janji buat gak saling ninggalin, apapun keadaannya." Ucap Rembulan.

"Gak gitu konsepnya!" Ucap Langit emosi, "Bukan dengan lo," menunjuk Rembulan "Berhubungan intim sama cowok lain, apalagi lo sama dia" sambil menunjuk Bima, "Sahabat gue sendiri."

Bukan tanpa alasan keluarga Langit tidak setuju dia berhubungan dengan perempuan munafik seperti Rembulan. Di depan Langit bertingkah layaknya gadis polos sedangkan di belakang suka di sentuh oleh banyak lelaki. Oleh karena itu keluarga Langit khususnya Ayah dan kedua Abangnya sangat tidak setuju saat Langit berniat melamar Rembulan. Mereka ingin pendamping yang terbaik untuk si bungsu kesayangan mereka.

Tanpa menunggu lama, Langit memberikan bogem mentah kepada sahabat yang tega mengkhianatinya, Ralat! mantan sahabat lebih tepatnya.
Setelah itu bergegas pergi meninggalkan tempat yang dia yakini hari ini hari terakhir Langit *didunia ini, bukan bukan! Langit tidak akan bunuh diri. Maksudnya, ini hari terakhir dia menginjakkan tempat yang menjadi saksi bisu ke-uwu-annya dengan Rembulan.

🐣🐣🐣

Langit berjalan masuk kedalam rumah dengan kepala yang menunduk, entah kemana hilangnya sikap angkuh bapak Langit ini. Tanpa dia sadari, kedua Abangnya sedang menatapnya dengan tatapan bertanya tanya.

"Kenapa lo?" Tanya Angkasa.

"Abis diputusin kali," Celutuk Elang.

"Diem lo bang." Sinis Langit ke abang ke duanya.

"Abis diputusin ya lo." Tebak Elang.

"Dih"

"Ngaku aja, muka lo udah jelek tambah jelek kalo asem gitu." Ucap Elang.

"Buta lo, mata lo. Ganteng gini." Balas Langit tak terima.

"Jadi?" Tanya Angkasa dengan tatapan menyelidik.

"Gue emang udahan sama dia, tapi gue yang putusin anjir." Jawab Langit.
"Alah sia boy!" Balas Elang tidak percaya.

Paling si Rembulan yang putusin Langit. Toh adiknya ini sangat bucin pada pacarnya, pikir Elang.

"Gue serius ya bang." Ujar Langit.

"Ngapain juga lo seriusin gue." Ucap Elang dengan tatapan tengilnya.

"Udahlah gue capek. Gerah hati! gerah body! berasa pengen makan orang!" Omel Langit berjalan ia menaiki tangga.

"Dih bocah." Cibir Elang.

"Lo juga bocah." Balas Angkasa.

"Tau ah, gak jelas lo bang." Ucapnya ikut meninggalnya Angkasa sendirian.
Sedangkan Angkasa hanya bisa mendengus kesal melihat kelakuan adik adiknya.

__________________________

Follow guys!!!

Follow guys!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perjodohan Berjamaah [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang