22. INSTAGRAM ✓

7.9K 499 4
                                    

Note: bagi pembaca baru silahkan vote dan komen untuk menghargai karyaku
...

Di dalam kamarnya, Zahra sedang mencoba menghubungi Gilang. Ia ingin menanyakan secara langsung keberadaan lelaki itu.

Untungnya Hp Gilang sedang aktif. Panggilan ke dua dan ke tiga tidak kunjung diangkat. Saat panggilan ke empat barulah Gilang menjawab telepon darinya.

"Halo Lang."

"Iya Ra. Kenapa nelfon?"

"Kamu ke mana aja, 3 hari ngilang tanpa kabar."

"Aku sibuk banget Ra, di kantor. Maaf ya gak bisa selalu ngabarin kamu."

"Di acara pernikahan Alya sama Andini kenapa kamu gak dateng? padahal aku nungguin kamu sampai acaranya selesai."

"E-eh itu..."

"Kamu gugup, gak ada yang lagi kamu sembunyiin 'kan dari aku?."

"Gak ada kok."

"Kamu sekarang lagi di mana?"

"Biasa, kantor."

"Tadi kamu sempat keluar gitu gak dari kantormu?"

"Enggak kok, aku di sini aja. Aku bahkan belum ngisi perut saking sibuknya." "Kak Gilang lagi nelpon sama siapa?"

Terdengar suara perempuan sebelum lelaki itu memutuskan panggilan secara sepihak.

Zahra tersenyum sinis. Gilang sudah berani membohonginya. Tentu saja Zahra kecewa. Sangat.

Ketukan yang berasal dari luar membuatnya beranjak membuka 'kan pintu. Saat pintu itu terbuka, terlihat Langit sedang berdiri di sana. Lelaki itu menerobos masuk tanpa izin dari si pemilik kamar.

Langit menuju balkon kamar Zahra. Gadis itu hanya mengikuti Langit dari belakang. Langit menumpukan kedua tangannya pada pembatas balkon menatap langit sore yang sedang cerah. Zahra ikut memandang ke atas. Warna langit sekarang memang sedang indah.

Zahra berjalan memasuki kamarnya untuk mengambil ponselnya. Ia berniat untuk mengabadikan momen di mana langit berwarna jingga dengan gradasi warna pink sedikit merah bercampur lilac, sangat cantik.

Langit menoleh pada gadis itu, "Ngapain lo?"

"Lagi jualan cilok." Jawab Zahra.

Langit berdecak kesal, Gadis yang di sukainya memang rada menyebalkan. Tapi tak apa, yang namanya suka tetap suka bagaimana pun keadaannya.

Selesai melakukan kegiatan memotret awan. Zahra mengajak Langit untuk berfoto bersama, "Mau foto bareng gak Ngit?" Tentu saja Langit tidak akan menolak tawaran itu.

"Bentar gue ngambil aksesoris dulu." Ucap Langit berlari keluar menuju kamarnya sendiri.

Beberapa menit kemudian, Langit kembali dengan sepasang jaket couple berwarna army dan dua kacamata hitam.

Melihat hal itu, Zahra tidak ingin kalah. Ia ikut mengambil dua kacamata beningnya.

Foto pertama, keduanya hanya mengenakan kacamata bening milik Zahra dengan rambut gadis itu yang masih di cepol. Saat detik detik terakhir timernya Langit mengubah posisi menggigit kepala Zahra.

Foto kedua, Mereka mengenakan jaket yang di bawa Langit tak lupa kacamata hitam yang sudah bertengger dimata mereka.

"Anjir foto pertama apaan banget Ngit. Gue udah usaha banget senyum manis, tapi lo malah ngadi-ngadi gayanya." Protes Zahra.

Perjodohan Berjamaah [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang