24. MENYERAH ✓

8.1K 486 3
                                    

Note: silahkan vote dan komen untuk menghargai karya saya.

...

Sejak kejadian pelabrakan di restoran, sekarang Zahra benar-benar tidak peduli dengan Gilang. Dia menyerah menghadapi sikap lelaki itu.

Sudah beberapa kali Gilang berkunjung ke sana hanya untuk menemuinya dan ingin menjelaskan semuanya.

Kalo memang ada ingin di jelaskan, kenapa tidak dari awal? pikir Zahra.

Lelaki memang seperti itu. Membuat kesalahan lalu meminta maaf. Setelah di maafkan, kembali di ulangi lagi. Memuakkan!

Usaha Zahra dalam menghindari Gilang tidak tanggung-tanggung. Ia menutup semua akses yang berpotensi menggagalkan rencana moveonnya. Contoh kecilnya, Zahra memblok semua akun sosial media milik Gilang.

Angkasa telah menasihatinya untuk menyelesaikan permasalahannya dengan Gilang. Namun selalu di tolak karena dia belum siap pertahanannya goyah karena lelaki itu.

Zahra sedikit lemah jika melihat wajah memelas kekasihnya. Hal itu dia jadikan alasan terkuat agar tidak bertemu dengan Gilang terlebih dahulu.

Sekarang ini, Zahra sedang asik menonton film kartun kesayangannya. Zahra sangat serius dengan acara menontonnya sampai tidak menyadari es krim yang dia letakkan pada meja sudah mencair.

Zahra melirik sebentar es krimnya. Melihat es krim itu telah mencair, ia hanya acuh dan melanjutkan menonton tv yang menampilkan tokoh kartu yang familiar. Iyalah familiar, bagaimana tidak? Film yang Zahra tonton itu Spongebob.

Alya yang baru saja bangun dari tidur siangnya segera duduk di samping temannya.

"Asik banget lo." Tegur Alya.

Zahra menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari tv "Diem lo, jangan rusuh."

Alya mencibir, "Dih, berasa tuan rumah lo di sini?"

"Iyalah." Jawab Zahra.

"Gue sih malu ya kalo ngaku-ngaku kayak gini." Cibir Alya.

"Ngapain malu, orang gue pakai baju." Kata Zahra. "Andini mana dah?" Tanya Zahra.

"Tadi sih lagi keluar. Katanya pingin ngantarin makan siang buat Elang di kantor." Ucap Alya merebahkan dirinya di sofa panjang yang dia duduki.

Zahra menaikkan satu alisnya, "Lo sendiri?"

"Gue capek. Pingin rebahan aja, Angkasa bisa beli makan sendiri kok." Jelas Alya.

Zahra terkekeh pelan, "Bini durhaka lo Al."

"Enak aja lo. Ini permintaan dia sendiri tau. Dia gak mau kalo gue kecapean." Kata Alya membela diri.

"Bilang mager apa susahnya dongo! mesti mutar-mutar gitu." Maki Zahra.

"Soalnya gue bukan orang pemalas." Jawab Alya

"Gak sadar diri lo." Cibir Zahra.

Alya tersenyum, "Aku anggap itu pujian,"

Zahra bergidik ngeri, "Jauh-jauh deh lo, stresnya kambuh Al?"

"Laknat sia!" Balas Alya. "Gilang apa kabar tuh?" Tanya Alya kembali menggoda temannya.

"Mati, mungkin." Jawab Zahra.

"Dih, nanti pas mati beneran malah nangis kejer lo." Ledek Alya.

Tolong jauhkan dia dengan makhluk seperti Alya.

Zahra mendelik kesal, "Sembarangan aja lo!"

"Lo mau gue kasih saran gak?" Kata Alya

Perjodohan Berjamaah [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang