28. SETAN

12.9K 451 10
                                    

.
.
.
Happy reading!!!
.
.
.

_________________________

Hari minggu merupakan hari yang di tunggu oleh semua orang. Terutama Angkasa. Lelaki ini berencana untuk bermanja ria dengan istrinya, Alya.

Seperti sekarang, ia sedang berbaring di atas tubuh istrinya. Tidak sepenuhnya menindih. Ia menahan badannya agar tidak menggencet perut Alya. Bisa gepeng bayi mereka jika di gencet oleh badan kingkong milik Angkasa.

"Minggir ah mas, berat." Protes Alya.

Angkasa merengek, "Gak mau."

Alya mendengus sebal. Sikap manja Angkasa selalu saja membuat ia jengkel. "Mas aku laper."

Angkasa mengelus perut Alya, "Baby makannya nanti dulu ya. Papa belum mau makan."

"Mana bisa gitu!" Ucap Alya kesal mendengar perkataan Angkasa. Mana ada calon ayah yang sikapnya seperti Angkasa, pikirnya. "Anaknya kelaperan bukannya di kasih makan malah di suruh nunggu!" Lanjutnya sambil memukul bahu lebar milik Angkasa.

Angkasa tersenyum pepsodent, nyengir. "Hehe, baby mau makan apa sayang?"

"Mau makan soto padang"

"Soto padang?" Tanya Angkasa

"Iyap. Aku liat di hp tadi, kayaknya enak." Ucap Alya.

"Makanan lain aja ya yang" Bujuk Angkasa.

Alya memandang suaminya dengan tatapan menyelidik, "Kamu gak mau beliin aku ya?"

Angkasa gelagapan, "E-enggak yang bukan gitu lho. Tapi aku lagi malas keluar, kita pesan aja ya?"

"Dih, aku pengen makan langsung di tempatnya." Ucap Alya.

"Yaudah deh kamu siap siap sana, aku panasin mobil dulu." Perintah Angkasa.

Alya mengedikan bahu acuh, "Gak usah ganti baju deh, kita cuma mau ke rumah makan soto padang bukan dinner di restoran"

Angkasa tidak protes. Biarkan saja istri cantiknya melakukan hal yang dia mau. Selama tidak berbahaya untuk janin dan ibu, Angkasa tidak akan melarang.

Keduanya menuruni anak tangga. Mereka melihat Langit dan Zahra seperti sedang di sidang oleh Bunda. Kenapa mereka?, batin Alya dan Angkasa bertanya tanya.

Mereka berjalan ke sana. "Ada apa Yah?" Tanya Angkasa.

"Ini adik kamu dan Zahra melakukan hal yang tidak tidak di rumah saat kita semua sedang tidak berada di sini" Ucap Ayah.

"Ayah jangan fitnah gitu dong!" Protes Zahra.

"Lho? Terus tanda merah di leher kamu itu bekas apa? Di gigit serangga gitu?" Sarkas Ayah.

Langit membuka suara, "Udah sih Ra, gak papa. Ngaku aja sama semua orang. Toh kita emang ngelakuin itu."

Mendengar ucapan Langit yang seenaknya, Zahra menjambak lelaki itu.

"Arghh! Sakit sakit lepasin woy" Ucap Langit, memegang tangan Zahra yang berada di rambutnya.

Entah kenapa perempuan ini sangat suka menjambak dirinya, pikir Langit.

"Nak Zahra lepasin dulu ya rambut anak Bunda. Kasian lho Langit, emang kamu mau kalo punya calon suami yang jelek karna botak?" Ucap Bunda.

Zahra mengalah, dia melepas kasar cengkramannya pada rambut Langit.

"Nikahin aja Yah, Bun." Saran Alya.

Zahra memberikan tatapan peringatan kepada temannya, "Jangan ngadi ngadi lo Al!"

Perjodohan Berjamaah [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang