20. REMBULAN ✓

11.7K 461 9
                                    

Note: bagi pembaca baru silahkan vote dan komen untuk menghargai karyaku

...

Para pengantin baru terpaksa menunda acara honeymoon-nya. Di karena 'kan keadaan Alya dan Andini sedang hamil muda membuat aktivitas yang mereka lakukan terbatas.

Semalam Zahra ikut menginap di rumah Angkasa dan saudaranya. Ia tentunya tidur di kamar tamu. Sedangkan orang tuanya dan orang tua sahabatnya pulang ke rumah masing-masing. Sebenarnya Zahra tidak ingin menginap, namun karna rengekan Andini dengan alibi sedang mengidam membuatnya terpaksa untuk bermalam di sana.

Ia hanya bisa menghela nafas kasar saat mendapat ancaman dari si bapak janin, Elang. Lelaki itu berkata akan memintai Zahra pertanggung jawaban apabila calon anaknya ileran.

Zahra segera bangun dari tidurnya. Berjalan ke arah kamar mandi untuk menggosok gigi dan cuci muka. Sekarang ia sedang malas mandi. Setelah itu, ia berjalan keluar kamar menuruni anak tangga.

🐣🐣🐣

Pagi ini, semua anggota keluarga Jareda sudah duduk di meja makan. Mereka belum memulai sarapannya karna menunggu satu orang yang belum muncul batang hidung.

Sudah lama menunggu, akhirnya Alya membuka suara, "Bangunin tuh anak gih."

"Bisa bisanya Zahra ngebo di rumah orang." Cibir Andini.

"Coba lo bangunin tuh anak Ngit. Gedor aja pintu kamarnya kalo dikunci dari dalam." Ucap Alya.

"Kalian sabar dulu ya, bentar lagi pasti Zahra bangun kok." Kata Bunda.

Untung bundanya Angkasa, Elang, dan Langit, baik. Coba kalo dia tipe mertua yang nyinyir, udah pengang kuping Zahra.

"Udah bund, biar Langit bangunin Zahra aja." Kata Andini.

"Sana Ngit, buruan!" Perintah Alya.

Untung bininya abang gue, lo. - batin Langit.

Langit mendengus kasar. Saat ingin beranjak dari tempat duduknya, muncullah Zahra, dia sedang berjalan gontai menuruni anak tangga.

"Wah tuan putri sudah bangun." Sindir Langit saat Zahra duduk pada kursi kosong di sampingnya.

"Diem lo!"

"Gimana Ra tidurnya, enak? nyaman? nyenyak?" Tanya Alya dengan nada menyindir.

Zahra menjawab seadanya karena masih mengantuk, "Nyenyak."

Andini berdecak kesal, "Ck, jangan di biasain dongo. Apalagi kalo telat bangunnya di rumah orang."

"Rumah orang adalah rumah kita juga, karna kita adalah orang."
Ucapan Zahra membuat Alya yang sedang mengambilkan makanan untuk Angkasa menjatuhkan sendok, Tercengang. Sedangkan yang lain menatap tidak percaya dengan gadis yang sedang menampilkan wajah tanpa dosanya.

"Lambemu, Ra!" Ujar Andini.

Alya berkata sambil mengusap dadanya, "Nyebut gue, nyebut. Punya temen macam lo ini bawaannya pengen ngumpat mulu."

Perjodohan Berjamaah [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang