21. BERUBAH ✓

8.1K 487 5
                                    

Note: bagi pembaca baru silahkan vote dan komen untuk menghargai karyaku
...

Orang-orang yang mengantar jenazah Rembulan telah pulang setelah menyelesaikan proses pemakaman dan mengirim doa.

Langit masih enggan untuk pergi dari sana. Zahra duduk tepat di samping lelaki itu, mengelus punggungnya. "Ikhlasin Ngit. Biarin Rembulan beristirahat dengan tenang."

Langit menjawab lirih, "Gue cuma gak nyangka Ra, dia bakal ninggalin gue secepat ini."

"Ajal gak ada yang tau. Udah takdirnya Rembulan di panggil lebih dulu daripada kita semua. Tinggal tunggu kapan ajal lo aja"

Saat ucapan terakhir, Zahra sengaja memelankan suaranya. Tapi Langit tetap mendengar ucapan menyebalkan Zahra. Suasana hati Langit yang tadinya sedih terganti dengan rasa jengkel. Zahra benar-benar tidak mengerti situasi sama sekali.

"Nyebelin lo!" Ucap Langit.

"Dih, kok ngamok." Balas Zahra.

Langit beranjak dari posisi duduknya, "Bodoamat, gue mau balik. Lo pulang sendiri sana."

"Ih tunggu!" Kata Zahra, dia menyusul Langit.

Langit berhenti guna menunggu gadis itu. "Cepetan jalannya! gue tinggal beneran lo biar di gondol wewe gombel"

Zahra yang memang anaknya parnoan segera mengapit lengan Langit, "Lambemu, Ngit. Jangan asal ngomong. Nanti penghuni di sini marah."

Langit berucap santai, "Kalo penghuninya marah, gue tinggal tumbalin lo ke mereka."

Dengan cepat Zahra menyentil bibir Langit, "Cangkeman!" Langit meringis, mengusap bibirnya yang berdenyut nyeri akibat sentilan gadis itu.

"Sakit woy gila! kalo bibir sexy gue kenapa-napa, lo mau tanggung jawab?" Tanya Langit dengan tidak santai.

"Lebay lu."

Setelah mengatakan itu, Zahra segera masuk ke dalam mobil. Tidak lama kemudian, Langit pun menyusul dan mulai menjalankan mobil.

Zahra sekarang tinggal di rumah Langit. Dulu saat Andini dan Alya belum menikah, ketiganya selalu kompak untuk menginap bersama. Entah itu di rumah Zahra, rumah Andini, atau rumah Alya. Rumah mereka di pakai menginap bergantian.

Jika di tanya tentang orang tua, orang tua mereka selalu melakukan perjalanan bisnis. Mereka sering merasa kesepian di rumah. Apalagi mereka anak tunggal. Hal itu membuat ketiganya selalu melakukan aktivitas bersama.

Saat orang tua Zahra tahu anaknya tinggal di rumah mertua Andini dan Alya, mereka tidak mengambil pusing. Itu karna orang tua Angkasa, Elang, dan Langit, adalah sahabatnya. Jadi mereka tidak ragu untuk menitipkan anak gadis mereka di sana.

🐣🐣🐣

Dalam perjalanan pulang, Langit mulai membuka obrolan. "Gimana hubungan lo sama Gilang?" Langit tahu bahwa hubungan Zahra dan Gilang merenggang sejak hari pernikahan Abangnya.

"Gak tau, dia gak pernah ngabarin gue." Jawab Zahra.

"Lo udah coba ngabarin dia?" Tanya Langit.

"Udah tapi gak di balas. Huh jangan 'kan di balas, di read aja enggak." Ucap Zahra dengan raut wajah penuh kekesalan.

Perjodohan Berjamaah [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang