18. MENAHAN RINDU ✓

7.8K 443 22
                                    

Note: bagi pembaca baru silahkan vote dan komen untuk menghargai karyaku

...

Angkasa dan Elang uring-uringan di dalam kamar Langit, membuat si pemilik kamar kesal.

Langit menegur keduanya, "Lo pada bisa diem gak! rusuh banget dari tadi."

Elang berdecak kesal, "Ck! lo gak tau gimana rasanya jadi kita, mending diem aja."

"Gue emang gak ngerasain jadi kalian, tapi jangan rusuh di kamar gue dong! keluar sono lo pada!" Usir Langit.

Angkasa membuka suara, "Mending lo aja yang keluar Ngit."

"Mana bisa gitu bang, ini kan kamar gue." Ucap Langit tidak terima. Yang benar saja ia di usir dari kamarnya sendiri.

"Yaudah kalo gak mau keluar, jangan banyak protes." Kata Angkasa.

Elang meletakkan gitar yang sedari tadi bertengger di pangkuannya, "Emang harus banget bang, di pingit kayak gini?"

Angkasa mengangkat bahu acuh, "Katanya sih adat turun temurun."
Ya, mereka sedang di pingit. Di larang bertemu dengan calon istri masing-masing. Hal itu membuat keduanya gusar sampai mengacaukan kamar adiknya, Langit.

Elang merengek, "Gak tahan banget pengen ketemu dede bayi."

Langit menyerit heran, "Lah dede bayi apaan? orang anak lo aja belum brojol."

"Biarin aja, suka suka gue mau manggil apa. Orang gue bapaknya." Kata Elang.

"Bentukannya masih kayak cebong tuh, belum terbentuk jadi manusia. Sok sok an nyebut dede bayi." Cibir Langit.

Elang menatap adiknya kesal, "Iri lo? Lagian kenapa kalo gue manggil benih gue dede bayi? kok lo yang sewot."

"Ngapain gue iri sama lo."

"Karna lo belum punya anak kayak gue. Kecebong lo emang gak berkualitas sih, liat nih gue baru mantap-mantap tiga kali langsung jadi bro." Elang berkata dengan sombong.

"Enak aja lo ngatain kecebong gue gak berkualitas. Kalo mau, gue tinggal buntingin anak orang aja."

Elang bertanya, "Cewek lo udah jebol belum?"

"Pasti itu mah." Ucap Langit.

"Udah main berapa kali kalian?"

"Gak ke hitung lah." Jawab Langit.

"Berarti udah sering dong." Ucap Elang.

"Yoi"

"Lo kalo main, ngeluarinnya di mana?"

"Di dalem lah. Kalo di luar gak enak." Kata Langit.

Elang terbahak, "Itu membuktikan kecebong lo gak berkualitas. Kalo berkualitas mah udah pasti cewek lo kenyang 9 bulan kayak Andini."

Langit meradang, "Mungkin emang cewek gue yang gak subur! kecebong gue sehat anjir."

Angkasa menatap malas kedua adiknya yang tidak berakhlak. Sebenarnya dari mana asal-muasal sifat dua makhluk terkutuk ini? Ayah dan Bunda nya tipe orang yang kalem, seperti dirinya.

Perjodohan Berjamaah [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang