35. ELANG MESUM🔞

19K 501 7
                                    

Tolong komen jika ada bagian yang terdapat typo:)

.
.
.
Happy reading!!!
.
.
.


Andini berdecak kesal melihat suaminya yang rewel melebihi sang anak, "Apasih Kak? Aku capek abis ngurusin Pangeran sekarang harus ngurusin kamu. Sadar umur Kak!"

Yeah, Andini dan Elang memberi nama anak mereka, Pangeran algivano jareda.

Elang merengek, "Aku kangen. Kamu sibuk mulu sama baby-nya, aku gak di urusin. Jatah aku yang, udah hampir 3 bulan loh ini gak di kasih."

"Jatah aja terus yang ada di pikiran Kakak. Sekali kali jangan mesum bisa gak?!" Sewot Andini.

"Pokoknya aku mau nananinu sekarang. Pangeran juga udah tidur tuh." Ucap Elang.

"Gak mau. Kalo mau gituan, sama bantal guling aja sana." Jawab Andini.

Elang memberikan tatapan kesal pada Andini, "Ngapain sama bantal guling kalo aku udah punya istri."

Andini bersedekap dada, "Gak mau pokoknya!"

"Oke kalo kamu gak mau. Gampang kok, aku tinggal jajan di luar aja." Ucap Elang.

Andini menjambak rambut suaminya, "Berani Kakak jajan di luar, jangan harap bisa liat aku dan Pangeran lagi!"

Elang meringis, "Ah aduh aduh iya, tapi jangan jambak orang juga dong!" Kesalnya.

"Biarin. Tuman!" Kata Andini menatapnya sinis.

Melihat tatapan sinis istrinya, Elang segera melumat bibir yang sengaja di maju maju kan oleh Andini. Elang melumatnya bruntal. Mungkin efek karna 3 bulan tidak di beri jatah. Andini terbuai, ia membalas lumatan Elang.

Seolah mendapat lampu hijau, Elang dengan segera melucuti pakaian istrinya dan juga pakaiannya.

Elang menjatuhkan tubuh mereka pada kasur. Pangutan keduanya belum terlepas. Ciuman Elang tidak di ragukan lagi karna dari dulu dia sudah menguasai hal yang menjalur ke sex.

Elang menurunkan ciumannya pada leher Andini. Memberikan banyak tanda merah di sana, kissmark. Andini melenguh dan pasrah pada apa yang di lakukan Elang terhadap tubuhnya.

Ciuman Elang semakin turun hingga sampai pada gundukan kenyal favoritnya. Dia bermain cukup lama di sana. Menjilat, menghisap, dan mengulum puncaknya.

Elang tidak tahan lagi, segera memposisikan dirinya di antara paha istrinya yang telah siap untuk di masuki.

Bless!

Junior Elang amblas begitu saja dengan sekali hentakan kuat. Andini mendesah dan menyeritkan kening pertanda sakit yang melandanya.

"Ouh ahh... Pelan pe..ahh...lan Kak!" Desah Andini di sertai pekikan.

Elang hanya memberikan smirk kepada Andini. Elang bisa bermain pelan? Yang benar saja! Memang Elang pernah bermain pelan itu pun saat dia merenggut mahkota Andini. Setelah itu kembali pada rutinitas bercintanya yang selalu kasar tapi meninggalkan kesan nikmat. Andini mengakui itu.

"Nikmatin aja sayang." Ucap Elang mulai menggerakkan pinggulnya.

"Ah ah ah..."

"Kak ah... Elanghh... terlalu cep...ath"

Desahan Andini semakin membuat Elang bergairah. Bukannya mengurangi tempo gerakan yang dia buat, Elang malah semakin mempercepatnya.

Elang menggeram merasakan cengkraman yang di berikan Andini padanya di bawah sana.

Perjodohan Berjamaah [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang