40. NGIDAM

7.9K 421 7
                                    

Tolong komen jika ada bagian yang terdapat typo
.
.
.

Happy reading!!!

_______________________


Seharian ini Zahra di buat pusing oleh tingkah Langit. Entah kenapa suaminya itu semakin menyebalkan padahal Zahra sedang hamil.

"Sayang ayo dong ke depan rumah." Rengek Langit.

Zahra menghela nafas kasar, "Buat apa sayang? Matahari lagi panas panas nya loh ini" Ucapnya memberi pengertian.

Sebenarnya bukan hari ini saja Langit bertingkah menyebalkan. Tapi sudah ada seminggu. Bukan cuma Zahra yang pusing, tapi orang rumah juga ikut setres jika mengikuti kemauan Langit.

Langit bersedekap dada, memalingkan wajahnya. "Maunya sekarang!"

Masya Allah, tingkah gemas suaminya membuat Zahra ingin menggeplak kepala Langit.

Zahra mengalah, "Yaudah ayok!"

Langit dengan girang meraih tangan istrinya dan menariknya keluar.

🐣🐣🐣

Mereka sudah sampai di depan gerbang rumah. Langit berjongkok melihat kecebong di bawah sana. Zahra berdiri di samping suaminya.

Dia bertanya, "Mau apa Ngit?"

"Mau liat kecebong, imut ya. Kayak bayi di dalam perut kamu." Ucap Langit tersenyum polos.

Zahra melotot tak terima, calon anaknya di samakan dengan kecebong menjijikan itu.

Bugh!

Zahra meneplak keras punggung suaminya. "Heh! Anak sendiri di samain sama anak katak, gila kamu ya!" Hardik Zahra.

Langit sudah siap untuk menangis. Oh tidak! Jangan lupakan lelaki itu juga bertambah cengeng.

Zahra segera berjongkok di samping Langit. Menarik suaminya ke dalam pelukannya, mengelus lembut kepala dan punggungnya yang sempat dia geplak.

"Sttt, jangan nangis ya. Nanti kemauannya Langit bakal aku turutin deh. Udah ya sayang. Cup cup cup." Bujuk Zahra.

Langit akhirnya tenang dan kembali memandangi kecebong yang berenang bebas di bawah sana. Ew Zahra bahkan jijik melihatnya.

"Sayang." Panggil Langit.

"Kenapa?"

Langit bertanya, "Bang Kasa sama Bang Elang mana?" 

"Ada sih di dalam. Kenapa?" Ucap Zahra.

Langit menjawab dengan wajah memelas, "Aku mau di ambilin cebongnya sama mereka."

Zahra menghela nafas legah. Untungnya bukan dia yang di suruh menangkap kecebong itu. Kalo Bang Kasa dan Bang Elang mah boleh banget. HAHAHA, Zahra tertawa jahat.

Zahra segera menghubungi kedua Abang iparnya. Tak lama kemudian di angkat.

"Halo Bang, kalian ke gerbang rumah ya. Langit lagi nyariin kalian nih." Kata Zahra langsung mematikan panggilan secara sepihak.

Perjodohan Berjamaah [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang