33. LAMARAN

7.2K 439 4
                                    

Tolong komen jika ada bagian yang terdapat typo:)

.
.
.
Happy reading!!!
.
.
.

_____________________

Hari ini Langit berencana untuk melamar Zahra. Lelaki itu sejak semalam sudah merengek pada Ayah dan Bunda untuk mengosongkan jadwal kerjanya. Sang Ayah hanya bisa menghela nafas, pasrah dengan kelakuan anak bungsunya. Mengapa dadakan sekali?, Pikirnya.

2 hari yang lalu, Zahra telah kembali ke rumahnya dengan alasan ingin melakukan banyak hal tanpa di ganggu oleh Langit. Contohnya menonton para bias. Sudah lama rasanya dia tidak melakukan aktivitas rutinnya yaitu menjadi fangirl.

Andini dan Alya sempat menahannya, namun Zahra kekeh ingin pulang. Semata mata karna merindukan para idolanya. Dia tidak bebas bila menonton bias di rumah Langit karna lelaki itu selalu menganggunya dan cemburu. Seperti orang tidak waras saja cemburu dengan kpop idol, pikir Zahra.

Sekarang Langit sedang bersiap siap menuju ke rumah kekasihnya. Dengan senyuman yang tidak pernah luntur. Kedua orangtuanya hanya menggeleng kepala melihat kelakuan anaknya.

🐣🐣🐣

Di tempat lain, terlihat Gilang tengah menemani Shasa di ruang bersalin. Kontraksi sudah di rasakan Shasa sejak semalam. 13 jam berlalu, namun Shasa masih membutuhkan beberapa waktu agar sampai pada pembukaan yang sempurna untuk bersalin.

Dokter mau pun Gilang telah menyarankan untuk melakukan operasi saja. Shasa yang keras kepala tetap kekeh ingin melahirkan secara normal. Bahkan perempuan itu sempat membentak dokter yang terus saja membujuknya untuk operasi.

Setelah lama menunggu,

Dokter kembali mengecek pembukaan Shasa. "Ibu ikuti perintah saya ya, pembukaannya sudah sempurna. Tarik nafas, hembuskan secara perlahan." Shasa segera mengikuti intruksi dokter. "Dorong, bu."

Sudah lama Shasa terus mengikuti intruksi dokter, namun bayi nya tetap susah untuk keluar.

Shasa telah kehabisan tenaga. Dia tidak sanggup lagi untuk mengeluarkan anaknya.

"Kita harus segera mengambil tindak operasi pak, air ketubannya sudah hampir mengering." Ucap Dokter pada Gilang.

Gilang mengiyakan, "Lakukan tugas dokter sebaik mungkin." Dia melihat keadaan Shasa yang memang tidak memungkinkan perempuan itu melanjutkan keinginan untuk melahirkan secara normal.

Dokter segera mengambil tindak operasi guna menyelamatkan ibu dan anak itu. Setelah berhasil mengeluarkan sang bayi, suster pun membawa bayi milik Shasa agar di bersihkan. Dokter kembali melakukan tugasnya untuk menjahit bekas operasi. Selesai.

Mata Shasa terlihat sayu, kelelahan. Tidak lama kemudian matanya tertutup. Gilang pikir perempuan itu hanya kelelahan. Namun melihat suster yang panik menyadarkan Dokter yang sibuk membereskan alat bedahnya di bantu oleh suster lainnya.

Dokter kembali mengecek Shasa, "Maaf pak, istri anda tidak dapat tertolong. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin tapi Tuhan berkehendak lain". Ucapnya memandang Gilang.

Gilang terdiam sebentar, memandang Shasa sendu. "Kenapa lo tega ninggalin anak lo Sha." Gumamnya.

Gilang bukannya tidak ingin merawat anak Shasa. Bukan itu. Dia hanya kasian pada bayi yang harusnya mendapat kasih sayang seorang ibu. Tapi Shasa malah meninggal tanpa sedikit pun menyentuh anaknya.

Perjodohan Berjamaah [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang