13. DIA KEMBALI ✓

14.1K 509 1
                                    

Note: bagi pembaca baru silahkan vote dan komen untuk menghargai karyaku.

...

Alya, Andini, dan Zahra, sedang berjalan di sekitar mall tanpa ada tujuan tertentu. Lelah berkeliling, ketiganya memutuskan untuk mencari makan di salah satu restoran di sana.

Setelah memesan, mereka tinggal menunggu pesanannya tiba.

"Kita ngapain sih disini?" Tanya Andini.

Alya menjerit, "Sumpah, gabutnya kebangetan. Ke mall cuma buat keliling."

Orang orang di sana refleks menengok ke arah mereka, menatap aneh karna jeritan Alya yang tidak bisa di bilang kecil itu. Andini menutup wajahnya dengan memakai buku menu, malu. Sedangkan Zahra yang sedari tadi bermain ponsel, hanya acuh.

Mata Andini menyipit memandang seseorang yang dia kenali. Ya! ia yakin itu pasti dia.

"Al, Al," Panggilnya.

"Apaan?" Tanya Alya.

"Liat meja samping kanan lo deh."

Alya melotot, "Anjir kok dia bisa ada di sini?"

Orang yang keduanya bicarakan ternyata sadar dan menoleh ke arah mereka.

Alya dan Andini dengan cepat mengalihkan pandangan, bersamaan dengan tibanya pesanan mereka.

Zahra yang menyadari pesanannya sudah tiba, tanpa basa basi segera makan dengan lahap. Dia memang sudah kelaparan sejak tadi, karena belum makan sama sekali. Kecuali selembar roti dengan selai nanas yang sempat ia makan untuk mengganjal perut. Sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 15.20, sangat wajar jika ia makan selahap itu tanpa memedulikan sekitarnya.

Andini dan Alya makan dengan santai karena sempat makan pagi.

Setelah menghabiskan makanannya, Alya berjalan ke arah kasir untuk membayar. Lalu menghampiri kedua temannya yang sedang menunggunya di depan pintu restoran.

Mereka memutuskan untuk pulang. Namun saat Zahra hendak membuka pintu mobil di bagian belakang, ia merasa tangannya di genggam oleh seseorang. Hal tersebut membuatnya menoleh dan menemukan Gilang sedang menggenggam tangannya. Tolong jantung gue!

"Hai"

Oh bajingan! hanya dengan kata 'hai' dari sang mantan membuat benteng kokoh yang ia bangun hancur tanpa sisa.

"Apa kabar Ra?" Zahra hanya diam. Bukan tidak mau menjawab, ia hanya tidak tahu bagaimana cara merespon mantannya ini.

Gilang menatapnya sendu, "Kamu marah ya?"

Marah? boleh juga! -batin Zahra.

Zahra sebenarnya tidak berniat untuk marah tapi karna di ingatkan, yowes tak lanjut.

Zahra membuka suara, "2 tahun tanpa kabar, di gantung gitu aja. Kamu pikir siapa yang gak akan marah?"

Gilang segera meraih kedua tangannya, "Maaf Ra, bukannya gak mau kabarin kamu. Tapi di sana aku fokus untuk belajar bisnis, untuk melanjutkan perusahaan Papa ku. Kamu tau sendiri kondisi perusahaan Papa sedang buruk, bahkan terancam gulung tikar. 2 tahun ini aku pake untuk bangun kembali usaha yang Papa ku rintis dari bawah. Sebulan yang lalu, akhirnya perusahaan itu kembali normal dan aku memutuskan kembali. Untuk kamu." Jelas Gilang.

Perjodohan Berjamaah [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang