27. LANGIT🔞

24.3K 604 25
                                    

.
.
.
Happy reading
.
.
.

Langit POV

Dengar kabar kalo Zahra sudah putus dengan pacarnya tentu saja membuatku senang, senang banget malah. Tapi aku bingung mulai berjuang dari mana. Pusing banget euy.

Dua hari yang lalu, aku sudah mencoba untuk mengajaknya jalan bersama tapi dia menolak. Capek sih tapi sudah terlanjur berjuang masa nyerah. Cemen banget cuy.

Sekarang aku ingin ke kamar dia. Cuma mau ngilangin gabut sih soalnya orang rumah pada gak ada. Mereka pergi ke acara nikahan saudara sepupu dari Ayah. Aku sebenernya ingin ikut tapi karna Zahra gak ikut, aku juga malas ikutan deh.

Jadi daripada aku seperti orang bodoh yang hanya planga plongo di kamar, aku memutuskan untuk ke kamar dia.

Pas di depan kamar Zahra, aku coba membuka pintunya. Ternyata gak di kunci. Yaudah aku nyelonong masuk aja.

Aku melihat dia sedang tengkurap sambil nonton y*utube. Lagi liat mukbang ternyata.

"DOR!"

Dia gak kaget, hanya menoleh sebentar saja.

"Paansi bodoh, badan lo keliatan di kaca tuh." Ucap nya melirik malas.

Bego. Aku lupa ternyata ada cermin di depan dia. Otomatis Zahra bisa melihatku disana.

"Gabut Ra."

"Minum baygon sih susah amat." Dia menjawab malas.

Setelah itu gak ada lagi obrolan di antara kita. Hening.

Aku yang emang dasarnya lagi gak punya kerjaan langsung merebut hp yang ada di tangan Zahra. Dia ngamuk dong wkwk.

"Kurang kerjaan banget sih lo! Balikin gak!" Omelnya.

"Enggak." Ucapku enteng. Lalu naik ke atas kasurnya, mengangkat tinggi hp yang ada ditanganku.

Zahra berusaha ngambil hp nya. Posisi dia tepat di depanku. Bahkan sekarang tubuh kita saling merapat karna Zahra yang mengikis jarak di antara kami. Tangan kanannya berada di bahuku dan tangan kirinya berusaha mengambil hp miliknya.

"Ih jangan usil dong Ngit. Balikin!" Perintahnya.

Aku menjawab, "Ambil aja kalo bisa."

Akibat dorongan dari Zahra membuat keseimbanganku hilang dan berbaring telentang di kasur. Dia juga terjatuh tepat di atas tubuhku.

Zahra melotot, "Minggir lo!" Ucapnya dan disertai pukulan pelan pada dadaku.

Aku memutar bola mata malas, "Lo yang minggir bego"

Gak sadar diri emang dia tuh. Saat Zahra ingin bangkit dari atas tubuhku. Aku menahan pinggangnya, memeluk erat. Dan memasang senyum jahil.

Dia memberikan tatapan peringatan, "Lepasin gak Ngit."

Aku menggeleng, "Emoh!" Dengan senyum yang masih bertengger di wajahku.

Aku mendapat ide jahil. Ku dekatkan wajahku pada wajahnya. Tangan kananku masih melingkar pada pinggang ramping miliknya sedangkan tangan kiriku menahan tengkuk lehernya agar tidak bisa menghindar.

Aku memandangi wajahnya. Tatapanku jatuh pada bibir milik Zahra. Spontan membuat jakun ku bergerak menelan saliva sendiri. Niat awal ku yang hanya ingin menjahilinya berubah.

Aku menarik tengkuk lehernya sehingga bibir kami bertemu. Kenyal dan lembut. Itu yang aku rasakan.

Aku dapat melihat matanya terbelalak kaget mendapati bibir kami yang sedang bersilaturahmi. Dia memberontak tapi aku tetap menahan tengkuk miliknya membuat ia pasrah.

Perjodohan Berjamaah [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang