"Kalian sudah siap?" Tanya Mama.
Ketiga remaja itu hanya memasang wajah tak suka tanpa memberi jawaban sedikit pun.Mama yang merasa di abaikan beranjak pergi, "Mama sama yang lain nunggu kalian di mobil, jangan lama." Lanjutnya dengan menutup pintu kamar sang anak.
"Sial banget gue dateng ke rumah lo, Al." Omel Zahra.
Andini ikut bersuara, "Berasa pengen kabur, tapi gak tau mau kabur ke mana."
"Udahlah, percuma juga kalo kita kabur. Paling gak cukup sejam udah di temuin sama mereka, apalagi bapaknya Zahra noh yang koneksinya di mana mana." Kata Alya.
Andini menghembuskan nafas kasar, "Turun aja yuk, kasian mak bapak kita udah nunggu lama. Jangan nambah dosa, dosa kita udah banyak ke mereka." Ajak Andini, dan di setujui oleh Alya.
Zahra? dia hanya diam tidak tahu akan merespon seperti apa, tentu tidak semudah itu untuk menerima perjodohan ini. Zahra sedang memikirkan kelanjutan hubungannya dengan seseorang yang ada di masalalu. Bagaimana ini? Keduanya belum benar benar berpisah. Zahra masih terikat oleh janji yang dia buat. Mereka belum selesai. Itulah yang memberatkan Zahra untuk menerima perjodohan ini.
Alya, Andini, dan Zahra turun dan di sambut oleh orangtua masing masing.
"Kalian ngapain aja sih, lama banget Mami nunggunya." Protes Mami, Ibu dari Zahra.
"Dandan dong Mi, biar calon imam terpersona." Ujar Alya.
Zahra mencibir, "Dih."
" Kenapa lo Ra? iri? bilang bos! hahaha, papale papale papalepapalepale." Kata Alya sambil memperagakan gaya tiktok.
Mami memandang kagum dengan gerakan yang di lakukan Alya. Sangat lentur, pikirnya.
"Kapan-kapan ajarin Mami main tiktok ya, Al." Ucap Mami.
Papi Rama, ayah dari Zahra memandang malas ke arah istrinya yang serba ingin tahu. Papa Alya dan Daddy Andini menepuk bahu Rama, mengucapkan kata sabar kepada temannya.
"Beres Mi. Asal ada hadiah berupa Gucci, Prada, Comfy. Semua aman terkendali, sesuai kemauan Mami." Balas Alya.
Benar benar ciri khas anak bangsa(d).
Mami mengacungkan jempol, "Gampang itu mah, bisa di atur." Jawab Mami.
"Jangan ngajarin Mami gue sesat kayak lo." Sinis Zahra membuat Andini terbahak.
"Mi, anaknya ngeselin nih!" Adu Alya kepada Mami Zahra.
"Udah udah, berangkat sekarang aja." kata Mommy, ibu dari Andini menengahi.
"Ngh nghogey~" Balas Andini.
"Kalian mau berangkat bertiga atau sama kita?" Tanya Mama, ibu dari Alya.
"Kita bertiga aja Ma, biar aku yang nyetir." Ucap Andini, diberi anggukan setuju oleh Alya dan Zahra.
🐣🐣🐣
Di perjalanan Alya dan Andini tidak berhenti protes karna belum bisa menerima perjodohan ini, sedangkan Zahra hanya diam menatap jalan di depan. "kita masih bisa cari calon sendiri." itu kalimat yang berulang kali mereka ucapkan.
Tidak lama kemudian mereka pun sampai di depan rumah mewah. Rumah ini terkesan mewah dan elegan.
Mommy pun meneriaki Zahra, Alya, dan Andini, agar turun dari mobil. Bukannya apa, suara Mommy Andini itu sangat cempreng. Membuat kuping orang pengang.
"Mak lo malu maluin Din." Ucap Alya.
Andini menutup mukanya, "Duh mak gue kenapa gak tau tempat gitu sih teriaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan Berjamaah [PROSES REVISI]
Romansa[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] ✓BACA SELAGI PART MASIH LENGKAP ✓HANYA BEBERAPA PART YANG SAYA REVISI (FYI) [Tanda ✓: telah di revisi] judul awal: COOLBOY'S VS BADGIRL'S Cerita ini ada di akun saya yang dulu, sayangnya akun itu udah ga dipake dan...