"Ambil saja kembaliannya," ucap Jaehyun dingin lalu setengah membanting ponselnya.
Taeyong membelalakkan mata doe-nya.
Pada No. Rek xxxxxx
Ada dana masuk sebesar 480.000.000
Karena Taeyong hanya berdiam mematung ditempat, jadi Jaehyun kembali melirik remaja cantik didepannya.
"Kurang? Mau ku tambah jadi sebelas digit?" tanya Jaehyun sambil menaikkan sebelah alis. Nada bicaranya seperti antara menawarkan dan menyindir.
Taeyong mengetatkan bibir sembari mendengus. Ia ingin protes dan menghujat si direktur belagu itu, tetapi –sekali lagi— dia tidak ingin ibunya kehilangan pekerjaan. Maka Taeyong menghentakkan kakinya kesal sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruangan kekuasaan Jaehyun. Ya setidaknya hanya itu yang bisa dia lakukan untuk melampiaskan kekesalannya.
🏢🏢🏢
"Memangnya dia pikir aku akan langsung bersedia ditiduri olehnya karena dia sudah mentransfer uang segitu banyak?" Taeyong berdecih. "Aku heran dengan orang kaya jaman sekarang, banyak yang gila karena kebanyakan uang tapi kenapa tidak pernah masuk rumah sakit jiwa ya??"
Sementara diruangannya, Jaehyun tersenyum dengan tingkah laku Taeyong yang sangat kesal tetapi ditahan. Ia tahu benar pemuda itu tidak akan berani banyak berontak padanya karena ia sedang dalam posisi sangat membutuhkan. Dan ia yakin sebentar lagi Taeyong akan menyerahkan tubuhnya karena ia tidak punya pilihan lain.
Ya. Jaehyun yakin itu.
Akan tetapi baru saja ia optimis dengan bayangannya, sebuah tas duffel mendarat diatas mejanya tanpa diduga-duga. Pokoknya, begitu ia berbalik badan seraya telfonan dengan salah satu kliennya, tas besar yang biasanya dipakai orang untuk fitness atau travelling itu langsung diletakkaan didepan matanya. Bahkan Jaehyun tidak tahu kapan Taeyong masuk karena ia merasa tak mendengar suara pintu terbuka.
"Ambil saja sama tas-tasnya. Belinya juga pakai uang KEMBALIANMU." Kata Taeyong sambil menekankan kata terakhirnya. Dan kalau mau tahu, Taeyong sebenarnya tidak hanya membawa satu tas duffel, tapi juga satu buah koper dan satu buah ransel. Dan tebak apa isinya? Tentu saja uang transferan Jaehyun yang "sembilan digit" itu!
Kemudian Taeyong pergi tanpa mengatakan apapun lagi. Ia bisa saja mentransfer kembali tanpa harus repot-repot mencairkannya. Tapi Taeyong ingin memberikan sedikit 'kejutan' dan membuat Jaehyun berpikir seolah-olah dia akan berubah pikiran. But the fact is "no"! No, and never!
Apa yang dilakukan Taeyong benar-benar diluar dugaan dan bayangan akal sehat Jaehyun. Pemuda itu pergi begitu lama untuk mencairkan uang rupanya, bukannya pasrah dan menyerahkan diri pada Jaehyun. How awesome..!
🏢🏢🏢
Ponsel Taeyong berbunyi ketika ia baru saja keluar dari gedung perusahaan Jaehyun.
"Halo? Dengan Tuan Lee Taeyong?"
"Ya, saya sendiri."
"Kami dari rumah sakit Asan, ingin memberitahukan sesuatu yang serius terkait kondisi ibu Anda. Apakah anda sibuk—?"
"Apa terjadi sesuatu pada ibuku, Uisanim?" tanya Taeyong panik.
"Tidak, ini hanya soal operasi lanjutan yang harus dilakukan untuk mempercepat kesembuhan ibu anda."
🏢🏢🏢
" Seperti yang saya katakan bahwa kemungkinan ibu anda bukan menderita penyakit jantung biasa, dan setelah di diagnosis beliau mengalami penyumbatan arteri." Sang dokter kemudian menjelaskan penyebab ibu Taeyong mengalami penyakit itu dan beberapa gejala yang seharusnya sudah diperhatikan Taeyong agar ia bisa memeriksakan ibunya kerumah sakit lebih awal.
"Tapi ibuku tidak merokok, dia juga tidak terlalu suka makan makanan berkolesterol tinggi. Dan berat badannya juga masih normal," ucap Taeyong ketika sang dokter memberitahu kemungkinan penyebab ibunya mengalami penyumbatan arteri.
"Ya, kami sudah melakukan pemeriksaan dan ibu anda memang tidak tergabung dalam tiga kategori tersebut. Tetapi bisa jadi ini muncul karena faktor genetik, yang diturunkan dari keluarga ibu anda sendiri,"
Taeyong beralih menatap secarik kertas berisikan surat pernyataan persetujuan pelaksanaan operasi. Dan nafasnya tercekat pada deretan angka di paling bawah surat tersebut. Jumlah digitnya ada sembilan, dan nominalnya sama dengan jumlah uang yang di transfer Jaehyun tadi pagi; 480.000.000,-
Heol!?
🏢🏢🏢
Taeyong menelan ludahnya dalam-dalam. Ia sedang berdiri didepan pintu ruangan Jaehyun, menyiapkan diri dan kata-kata meski ia tidak tahu apakah Jaehyun ada di dalam atau tidak. Ia tidak tahu kenapa semuanya yang terjadi hari ini sangat kebetulan. Apakah Jaehyun sebenarnya sudah tahu kalau ia akan membutuhkan uang segitu banyak makanya ia berpura-pura salah kirim, bahkan mungkin Jaehyun sengaja menyuruh Taeyong jual diri karena ia tahu posisi Taeyong sangat terdesak?
Taeyong meremas jemarinya. Apa yang harus ia katakan pada Jaehyun? Ia tidak punya pilihan untuk meminjam uang sebesar itu pada orang lain kecuali Jaehyun. Lagipula, dia tidak punya apa-apa yang nilainya sama untuk digadaikan pada sebuah koperasi agar meminjamkannya uang yang nyaris setengah milyar jumlahnya!?
Tok tok tok..
Taeyong mengetuk pintu pelan. Ia membuat sedikit celah mulanya untuk melihat apakah Jaehyun sibuk dan apakah mood-nya mendukung untuk Taeyong membicarakan ini. Tetapi pria itu hanya memandangnya sebentar dan tetap fokus pada lawan bicaranya di telfon.
Jaehyun kemudian beranjak dari kursi kebesarannya. Tidak mengatakan apapun dan membiarkan Taeyong didalam ruangannya, berdiri didepan mejanya.
Taeyong melihat sekitar, uang-uang yang dibawanya beberapa jam lalu masih ada di sana, dan Jaehyun meletakkannya di sofa.
'Itu semuanya...' pikir Taeyong saat melihat ketiga benda yang ia gunakan untuk menyimpan uang transferan Jaehyun tadi pagi.
Taeyong melihat ke arah pintu, antisipasi bahwa Jaehyun tidak akan masuk tiba-tiba dan meemergoki saat Taeyong mengambil uangnya. Tidak semuanya, hanya beberapa juta saja sebagai uang cicilan awal untuk meyakinkan rumah sakit bahwa ia benar-benar mampu membayar biaya operasi tersebut. Meskipun kenyataannya tidak.
🏢🏢🏢
Jaehyun membuka pintu setelah pembicaraannya di telfon usai. "Jadi, tadi kau punya keperluan apa?"
Taeyong membuka mulutnya, tetapi masih ragu mengucapkan apa yang sudah ia persiapkan sejak tadi. Karena setelah Taeyong pikir, lebih baik bicara langsung daripada mengambil uang Jaehyun diam-diam. Sama saja dengan mencuri kan?
"Amm.. aku.. Cuma.. Cuma mau memastikan bahwa.. semua lampu diruangan ini menyala. Kata Daesung-nim semalam ada perbaikan listrik dan banyak lampu di ruangan lain yang korslet."
Jaehyun mengangguk-angguk, mencoba percaya. Ia memang tahu ada perbaikan listrik dini hari tadi tetapi tidak tahu soal lampu yang korslet, lagipula soal listrik dan mesin itu diserahkan pada kepala teknisi. Jaehyun tidak terlalu mengurus.
Selain itu menurut Jaehyun, Taeyong ini tipe submisif yang akan langsung menghindar jika menemukan orang yang kelakuannya meresahkan. Ya semacam kelakuan Jaehyun tempo hari. Jadi tidak mungkin Taeyong mau menemuinya untuk basa-basi atau sekedar urusan yang tak telalu penting.
"Kalau begitu aku permisi," Taeyong menunduk sebentar sebelum kemudian angkat kaki dari ruangan yang auranya perlahan-lahan mulai erotis. Apakah itu murni salah ruangannya? Atau salah penghuninya?
Who knows..
Jaehyun menerka-nerka arti perilaku Taeyong barusan. Kakinya kemudian bergerak untuk mengambil bill counter automatic dan membuka salah satu tas berisi uang transferannya, dimulai dari tas duffel.
🏢🏢🏢
Tbc.
08.02.2021
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT YOU SO BAD [JaeYong]
General FictionEntah kenapa Jaehyun si direktur tampan sangat "menginginkan" cleaning service bernama Taeyong yang masih 18 tahun untuk "memuaskannya". [START POSTED 21.01.27]
![I WANT YOU SO BAD [JaeYong]](https://img.wattpad.com/cover/257435318-64-k341977.jpg)