Taeyong menoleh ke kanan dan kiri, mengawasi situasi. Lalu saat dirasanya sudah aman dan tak akan ada yang memergoki, Taeyong mulai memanjangkan tangannya ke arah perhiasan itu.
Namun ketika Taeyong sudah berhasil mendapat cincin mewah itu dalam genggamannya, tiba-tiba terdengar suara seseorang dari jarak yang sangat dekat.
“Kembalikan,”
Taeyong membelalakkan mata dan menoleh pada asal suara. Dalam keadaan yang tidak siap, Taeyong harus terima kenyataan bahwa sepertinya sebentar lagi ia akan menghilangkan pekerjaan ibunya, ditambah dipermalukan.
“Kembalikan saja padanya. Bilang aku tidak tertarik untuk bekerja sama dengan tendernya meskipun dia memberiku sampel liburan keluar negeri sampai akhir hayat!..”
Taeyong menghela napas lega karena ternyata suara itu bukan hadir untuk memergokinya. Tetapi meski begitu ia juga tidak bisa lega sepenuhnya karena pria yang tadi berjalan sambil menelfon itu kini melihatnya.
Jaehyun berhenti setelah menoleh dua kali dan menemukan Taeyong berdiri didepan sebuah kubikel salah satu stafnya. Ia yang hendak masuk ke ruangannya pun urung dan lebih memilih menghampiri Taeyong.
Pemuda manis bermarga Lee itu entah kenapa langsung berbalik membelakanginya.
Taeyong menghindari kontak mata dengan Jaehyun setelah direktur divisi pemasaran itu mendatanginya.
Entah kenapa pandangan Jaehyun langsung terarah pada kedua tangan Taeyong yang disimpan ke belakang.
“Aku akan melanjutkan bekerja. Permi—”
Taeyong tidak berhasil pergi karena Jaehyun menarik sebelah lengannya dan membiarkannya tetap di tempat. Setelah itu Jaehyun maju satu langkah. Membuat Taeyong sedikit was-was karena jarak mereka jadi sangat dekat.
“Entah kenapa, semenjak kau membersihkan ruangan ini, banyak sekali staf-stafku yang kehilangan barang,”
Taeyong mengernyitkan dahi dan bertingkah seolah tak terlibat dalam pengaduan Jaehyun.
Jaehyun menggidikkan bahu. “Tapi orang secantik dirimu, mana mungkin mencuri. Iya kan?” Tanya Jaehyun memastikan. Tetapi kedua matanya justru masih mendelik ke arah dimana Taeyong menyimpan kedua tangannya. “Entahlah, mungkin hanya perasaanku saja.”
“Kalau sudah selesai menuduh, aku akan lanjut bekerja,” ujar Taeyong, bergegas menyingkir dari hadapan Jaehyun.
Taeyong tidak menyadari Jaehyun terus memperhatikan gerak-geriknya, bahkan kepalanya sampai miring demi bisa melihat apa gerangan yang berkilau didalam genggaman Taeyong.
Jaehyun lalu melihat meja kubikel didepannya. Dari catatan sticky note yang ditempel di dinding kubikel, Jaehyun tanda itu tulisan Irene. Jadi kesimpulannya meja itu adalah meja kerja Irene.
🏢🏢🏢
Jaehyun baru saja kembali dari toilet ketika staf-stafnya yang baru selesai dari makan siang menarik perhatian pada Irene. Wanita cantik itu terlihat panik sambil mencari sesuatu di meja dan kolong meja kerjanya.
“Tadi aku letakkan disini, aku hanya melepaskannya sebentar karena takut ketinggalan di toilet.” Irene menjelaskan dengan wajah pucat pasi. Ia sengaja meninggalkan cincinnya dimeja dan menyembunyikannya didalam tempat pensil karena ia sudah pernah menghilangkan cincin pemberian tunangannya –Suho— ketika ia mencuci wajah diwastafel toilet.
Melihat kericuhan itu, Jaehyun pun menghampiri Karina.
“Ada apa?”
“Cincin Irene-nim hilang, padahal dia hanya meninggalkannya sebentar,”
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT YOU SO BAD [JaeYong]
Aktuelle LiteraturEntah kenapa Jaehyun si direktur tampan sangat "menginginkan" cleaning service bernama Taeyong yang masih 18 tahun untuk "memuaskannya". [START POSTED 21.01.27]
![I WANT YOU SO BAD [JaeYong]](https://img.wattpad.com/cover/257435318-64-k341977.jpg)