🏢 Pt. 31

3.6K 324 31
                                        


Taeyong mengunyah makanannya dengan lambat. Keadaan ranjang Jaehyun yang acak-acakan membuat pipinya memerah. Rasanya memalukan jika dia mengingat bagaimana dia mengerang seperti anak kecil dan mendesahkan nama Jaehyun dengan kewalahan. Jaehyun pasti tengah menertawakannya didalam kamar mandi sana.

Taeyong menggeleng dan memutar arah kursinya yang tadi menghadap ranjang. Mencoba fokus dengan sarapannya saja.

“Pagi, sayang..” Jaehyun yang baru keluar dari kamar mandi mengecup pipi Taeyong. Meninggalkan beberapa tetes air yang jatuh dari rambutnya ke pipi lembut Taeyong, membuat Taeyong merasakan sentuhan segar di pagi hari untuk sesaat.

Ia menunduk dan menghalangi pandangannya dengan telapak tangan ketika Jaehyun melepaskan handuk di pinggangnya untuk berpakaian. Setelah menemukan pakaian formalnya untuk bekerja, Jaehyun menutup lemarinya dan memindahkan handuknya dari lantai ke atas ranjang.

“Sayang, kau mau kemana?” tanyanya ketika Taeyong beranjak dari meja makan di ruangannya.

“Aku.. harus buru-buru pergi ke kampus,”

“Kau tidak menungguku? Kita akan pergi bersama,”

Hanya dalam hitungan detik pria itu sudah rapi dengan kemeja dan celana formalnya— minus dasi dan jas yang hanya ia pegang.

“Ayo,” Jaehyun menggamit tangan mungil Taeyong setelah tidak lupa mengambil kunci mobilnya di dekat lampu tidur.

🏢🏢🏢

Jaehyun melemparkan jas dan dasinya ke jok belakang sesampainya di dalam mobil.

“Mulai hari ini aku akan mengantar-jemputmu ke kampus,” ujarnya sambil menyalakan mesin. Taeyong tidak menjawab, ia tidak tahu harus mengatakan apa.

Semalam ia terlihat yakin membuka hatinya untuk Jaehyun, dan saat ini entah kenapa ia merasa gugup berada di dekat Jaehyun.

“Sayang, bisa tolong pasangkan dasiku?” pinta Jaehyun, menoleh sebentar pada Taeyong sembari tetap fokus pada jalanan.

Taeyong terperangah dan mengambil dasi yang diletakkan Jaehyun di belakang. Ia memajukan tubuhnya agar lebih mudah memasangkannya di kerah kemeja Jaehyun tanpa membuat pria itu terganggu dengan tangannya.

Jaehyun tersenyum setelah Taeyong memenuhi permintaannya. “Terima kasih,”

Taeyong hanya mengangguk tak kentara lalu mengalihkan pandangannya ke jendela disampingnya. Perlahan Jaehyun meraih tangan mungil Taeyong untuk disatukan dengan jemarinya.

Taeyong mengalihkan tatapannya dari pemandangan luar jendela.

“Kau baik-baik saja, sayang..?” tanya pria disampingnya yang kemudian mengecup punggung telapak tangannya dan dilanjutkan dengan belaian singkat dari ibu jarinya.

Taeyong mengangguk.

“Aku sudah bilang kan kalau kau tidak perlu pergi ke kampus jika tidak bisa,” kali ini Jaehyun mengelus surai Taeyong dengan lembut. Ia takut Taeyong hanya memaksakan diri karena tidak mau dianggap lemah.

“Aku tidak apa-apa, hyung..” jawab Taeyong, kedua matanya kembali menatap keluar sebentar. “Masih sedikit nyeri sih, tapi hyung tidak perlu khawatir,”

Jaehyun menghela napas. “Baiklah. Telfon aku jika kau butuh sesuatu,”

Taeyong mengangguk dan tersenyum manis, meyakinkan Jaehyun.

“Oh ya. Nanti kalau mata kuliahnya sudah selesai, beritahu aku ya. Aku akan menjemputmu. Ada sesuatu yang ingin ku katakan,”

Taeyong mengangguk.

I WANT YOU SO BAD [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang