Jaehyun baru saja membuka laptop-nya untuk mengerjakan pekerjaan yang dikirimkan Karina lewat email, ketika tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka dan Yoona menghampirinya dengan langkah cepat-cepat.
Jaehyun meringis dan reflek menyentuh belakang kepalanya karena sang ibu memukulnya.
“Apa yang kau lakukan sehingga Menantuku Yang Cantik menangis, hah?”
Jaehyun membuka sebelah matanya yang tadi terpejam karena merasakan sakit akibat pukulan di tempurung kepalanya.
“Aku hanya melakukan kewajibanku sebagai seorang suami!” jawab Jaehyun tegas dan percaya diri.
“Tidak melukai hati isteri juga kewajiban seorang suami!” Yoona memalingkan wajahnya dan berdesis kesal. “Mommy benar-benar malu kepada ibu Taeyong. Kau seperti anak yang tidak disekolahkan,”
“Mom, aku hanya tidak mau Taeyong kenapa-napa. Wajar kan jika aku melarangnya melakukan sesuatu yang membahayakannya?” Jaehyun merasa tidak perlu memberitahu secara detil apa yang sedang menjadi permasalahan antara ia dan Taeyong, karena dengan Yoona memarahinya saja, ia sudah tahu Taeyong pasti sudah menceritakannya. “Keinginannya itu sangat beresiko, mom. Tidak hanya padanya, tapi juga bayi didalam perutnya. Apakah aku salah jika aku ingin melindungi isteri dan calon anakku sendiri?”
Yoona menghela napas berat. Ia mungkin tidak begitu mengerti posisi Taeyong karena ketika ia hamil dulu, Yunho sama sekali tidak peduli apa yang ia idamkan, malahan menyuruhnya untuk menggugurkan Jaehyun saja.
Pandangan Yoona kini berubah antara kecewa dan lelah. “Jaehyun, Taeyong itu masih 18 tahun. Dia masih sangat muda untuk diajak berumah tangga. Kau yang memutuskan untuk mempersuntingnya di usianya yang masih remaja. Harusnya kau sudah siap dengan segala resiko dan keputusan yang kau ambil. Harusnya kau yang lebih mengerti dan mengalah padanya, bukan hanya karena kau lebih tua, tapi karena kau harus menjadi pria sekaligus suami yang bertanggung jawab.”
Jaehyun menelan ludahnya dengan sedikit tercekat. Apakah dia salah jika mengharapkan Taeyong menjadi lebih cepat dewasa, agar rumah tangga mereka bisa menjadi lebih seimbang seperti pasutri pada umumnya?
“Harusnya kau merasa bersalah karena sudah merenggut masa mudanya. Apa kau tidak pernah berpikir? Harusnya saat ini Taeyong masih bisa menonton bioskop atau hangout di kafe seperti teman-teman seusianya jika saja tidak menikah denganmu. Seharusnya dia masih bebas menikmati masa mudanya dengan melakukan apa yang dia inginkan. Tapi kau membebaninya hanya karena keinginan egoismu.”
Yoona menunduk sebentar sambil menenangkan pikirannya. Jaehyun yang memiliki masalah disini, tetapi ia yang tampak kalut seolah takut Taeyong berubah pikiran dan pergi dari kehidupannya dan Jaehyun.
“Mommy pikir kau menikahinya begitu cepat hanya karena ingin mengikatnya dalam sebuah hubungan. Karena terus terang saja, mommy menyetujui Taeyong yang ingin hamil setelah kuliahnya selesai.”
Yoona menahan air mata menetes dari matanya yang berkaca-kaca. Selama ini ia menganggap bahwa Jaehyun mengerti arti sebuah pernikahan, dan tidak menyia-nyiakan ‘ikatan’ yang bahkan tak pernah dirasakan olehnya.
“Pernikahan yang bahagia itu bukan hanya tentang kau harus memiliki keturunan, Jaehyun. Tapi juga karena kedua pasangan suami isteri bisa sama-sama menghargai prinsip satu sama lain. Jika kau hanya ingin Taeyong yang menurutimu, itu berarti kau hanya menikahinya untuk memenuhi hasratmu, bukan karena kau menganggapnya sebagai pasangan hidupmu.”
🏢🏢🏢
“Taeyong... maksud Jaehyun itu baik. Kau tidak boleh berbicara seperti itu karena dia sudah jadi suamimu..”
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT YOU SO BAD [JaeYong]
Художественная прозаEntah kenapa Jaehyun si direktur tampan sangat "menginginkan" cleaning service bernama Taeyong yang masih 18 tahun untuk "memuaskannya". [START POSTED 21.01.27]
![I WANT YOU SO BAD [JaeYong]](https://img.wattpad.com/cover/257435318-64-k341977.jpg)