🏢🏢🏢
Pintu lift terbuka dan Taeyong hampir tidak sadar dari lamunannya kalau saja dia tidak melihat Jaehyun didalamnya.
Terus terang saja, sebenarnya kalau boleh jujur dari hati dan jiwa yang paling dalam dia ingin menutup kembali lift dan menunggu lift selanjutnya saja. Tapi itu mungkin akan sangat kentara dimata Jaehyun bahwa ia berusaha menghindar. Jadi mungkin lebih baik ia terlihat biasa saja.
Jaehyun baru menggeser diri setelah Taeyong melangkah masuk dan berdiri disampingnya. Taeyong sudah antisipasi bila Jaehyun tiba-tiba bertanya tentang tawaran yang diberikannya semalam, meskipun ia belum menyiapkan kata-kata untuk menolak.
Tentu saja dia harus menolak! Memangnya siapa yang mau dijadikan partner seks tanpa hubungan yang resmi? Lagipula Taeyong masih punya harga diri untuk tidak memberikan 'perawannya' hanya demi uang!
Meskipun pada kenyataannya dia memang butuh uang.
Tetapi sampai lift berhenti di lantai tujuan Taeyong, Jaehyun tak sedikitpun bersuara. Perangainya juga dingin dan biasa saja seolah tak ada yang terjadi diantara mereka sehari yang lalu.
Taeyong bahkan menghujat dalam hatinya karena bisa-bisanya Jaehyun bersikap demikian seperti tak melakukan dosa.
Taeyong meletakkan tasnya di loker. Sepertinya ia datang terlalu pagi karena belum ada satupun rekan sesama cleaning service yang terlihat diruangan itu.
Tetapi mengapa Jaehyun sudah datang? Bukankah harusnya direktur itu datangnya belakangan? Atau bisa saja sesuka hati kan? Tidak seperti cleaning service yang memang harus datang cepat untuk membersihkan kantor sebelum dipakai karyawan lain.
Taeyong mengeluarkan ponselnya yang berbunyi dari dalam saku jaketnya.
Private Number
Aku belum sarapan
Dahi Taeyong berkenyit. Otaknya bekerja keras untuk mencerna siapa yang mengirimkannya pesan setidakpenting itu. Memangnya dia ini ibu dari si pengirim pesan misterius? Memang kalau dia mengadu Taeyong akan peduli? Kenal saja tidak!!!
Tiba-tiba Taeyong teringat pada Jaehyun. Pria itu baru meminta nomornya semalam, bukan? Jadi mungkin saja yang mengirim pesan itu adalah dia. Apalagi nomornya di privat.
Sekedar memastikan, Taeyong membalas pesan tak dikenal tersebut.
-Siapa?
Namun bukannya mendapat jawaban, si pemilik nomor rahasia mengirimkan pesan lain yang tidak ada korelasinya dengan pertanyaan Taeyong.
Private Number
-Didepan ada foodtruck yang menjual bbungeoppang enak.
Bilang saja pada pemiliknya yang bernama Lee Jinki untuk membuatkan pesanan untukku.
'Sudah pasti ini dia..' pikir Taeyong.
🏢🏢🏢
Suara ketukan pada pintu membuat Jaehyun berseru untuk mempersilahkan sang pengetuk masuk.
Taeyong meletakkan kantong kertas berisi makanan permintaan Jaehyun di meja pria itu. Ia berdiri menantikan pria itu meliriknya atau bahkan mengucapkan terima kasih saja.
Namun sama seperti apa yang dialaminya di lift, perilaku Jaehyun masih dingin seolah-olah mereka tak mengenal sebelumnya.
Ya memang mereka belum saling mengenal tapi bukankah diantara mereka sudah "pernah" ada insiden yang "tak biasa"?
Taeyong diam. Jaehyun juga diam, dengan hikmat menggeluti pekerjaannya didalam layar laptop. Pria itu bahkan tidak mengusir Taeyong dengan kata-kata seperti 'jika sudah selesai kau boleh kembali bekerja' atau to the point saja 'silahkan keluar' kalau memang kehadiran Taeyong diruangannya mengganggu.
Tetapi pria itu tak bereaksi apapun sehingga membuat Taeyong bingung.
"Totalnya 48ribu,"
Jemari Jaehyun berhenti mengetik. Direktur rookie bermarga Jung itu melirik Taeyong tanpa mengangkat kepala.
"Ibumu tidak pernah memberitahu?"
Alis Taeyong sedikit berkenyit tidak mengerti. Mengapa tiba-tiba Jaehyun menyinggung ibunya.
"Apa?"
"Jika Sajangnim meminta tolong untuk dibelikan sesuatu, biaya gantinya akan ditambahkan pada gaji karyawan yang diberikan perintah,"
Itu sesuatu yang baru didengar Taeyong. Ibunya memang tidak sempat menyampaikan apapun sebelum melakukan serah-terima pekerjaan dengannya.
Jaehyun mengangkat kedua alis. Menunggu sekaligus berharap Taeyong akan bereaksi seolah dia melupakan pesan ibunya yang baru disampaikan Jaehyun.
Tetapi tanggapan Taeyong selanjutnya justru membuat kedua alis Jaehyun semakin terangkat.
"Memang apa bedanya mengganti uangnya sekarang dengan saat gajian?"
Lama Jaehyun mengecap bibirnya sebelum kemudian berkata.
"Aku tidak punya uang cash," Jaehyun tersenyum paksa dan lalu melunturkannya sebelum kembali bergelut dengan laptop didepannya.
Taeyong mengotak-ngatik ponselnya dan berkata.
"Kau bisa menggantinya lewat transfer. Selama ini ibuku menggunakan nomor rekeningku untuk sistem penggajiannya,"
Mendengus dan menipiskan bibir, Jaehyun meraih ponselnya sendiri. Tak sampai satu menit Taeyong menerima notifikasi m-banking di ponselnya.
"Ambil saja kembaliannya," ucap Jaehyun dingin lalu setengah membanting ponselnya di sisi kanan mejanya, dimana disisi itu sedikit lapang dan kosong dan hanya ada beberapa dokumen tipis saja.
Taeyong membelalakkan mata doe-nya. Wadda hell? Apanya yang kembalian?
Pada No. Rek xxxxxx
Ada dana masuk sebesar 480.000.000,-
Tbc
06.02.2021
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT YOU SO BAD [JaeYong]
Fiksi UmumEntah kenapa Jaehyun si direktur tampan sangat "menginginkan" cleaning service bernama Taeyong yang masih 18 tahun untuk "memuaskannya". [START POSTED 21.01.27]
![I WANT YOU SO BAD [JaeYong]](https://img.wattpad.com/cover/257435318-64-k341977.jpg)