🏢 Pt. 20

2.4K 341 38
                                        


Jaehyun mengedipkan matanya dengan kaku. Dahinya mengernyit secara reflek. Ia bahkan menghentikan langkahnya hanya untuk melihat sampai dimana kedua orang didepannya itu menghianatinya.

Tatapannya bertemu dengan Taeyong yang berada dalam pelukan hyung-nya. Bahkan terlihat Taeyong tak sedikitpun ingin melepaskan diri, seperti sengaja membiarkan pria lain menyentuhnya.

Memalingkan pandangan dengan malas, Jaehyun berbelok ke arah lain. Ia akan keluar dari bandara tanpa harus melewati kedua ‘penghianat’ itu.

Hyu-hyung...”

Taeyong menepuk-nepuk pundak Hansol. Tetapi karena Hansol tak kunjung melepas tubuhnya jadi Taeyong menolak dirinya sendiri.

“Jaehyun hyung... sudah keluar,”

Hansol menoleh ke kanan-kiri. “Mana?” dia mencari orang yang dimaksud Taeyong.

“Tadi kearah sana,” jawab Taeyong sambil menunjuk ke arah tenggara.

“Kenapa tidak bilang?” Hansol langsung menggamit tangan Taeyong dan mengajaknya pergi. “Aissh.. anak itu. Sudah ku bilang kalau aku menjemputnya,” desis Hansol.

🏢🏢🏢

“Karina, kumpulkan semua tugas yang ku berikan dimeja!”

Jaehyun sama sekali tidak memperdulikan dirinya yang cukup menjadi pusat perhatian oleh orang-orang sekantor. Lumrahnya, setiap atasan yang baru pulang dari luar kota akan pulang terlebih dahulu untuk mengganti baju dan meletakkan koper. Tetapi Jaehyun malah langsung kembali ke kantor begitu sampai di Seoul. Mereka tahu Jaehyun akan pulang hari ini, tapi mereka pikir Jaehyun mungkin akan perlu istirahat dan baru akan datang ke kantor esok hari.

Tentu saja Jaehyun menginginkan waktu santai untuk dirinya, tetapi ayahnya memerintahkannya untuk langsung kembali ke kantor dengan dalih Hansol masih banyak urusan di kantornya.

Semua staf bergidik kaget ketika Jaehyun membanting pintu ruangannya. Desas-desus mereka bahkan langsung tergantikan dengan suara gerak-gerik tangan yang bekerja. Sejak memasuki ruangan departemen pemasaran aura Jaehyun sangat buruk dan mereka tidak pernah melihat Jaehyun seperti ini sebelumnya.

Semarah-marahnya pria itu akan menyuruh staf jangan menemuinya dulu dan membiarkannya sendiri diruangannya untuk menenangkan diri, lalu melanjutkan membicarakan penyebab masalah tersebut di keesokannya.

Suara ketukan di pintu sama sekali tak mengalihkan Jaehyun. Ia berseru dengan lantang.

“Masuk!”

Ia membiarkan sekretarisnya masuk membawakan setumpuk berkas hasil pekerjaan stafnya. Karina meletakkan tumpukan berkas yang dibawanya dengan susah payah itu ke meja kerja Jaehyun.

Jaehyun membuka berkas-berkas tersebut satu per satu dan memeriksanya dengan cepat.

“Apa ini?!!” tanyanya sambil membanting salah satu berkas itu.

“Ha-hasil perencanaan—“

“Aku sudah memberi tugas ini selama seminggu dan kalian baru mengumpulkan semuanya sekarang!!! Apa saja yang kalian lakukan selama tiga hari, hah?!!!!” Jaehyun lalu mengambil tempat sampah dan membuang semua hasil kerja stafnya.

Karina bahkan bergidik sambil mengangkat bahu ketika Jaehyun membentaknya.

“Kalian semua tidak berguna! Keluar dari ruanganku!”

“I-iya, sajangnim.” Karina mengutipi berkas-berkas para staf yang berserakan dilantai dan ditempat sampah dengan cepat dan bergegas keluar dari ruangan Jaehyun yang sudah terasa lebih menyeramkan daripada rumah hantu.

I WANT YOU SO BAD [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang