🏢 Pt. 24

2.1K 311 29
                                        


“Kau bisa pulang dengan keadaan seperti ini, Taeyong?”  tanya Yoona. Mereka tengah berada didepan teras karena Taeyong sudah selesai bimbingan, tetapi sayangnya hujan turun hingga Yoona khawatir Taeyong tidak bisa pulang.

Tetapi mahasiswanya itu tersenyum tipis. “Tidak apa-apa, gangsanim. Aku bisa tutupi kepalaku pakai ransel,”

“Tapi halte bus agak jauh disini. Nanti kalau kau kehujanan bagaimana?” Yoona kemudian menarik napas panjang. “Gangsanim tidak mau kau absen gara-gara sakit setelah bimbingan dirumahku ya,”

“Tentu saja tidak, gangsanim,” ujar Taeyong, menanggapi kekhawatiran Yoona yang berlebihan dengan senyuman santai. “Ya sudah. Kalau begitu aku pulang ya, gangsanim. Terima kasih bimbingannya hari in—“

Eh.. Jaehyunnie!”

Yoona memanggil puteranya yang baru keluar dan hendak pulang ke hotel pribadinya. Jaehyun menghentikan langkah kakinya yang baru menuruni satu anak tangga dan menoleh.

“Kau mau keluar kan? Bisa tolong antarkan Taeyong?”

Jaehyun menatap sekitar sejenak. Tentu saja hanya gelagat, ia jelas tahu dimana rumah Taeyong dan dimana biasa Taeyong menginap. Dia sudah ‘menguntit’ selama enam tahun jadi dia tahu tempat-tempat yang sering dikunjungi Taeyong, bahkan Jaehyun juga tahu siapa-siapa saja teman Taeyong dan dimana rumah mereka. You know like— antisipasi apabila Taeyong tiba-tiba kabur dari rumah atau menghilang dan Jaehyun tahu narasumber yang harus dia datangi.

“Memangnya rumahnya dimana?”

Ah.. Taeyong, kau pulang bersama Jaehyun saja ya? Kebetulan dia juga mau pulang.  Nanti saat di perjalanan sebutkan saja alamat rumahmu. Yah?” tawar Yoona sambil menyentuh bahu Taeyong.

“Ti-tidak apa-apa, gangsanim. Aku pulang sendiri saja.. aku tidak mau merepotkan—“

“Tidak usah, Taeyong. Jaehyun mau kok mengantarmu,” Yoona lalu bertanya pada Jaehyun. “Jaehyunnie, kau tidak keberatan kan?”

Jaehyun tidak menjawab. Ia tidak mau memperlihatkan bahwa dia benar-benar ingin mengantar Taeyong pulang.

“Sudah sana, nanti Jaehyun berubah pikiran.” Ujar Yoona sambil mendorong-dorong tubuh Taeyong agar segera mengikuti Jaehyun.

Taeyong ingin menolak. Tentu saja, di tempat publik seperti kantor saja Jaehyun nekat memperkosanya, apalagi didalam mobilnya? Jaehyun mungkin bukannya mengantar pulang dan malah berhenti di semak-semak untuk melanjutkan perkosaannya yang gagal kemarin.

Tetapi Taeyong tidak tahu bagaimana cara menolak tawaran Yoona. Dosen kampusnya yang cantik ini sudah berbaik hati memberinya tumpangan bersama anaknya, walaupun ia tidak tahu betapa bejat kelakuan anaknya itu dikantor.

Jaehyun membuka sedikit pintu untuk Taeyong lalu ia melangkah memutar menuju kursi kemudi. Tentu saja ia tidak mungkin membuka pintu untuk Taeyong dengan lebar dan menutupnya juga setelah Taeyong masuk seperti Ratu Elizabeth dan bodyguard-nya. Walaupun Jaehyun sangat ingin melakukan itu bahkan sangat ingin memperlakukan Taeyong lebih dari seorang ‘ratu’.

Dengan kompulsif Taeyong masuk ke dalam mobil Jaehyun. Ia mencoba menyamankan dirinya di kendaraan mewah yang tak pernah dinaikinya itu. Tetapi ia merasa tidak nyaman bukan karena value dari mobil itu, melainkan karena memikirkan siapa pemilik mobil itu dan sosok yang akan duduk disampingnya.

Taeyong tak menunggu waktu lama sampai sang pemilik masuk dari pintu yang di sebelah kiri.

Tidak ada percakapan yang terjadi sampai mereka keluar dari pekarangan rumah Jaehyun. Taeyong meremas-remas jemarinya, apakah pikirannya benar kalau Jaehyun akan melanjutkan memperkosanya di mobil?

I WANT YOU SO BAD [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang