“Karina, ke ruanganku!”
Jaehyun memerintah dengan nada datar ketika melewati meja kerja Karina yang tepat berada disebelah pintu ruangannya. Tidak seperti biasanya karena biasanya Jaehyun akan berhenti dulu, lalu memanggil Karina, lalu masuk ke ruangannya. Begitu.
“I-iya, Sajangnim.” Karina beranjak dengan gugup dan tergesa-gesa, tatapannya sempat melirik ke arah teman-temannya yang lain. Dan arti tatapan mereka semua sama, yaitu semoga tidak dipecat.
Karina melangkah dengan hati-hati begitu memasuki ruangan Jaehyun.
“Y..Ya.. Sajangnim..?”
“Berkas yang hari ini aku suruh kumpulkan mana?” Jaehyun menadahkan tangan sambil mencari sesuatu di mejanya.
“Oh.. “Karina mengedarkan pandangan, memikirkan alasan untuk melindungi teman-temannya, karena jika satu orang saja membuat Jaehyun marah, maka mereka semua juga akan kena imbasnya. Selain itu, kalau dilihat dari aura Jaehyun hari ini, sepertinya banyak roh negatif yang mendampinginya. “..Tadi ada pemadaman karena listrik korslet, jadi staf yang lain harus mengulang pekerjaan karena datanya belum sempat di save..” Karina tersenyum lebar dengan kedua alis yang naik, berusaha berbohong senatural mungkin.
Jaehyun tidak mengatakan apapun setelahnya. Ia masih sibuk membolak-balikkan dokumen dimejanya entah mencari apa.
“Sajangnim... baik-baik saja..?” Karina bertanya dengan hati-hati. Pertanyaannya berhasil menghentikan kegiatan bingung Jaehyun.
Jaehyun menatapnya. “Memangnya ada apa denganku?”
“Oh— Tidak.. apa-apa ..”
Karina mencoba tidak terpengaruh dengan penampilan Jaehyun yang tidak bisa dibilang good-looking pagi ini; rambut seperti tidak disisir, dasi tidak terikat rapi, bahkan sepertinya juga tidak mengelap wajahnya yang basah dengan handuk.
Apa bosnya ini tidak berkaca dulu sebelum berangkat kerja? Pikir Karina.
🏢🏢🏢
Jaehyun menatap wajahnya dicermin setelah mencucinya. Ia bahkan tidak sempat mencucinya dengan sabun muka seperti biasanya karena terlambat bangun gara-gara alarm diatas nakasnya hilang.
Tidak tahu apa yang terjadi, intinya saat dia bangun Taeyong sudah tidak ada.
Itu dia. Semenjak Taeyong bekerja dikantornya kan barang-barang para staf sering hilang, bukan tidak mungkin Taeyong yang juga mengambil alarm dirumahnya.
Maka dengan kilat Jaehyun menarik tisu dan mengelap wajahnya asal, menginjak pijakan tempat sampah agar tutupnya terbuka untuk melemparkan tisu bekas pakainya ke sana meskipun tak menciptakan suara yang bisa mewakili perasaannya.
Taeyong terperanjat ketika ia menutup loker dan menemukan wajah Jaehyun dibaliknya.
Ia mengusap dadanya sambil mengucap syukur karena Tuhan tidak langsung mencabut nyawanya.
Taeyong menghentakkan kakinya kesal.
“Bisa ketuk pintu dulu kan? Walaupun kau atasan tapi ini wilayah staf kebersihan!” Taeyong mengunci lokernya yang tadi tertunda karena kaget dengan kehadiran Jaehyun.
“Urusan kita belum selesai.” Jaehyun tidak menghiraukan protesan Taeyong. Menoleh cepat, Taeyong mencebikkan bibir dengan mata menyipit.
“Urusan yang mana?”
“Urusan kita di ranja—“ Taeyong menutup mulut Jaehyun dengan telapak tangan, volume suara Jaehyun barusan lumayan keras dan Taeyong tidak mau ada cleaning service lain yang mendengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT YOU SO BAD [JaeYong]
Художественная прозаEntah kenapa Jaehyun si direktur tampan sangat "menginginkan" cleaning service bernama Taeyong yang masih 18 tahun untuk "memuaskannya". [START POSTED 21.01.27]
![I WANT YOU SO BAD [JaeYong]](https://img.wattpad.com/cover/257435318-64-k341977.jpg)