Yg sabar ya, Lucas juga manusia🎗
🏢🏢🏢
Taeyong menyibak selimut yang sudah menurun ke kakinya entah sejak kapan. Ia terbangun karena lapar, dan berpikir untuk mencari makanan diluar atau menelpon makanan cepat saji. Tapi kemudian ia berubah pikiran dan berniat untuk sekalian pulang saja.
Ia menoleh pada sang pemilik kamar hotel yang tertidur di sofa. Memang, selama beberapa hari Taeyong sakit Jaehyun membiarkannya tidur di ranjang dan Jaehyun sendiri di sofa ruang tengah. Jaehyun tidak mendiskusikan soal itu dengannya, tapi mungkin inisiatif Jaehyun sendiri yang mulai ingin menjaga jarak.
Taeyong mengamati dengan ekspresi yang sulit diartikan. Disatu sisi terharu karena pria itu telah melakukan banyak hal untuk membantunya, tetapi bayang-bayang tentang bagaimana dengan seenaknya Jaehyun nyaris memperkosanya membuatnya terluka, insiden itu menumbuhkan rasa benci yang teramat sangat pada Jaehyun.
Jadi saat ini, Taeyong bingung apakah dia harus pamit terlebih dahulu atau pergi begitu saja karena sejak awalpun dia memang tidak ingin menginjakkan kaki di singgahsana pria itu.
Sebuah denting pelan dari gadget yang berada di pangkuan pria yang tidur dengan setengah punggungnya bersandar-pada-bantal-didepan-lengan-sofa itu, membuat Taeyong teralihkan dari pikirannya. Benda persegi dengan layar 13 inch itu bergeser dengan perlahan, Taeyong yang menyadari pergerakan posisi benda itupun dengan reflek menahan meskipun dengan sedikit terlambat.
Laptop Jaehyun itu nyaris menyentuh lantai. Taeyong menghela napasnya lega dan memejamkan sejenak matanya yang tadi sempat terbelalak. Tetapi kedua alisnya kini menyernyit.
Taeyong nyaris tidak mengenali sosok yang menjadi gambar wallpaper layar laptop itu, sebelum kemudian melihat satu folder diantara barisan-icon-kecil-yang-merupakan-shortcut-menu yang diberi nama;
‘Taeyongie Childhood’.
🏢🏢🏢
Jaehyun menegakkan punggungnya dengan susah payah, mungkin karena terlalu lama tidur dengan posisi yang tidak benar. Ia sama sekali tidak berencana tidur, tetapi apa yang terjadi barusan mungkin karena matanya kelelahan akibat terlalu lama menatap layar laptop-nya.
Dahinya mengernyit dengan tubuh sedikit direnggangkan. Sudah beberapa hari ia tidur disofa sejak Taeyong ia rawat di kamar hotelnya, kecuali saat pertama kali Taeyong demam tinggi dan Jaehyun tidur diranjang yang sama sambil memeluk pemuda manis itu. Bukan karena ingin memanfaatkan kesempatan, tetapi karena saat itupun Jaehyun memang sedikit meriang dan butuh sesuatu yang lebih hangat dari alat penghangat dikamarnya.
Jaehyun menggerakkan lehernya yang terasa kaku, sebenarnya ia juga butuh dirawat karena tubuhnya belum benar-benar fit, ditambah tidur di sofa membuat otot-ototnya pegal dan beberapa bagian tubuhnya hampir remuk.
Ia melihat jam pada ponselnya karena harus membelikan makan siang untuk Taeyong dan mengingatkan Taeyong minum obat. Terdengar konyol jika sejujurnya Jaehyun tidak ingin Taeyong cepat-cepat sembuh karena ingin Taeyong lebih lama lagi bersamanya, tapi itu sama saja dengan egois dan memaksakan kehendaknya, bukan?
Maka Jaehyun beranjak meninggalkan ruang tengah menemui Taeyong di kamarnya.
🏢🏢🏢
“Aku ingin minta maaf,”
“Minta maaf kenapa?” tanya BoA, ia sudah diizinkan pulang sebenarnya tetapi Jaehyun menyuruhnya untuk tetap tinggal dirumah sakit daripada pulang dan bertemu dengan ayah Taeyong yang ‘gila’ itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT YOU SO BAD [JaeYong]
Ficción GeneralEntah kenapa Jaehyun si direktur tampan sangat "menginginkan" cleaning service bernama Taeyong yang masih 18 tahun untuk "memuaskannya". [START POSTED 21.01.27]