🏢 Pt. 36

2.2K 249 9
                                        


Jaehyun berjalan ke arah ruangannya sambil sesekali membalas sapaan stafnya yang sudah lebih dulu datang. Ini pertama kalinya ia kembali bekerja setelah seminggu menghabiskan waktu untuk berbulan madu bersama Taeyong.

“Hai, Karina.”

Ah— Selamat pagi, sajangnim!”

Karina terlalu fokus dengan pekerjaannya sampai tidak menyadari kedatangan atasannya sehingga malah Jaehyun yang menyapanya duluan. Namun itu bukan masalah bagi Jaehyun meskipun Karina merasa sudah melakukan hal yang kurang sopan menurutnya.

Karina beranjak dari meja kerjanya tak lama setelah Jaehyun masuk ke ruangan. Ia mengetuk dan membuka pintu setelah mendapat izin.

“Kebetulan sekali. Karina, ini—”

“Maaf membuat ruangan Anda berantakan, sajangnim.” Karina menunduk sesaat. “Para staf ingin mengucapkan selamat atas pernikahan sajangnim dengan mengirimkan kado tetapi mereka tidak tahu alamat rumah sajangnim. Jadi mereka semua menitipkannya padaku,” Karina lagi-lagi menunduk meminta maaf.

Ah..Tidak apa-apa..” Jaehyun masih speechless karena ia sama sekali tidak menyangka kalau orang-orang kantor akan begitu perhatian padanya.

“Dan ini.. kado dariku.. Semoga sajangnim suka..” Karina tersenyum canggung seraya menunjukkan gigi-giginya saat mengulurkan tangan, mengajukan kotak kado berukuran persegi yang hanya sebesar telapak tangan.

Jaehyun menerima kado pemberian Karina dan tersenyum tipis.

“Terima kasih, Karina. Harusnya kalian tidak perlu repot-repot, aku bahkan belum tentu bisa melakukan hal yang sama saat kalian menikah,”

“Tidak apa-apa, sajangnim. Sajangnim sudah menraktir kami pizza kemarin. Itu sudah menjadi bentuk perayaan untuk kami,” balas Karina. Jaehyun memang membelikan pizza untuk seluruh staf kantor satu hari setelah ia berhasil memperbaiki hubungannya dengan Taeyong. “Kalau begitu, aku permisi untuk kembali bekerja,”

Jaehyun mengangguk setelah mengucapkan terima kasih sekali lagi pada Karina. Ponselnya berdering ketika ia baru saja duduk di kursinya, hendak melanjutkan pekerjaannya. Nama Hansol terpampang di layar persegi miliknya.

Jaehyun menjawab sambil mengapit ponselnya diantara bahu dan telinganya, sedang tangannya memeriksa berkas-berkas yang baru diletakkan pagi ini.

“Halo, Hyung,”

“Halo, adikku. Lama tidak mendengar suaramu,” Hansol terkekeh diseberang pararel. Jaehyun hanya tersenyum.

“Ku pikir seminggu bukan waktu yang lama, aku benar kan?”

Lagi-lagi Hansol terkekeh. “Bukan waktu yang lama untuk pasangan yang baru menikah. Tapi cukup lama untuk seorang hyung yang ingin menghubungi dongsaeng-nya.”

“Oh ya?” Jaehyun sedikit mengernyit, ia menutup dokumen terakhir yang ditandatanganinya. “Apa terjadi sesuatu?”

“Nanti kita bicarakan setelah makan siang, di tempat biasa. Oh ya, ada Mark dan Johnny juga nanti,”

“Okay,”


🏢🏢🏢


Johnny menyesap soju pesanannya yang baru tiba. Hanya Jaehyun yang tidak minum karena takut dimarahi Yoona jika pulang dengan mulut bau bir dan malah menuduhnya mabuk-mabukan.

Hansol meletakkan sebuah brosur tempat honeymoon dan mendorongnya ke arah Jaehyun. Jaehyun mengernyit.

“Aku sudah memesan villa eksklusif untuk kalian berbulan madu di Maldives. Itu hadiah atas pernikahanmu dariku,”

Jaehyun meraih brosur tersebut dan menemukan dua buah tiket didalamnya.

“Wah, aku juga mau ke Maldive—”

“Kau harus menunggu semua hyung-mu menikah dulu baru bisa pergi ke sana,” Johnny menyingkirkan tangan Mark yang hendak meraih tiket ditangan Jaehyun.

“Kenapa aku harus menunggu kalian menikah? Aku bisa pergi kapanpun aku mau dengan Haechan,” tukas Mark, meneguk watermelon daiquiri miliknya lalu melanjutkan bermain game di ponselnya. “Lagipula Jaehyun hyung harusnya juga menunggu Hansol dan Johnny hyung dulu kan? Itu baru namanya adil,”

A-a.” Jaehyun mengacungkan jari telunjuknya pertanda tidak setuju. “Kita beda silsilah, Mark. Kau harus ingat itu. Jadi aku pengecualian,”

Mark memutar bola matanya. Ia mengerti yang dimaksud Jaehyun dengan beda silsilah, dan tentu saja Mark tidak pernah lupa kalau ia dan Jaehyun berasal dari ibu yang berbeda.

“Oh ya, Hyung. Terima kasih atas tiketnya, tapi ku rasa aku baru bisa menggunakannya tahun depan,”

Hansol dan Johnny mengernyit. “Kenapa?” tanya Hansol.

Jaehyun tidak bisa menahan senyum untuk melihat reaksi kedua hyung-nya. “Karena Taeyong sudah hamil,”

Seriously?” Johnny bertanya tidak percaya. “Kau sudah membuatnya hamil duluan sebelum kalian menikah?”

Hansol menatap Johnny sejenak karena ia juga turut penasaran dengan jawaban dari pertanyaan Johnny. Jarak saat ia masih berhubungan dekat dengan Taeyong dan jarak saat Taeyong dan Jaehyun menikah itu tidak terlalu jauh. Jadi tidak mungkin Taeyong langsung hamil.

Ya bukannya cemburu atau apa, tapi memang Hansol sangat ingin tahu bagaimana Jaehyun bisa membuat Taeyong hamil dalam kurun waktu pernikahan mereka yang singkat.

“Kami memang sudah pernah melakukannya, tapi hanya satu kali dan itu juga pakai pengaman. Tapi dia bisa langsung hamil karena..” Jaehyun berpikir sejenak, ia juga tidak mengerti dan bahkan waktu itu juga kaget mengetahui Taeyong tahu-tahu sudah hamil. “..karena memang sedang subur mungkin?”

Jaehyun mengedikkan bahu, lalu menyesap sodanya.

“Lalu bagaimana dengan kuliahnya?” tanya Hansol.

Jaehyun meletakkan gelas minumannya. “Bisa di urus nanti,”

I WANT YOU SO BAD [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang