🏢 Pt. 14

2.9K 376 28
                                        

“Aku banyak kerjaan yang harus diselesaikan sebelum keluar kota, jadi tolong.....suapi aku.”

Taeyong mengerjapkan matanya gugup, bahkan ia sedikit memundurkan kepalanya ketika tiba-tiba atasannya itu mendekati wajahnya dan memandangnya dengan sangat intens.

Taeyong memalingkan wajahnya gugup, pipinya memanas, sepertinya wajahnya sudah seperti tomat sekarang. Ia berdehem dan sedikit memundurkan bokongnya, memberi jarak pada duduk mereka yang hanya satu senti.

Jaehyun memberikan sumpit yang terletak diatas thinwall ke tangan Taeyong. Taeyong meneguk ludahnya. Jantungnya mulai berdetak kencang lagi, setiap perlakuan Jaehyun kepadanya semakin hari semakin menegangkan. Taeyong jadi khawatir dengan kesehatan jantungnya.

Setelah membelah sumpit pemberian Jaehyun, Taeyong membuka kotak thinwall yang menjadi wadah makanannya dan memberikan suapan pertama ke mulut pria yang mulai menekuni laptop-nya.

Sesekali Taeyong mengaduk-ngaduk makanan itu agar rasanya tercampur rata, bibirnya sedikit mengerut. Kenapa dia semakin merasa seperti isterinya Jaehyun saja?!

Taeyong memperhatikan setiap ekspresi Jaehyun saat bekerja. Dilihat dari kantong matanya, sajangnim-nya ini sebenarnya kurang tidur, tapi dia sudah datang ke kantor pagi-pagi buta untuk menyelesaikan pekerjaannya agar tepat waktu. Dahi pria itu berkerut dengan bibir menggerutu tak jelas, mungkin membaca apa yang diketiknya di layar dan menyesuaikan dengan hard-copy yang ada diatas meja.

Taeyong tersentak. Kedua matanya langsung melebar setelah sadar bahwa dia hampir saja tertidur. Ia sangat mengantuk karena baru tidur jam 2 pagi, ada banyak tugas yang belum dia kerjakan, ditambah semalam dosen mata kuliah lain juga menambah tugas baru. Jadi tugas Taeyong semakin menumpuk. Dan ia tidak tahu kalau Jaehyun menyuruhnya datang pagi-pagi seperti ini, tiba-tiba saja Jaehyun menelponnya jam 4.30. Padahal rasanya Taeyong baru saja menutup mata. Kalau tahu atasannya itu akan menyuruhnya datang jam 5 pagi, dia tidak akan bergadang untuk mengerjakan seluruh tugasnya yang sebenarnya juga bisa ditunda.

Menggelengkan kepala, Taeyong mengambil suapan yang entah sudah ke berapa, yang jelas isi thinwall ditangannya sudah hampir habis. Seperti sebelumnya, Jaehyun menoleh ke samping untuk menerima suapan Taeyong, dengan kedua mata tak bergerak dari layar laptop-nya.

Taeyong menahan mulutnya agar tidak terbuka selagi ia menguap, tentu saja ia tidak mau menguap didepan Jaehyun karena itu tidak sopan. Kedua matanya berkaca-kaca, menguap sama sekali tidak mengurangi kantuknya, malah matanya jadi semakin berat.

Jaehyun menggepalkan tangannya didepan mulut, tidak menyadari bahwa Taeyong barusan juga menguap sama seperti yang ia alami sekarang. Ia melebarkan matanya agar tetap terjaga dan tidak tertidur.

“Maaf ya menyuruhmu datang pagi-pagi buta begini,”

Engmm..”

Menoleh dua kali, Jaehyun menemukan Taeyong sudah tertidur dengan kepala bersandar di punggung sofa. Bibir peach-nya tersenyum. Ia lalu beranjak untuk mengambil jasnya yang tersampir di bahu kursi kerjanya.

Jaehyun membaringkan tubuh Taeyong yang sebelumnya tidur dengan posisi duduk, kepalanya berada diatas paha Jaehyun. Ia menatap setiap inci wajah Taeyong dengan puas. Senyumnya tidak bisa berhenti memudar melihat keindahan yang membuat wajah itu sangat sempurna. Jemarinya lalu menyentuh dahi, mata dan bulu mata, hidung, bibir, lalu menurun ke dagu Taeyong. Jaehyun mengusapkan ibu jarinya disana.

Taeyong-ku sudah dewasa.. Taeyong-ku yang cantik.. Aku menunggumu.. Hyung sudah lama menunggumu..”

Jaehyun memberi kecupan lembut diatas bibir tipis Taeyong. Tangannya yang tadi mengusap dagu pemuda cantik di pangkuannya itu lalu meraih tangan Taeyong dan mengecupnya. Jaehyun mengecupnya dua kali, di punggung telapak tangan dan jemari Taeyong.

I WANT YOU SO BAD [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang