🏢 Pt. 19

2.2K 318 36
                                        


“Jadi bulan depan, aku ingin ditraktir semua makanan favoritmu,”

Taeyong menaikkan sebelah alis. Lama ia berpikir sampai kemudian ia menepuk dahi karena mengingat sesuatu.

Ia kan sudah tidak mendapatkan gaji lagi selama lima bulan ke depan karena sudah mengambilnya untuk biaya operasi ibunya?!

“Kenapa?” tanya Hansol saat melihat bahasa tubuh Taeyong. Taeyong yang sadarpun segera menurukan telapak tangannya dari dahi dan menggeleng.

“Ti-tidak, tidak apa-apa.” Ia menjawab cepat, mencoba bersikap biasa saja. Setidaknya dia masih bisa mengharapkan tunjangan berupa uang insentif kerajinan dan absensi. Sebenarnya Taeyong juga sering mendapatkan uang tambahan dari uang tip yang diberikan para staf saat menyuruh-nyuruhnya, atau uang kembalian yang diperuntukkannya ketika membelikan mereka makan siang, tapi Taeyong yakin jumlahnya pasti tidak banyak. Apalagi Hansol terlahir dari keluarga kaya, mana mungkin mau ditraktir makanan murah?!

Hansol menghentikan langkahnya hanya untuk membaca pesan masuk di ponselnya. “Taeyong, kau duluan saja. Aku ada urusan sebentar.”

Taeyong mengangguk. Hansol yang sudah membalikkan badan menunda langkahnya.

“Oh ya. Tolong bilang pada staf lain kalau Jaehyun sudah pulang. Pastikan mereka sudah menyelesaikan pekerjaan mereka. Oke?”

Oh.. Iya, hyung.”

🏢🏢🏢

Hansol sedang mengantri di gas station, ia mencari-cari sesuatu di dalam console box dan baru ingat kalau dompetnya ia letakkan di atas kloset saat ia ke toilet setelah mereka selesai makan tadi.

Hansol bergegas menghubungi Taeyong. Dan seperti memang memiliki kontak batin, tidak perlu waktu lama sampai Hansol mendengar suara dari kontak yang dihubunginya.

“Taeyong, boleh aku minta tolong sesuatu? Dompetku sepertinya ketinggalan di toilet tempat kita makan tadi,”

“...”

“Warnanya hitam. Seingatku aku memasuki toilet yang pertama, yang ada didepan pintu,”

“...”

“Tolong ya,” Hansol memutuskan sambungan setelah Taeyong bersedia menolongnya. Ia memutar balik mobilnya untuk menjemput Taeyong agar tidak terlalu memakan waktu. Tentu saja, mana mungkin Hansol menyuruh Taeyong yang menghampirinya.

🏢🏢🏢

Taeyong memasuki toilet yang dimaksud Hansol. Kebetulan saat itu semua bilik kosong, jadi Taeyong bisa dengan leluasa membuka setiap bilik dan mencari dompet Hansol. Akan tetapi Taeyong tidak menemukannya dimanapun. Bukan hanya di toilet pertama yang ada didepan pintu, tetapi juga di tempat sampah, kolong wastafel, dan kloset di bilik lain.

Karena tidak berhasil menemukannya, Taeyong pun menghampiri Winwin yang saat itu sedang sedikit lengang.

“Winwin, apa kau atau teman-temanmu melihat dompet di toilet laki-laki?”

Oh.. punya sajangnim ya?” Winwin bertanya sambil mengambil dompet milik Hansol yang disimpan didekat kasir. “Tadi Jaemin menemukannya, dia bilang harusnya sajangnim bisa lebih berhati-hati karena identitasnya bisa saja disalahgunakan untuk hal-hal yang berbahaya jika dompetnya ditemukan oleh orang yang salah,”

Taeyong menerima dompet itu dari tangan Winwin. “Jaemin mana?”

“Keluar. Sedang makan siang bersama Jeno-nim.” Winwin tersenyum sambil menaikturunkan kedua alis, berharap Taeyong iri karena bukan hanya dia yang memiliki ‘pasangan’ orang kantoran. Tetapi Taeyong sedikit terburu-buru saat ini sehingga tidak mencerna maksud Winwin.

I WANT YOU SO BAD [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang