🏢 Pt. 25

2.2K 303 14
                                    


Jaehyun membuka pintu, bermaksud mempersilahkan Taeyong masuk. Namun pemuda manis itu nampak ragu sehingga tak sedikitpun kakinya terangkat untuk melangkah.

Jaehyun kemudian menghela napas. “Kau boleh tidur disini sampai kau bosan, aku akan pulang kerumah,” ia lalu mengambil kunci kamarnya yang masih tersangkut di lubang kunci dan memberikannya pada Taeyong. “Kau boleh pegang kuncinya kalau tidak percaya,” ucap Jaehyun lagi meyakinkan, lalu menggerakkan kepalanya ke dalam kamar hotel pribadinya.

Taeyong menipiskan bibir, kedua alisnya menukik masih mencurigai Jaehyun. Dengan rasa keraguan itu ia menerima kunci yang diberikan Jaehyun dan masuk dengan gerakan yang lambat. Benar-benar masih belum dapat mempercayai kebaikan yang diberikan Jaehyun. Hingga tanpa ia ketahui terkadang Jaehyun hampir frustasi karena tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan agar Taeyong percaya bahwa dia menyesal telah ‘melecehkan’ Taeyong.

“Kalau bajumu masih basah, pakai saja bajuku yang dilemari. Mungkin agak kebesaran, tapi setidaknya kau punya baju ganti,”

Taeyong mendengus dengan posisi tubuh membelakangi Jaehyun. Apa maksud pria 29 tahun itu mengatakan ‘agak kebesaran’? Memangnya dia pikir Taeyong anak kecil sehingga bajunya akan tampak seperti hanbok ditubuh Taeyong?

Dia ini lelaki dewasa asal Jaehyun tahu!?

“Kalau begitu aku pergi dulu, jangan lupa kunci pintunya.” Ujar Jaehyun mengingatkan. Ia kemudian pergi meninggalkan Taeyong yang sama sekali tak berniat mengucapkan apapun sebelum kepergiannya. “Oh ya, kalau lapar telfon saja resepsionis hotel, nanti bagian room service akan mengantarkannya,” imbuhnya sebelum sempat melangkah dan baru berbalik.

Jaehyun akhirnya pergi. Sementara Taeyong tiba-tiba saja membeku ditempatnya. Sama sekali tidak ingat kalau Jaehyun mengingatkannya untuk langsung mengunci pintu.

Kedua mata Taeyong berkedip dengan kaku, apa hanya perasaannya saja.. atau memang tadi Jaehyun..

..mengacak rambutnya pelan?

🏢 🏢 🏢

Taeyong mengenakan bajunya yang sudah kering. Semalam dia mencucinya sendiri dan menjemurnya didepan jendela dengan stand-hanger milik Jaehyun. Jadi pagi ini dia bisa memakainya kembali tanpa harus membawa baju Jaehyun. Nanti Jaehyun jadi besar kepala dan berhalusinasi yang tidak-tidak kalau Taeyong memakai bajunya.

Suara pintu bel yang berbunyi membuat Taeyong menoleh ke asal suara. Ia menghampiri pintu utama dan membuka pintu yang ia kunci sejak tadi malam.

Jaehyun berdiri dengan tangan kanan membawa kantong kertas berwarna cokelat. Mata Taeyong menatap ke arah itu sekejap lalu menatap pria didepannya.

“Boleh aku masuk.. ke kamarku sendiri?”

Cara Taeyong menatapnya dan membukakan pintu dengan celah yang sedikit membuat Jaehyun ingin mengingatkan kalau dia datang bukan untuk bertamu, melainkan untuk “pulang” ke tempat tinggalnya sendiri.

Taeyong mundur dengan gerakan yang sedikit gugup, lumayan salah tingkah dengan tiga kata terakhir Jaehyun.

Pria itu masih memakai bajunya yang semalam, dan rambutnya tampak lepek di beberapa helai, mungkin karena hujan yang membasahinya semalam dan dia belum merapikannya.

“Aku boleh mandi disini?” tanya Jaehyun setelah meletakkan kantong kertas yang dibawanya ke sebuah meja bundar di ruang tengah; meja yang tidak terlalu besar dengan taplak berwarna krem polos.

Entah kenapa Taeyong merasa pipinya memanas saat mendengar Jaehyun menyebut kata ‘mandi’, tapi disisi lain juga bingung karena Jaehyun harusnya tidak perlu minta izin, kamar hotel itu masih miliknya bukan?

I WANT YOU SO BAD [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang