Bersatu dan Sembunyi

1.1K 95 24
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto

Story©Cacacillya.

Happy Reading!

___________________

"Hentai! Photo -in aku dan Shika."

Shikadai menerima ponsel dari Shisui dengan wajah masam. Sedangkan Shikamaru tengah berusaha menahan tawa.

"Yang bagus ambil Photo -nya, Dai!" kata Shikamaru.

"Berisik kalian! Bergaya saja sana!" gerutu Shikadai.

Pemuda itu mulai memotret Shisui dan Shikamaru dengan asal-asalan. Walau begitu hasilnya tetap bagus.

"Tuh! Aku ambil sampai satu album," ucap Shikadai seraya menyerahkan ponsel Shisui kembali ke pemiliknya.

"Wah! Bagus juga. Ternyata kau pandai memotret, ya," kata Shisui.

"Kirim padaku photo-nya, Shi," ujar Shikamaru.

Shikadai yang melihat Shisui serta Shikamaru mengobrol berduaan hanya bisa mendengus. Rasa kesal mendadak muncul di hatinya. Hingga pemuda itu memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua. Dia pergi seorang diri ke arah lain.

Beberapa saat kemudian, Shisui menoleh ke tempat di mana Shikadai berdiri. Namun, pemuda itu sudah tidak ada.

"Kadai ke mana, Shik?" tanya Shisui heran.

"Bukannya tadi berdiri di sana?" balas Shikamaru. "Kok bisa tidak ada?"

"Pergi ke mana dia?"  gumam Shisui.

"Kita cari saja sekalian lihat-lihat," kata Shikamaru.

"Oke!"

Kedua pemuda itu segera beranjak dari sana untuk mencari Shikadai.

____________

"Gaara ....."

"Hm?"

"Kenapa melupakan seseorang itu sulit?"

Gaara menoleh ke arah Kiba yang tengah berjalan sembari melihat kamera di tangan. Ah, mereka memutuskan untuk berpisah dari Kyuubi, Itachi, Deidara serta Sasori. Jadi, sekarang hanya berdua saja.

"Kenapa menanyakan hal itu?" balas Gaara.

"Hanya ingin tahu jawabannya," sahut Kiba.

"Ada yang tak bisa kamu lupakan?" tanya Gaara.

Kiba terdiam. Pandangannya menerawang ke depan, perlahan pemuda itu tersenyum kecil.

"Mungkin."

"Makanya, jangan asal membuat keputusan. Akhirnya kau menyesal sendiri," kata Gaara.

Kiba merengut. "Terkadang keputusan yang diambil ketika perasaan tidak tenang, bisa membuat penyesalan di kemudian hari," kata pemuda itu. "Aku pikir dengan memilih pergi semua akan kembali seperti semula lagi, tapi ternyata pikiranku meleset. Sekarang aku menyesalin keputusanku yang memilih pergi dari hidupnya. "

Gaara terdiam menatap Kiba yang sekarang tengah tersenyum. Dia tahu jika senyuman itu terlihat hambar.

"Memang semua yang sudah terjadi tak patut untuk disesali. Percuma saja, tak akan mengubah atau menghasilkan apapun. Aku hanya bisa menerima akibat dari keputusan cereboh diriku," kata Kiba. Pemuda itu menoleh ke arah Gaara, lalu tersenyum. "Kamu jangan jadi sepertiku, ya. Melakukan sesuatu dengan perasaan tidak tenang, bisa membuat luka di hatimu sendiri."

Gaara tertegun. Semua perkataan dari Kiba semakin menyadarkannya jika dia sempat membuat keputusan dengan perasaan kalut. Sekarang dia paham. Semakin banyak orang yang menyadarkannya, semakin dia tahu apa yang harus ia lakukan untuk permasalahan hatinya.

CLOSER! [NSOS'Book2'] (ON) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang