Senyuman Yang Kami Rindukan

1.1K 104 24
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto

Story ©Cacacillya

Happy reading!

____________________________________

"HIDAN!"

Hidan meringis pelan kala tubuhnya tiba-tiba dipeluk dengan erat oleh Nana. Pemuda itu baru saja tersadar dari kecelakaan kecil yang menimpanya, dan Nana dengan tidak punya hati main memeluknya begitu saja.

"Na, lepas. Sakit, nih." Hidan mencoba melepaskan pelukkan Nana yang begitu erat.

"Tidak! Kau membuatku hampir mati. Sialan!"

Nana masih tidak mau melepaskan pelukkannya pada Hidan, malah semakin erat. Bahkan ia tidak memperdulikan ringisan pelan yang dikeluarkan oleh pemuda itu.

Akhirnya Hidan hanya bisa pasrah saja dalam posisi seperti ini. Ia membiarkan Nana memeluknya sampai puas.

"Kau benar-benar membuatku nyaris mati, Dan. Aku sangat takut ketika melihatmu tergeletak di jalanan dengan darah di sekitar kepala dan tanganmu," ucap Nana. Gadis itu terisak pelan. Dia memang sangat panik dan khawatir melihat kondisi Hidan beberapa puluh menit yang lalu. "Aku pikir aku akan kehilanganmu selamanya saat itu, Dan. Hiks."

Hidan menghela napasnya yang sedikit tidak beraturan karena pelukkan erat Nana. Kedua tangannya ia gerakkan berusaha untuk membalas pelukkan gadis itu.

"Aku baik-baik saja, kan?" kata Hidan mencoba menenangkan Nana yang masih terus menangis di pelukkannya.

"Kauーbenar-benar. Hiks."

Hidan mengelus punggung Nana dengan lembut, sembari terus berkata jika dia baik-baik saja.

Clik.

Pintu ruang inap Hidan terbuka. Di sana muncul anak-anak Michin Squad termasuk Neji serta Tenten. Hanya Naruto serta Itachi yang tidak ada.

Mereka terlihat terdiam di dekat pintu memperhatikan Hidan dan Nana yang masih berpelukkan. Sampai akhirnya Hidan menyadari kehadiran teman-temannya.

"Kalian." Pemuda itu melepaskan kedua tangannya dari punggung Nana, dan gadis cantik tersebut juga mulai menjauhkan diri dari Hidan.

"Ah, maaf." Nana menghapus jejak air mata di kedua matanya. Ia tersenyum pada teman-teman Hidan.

Indra menjadi orang pertama yang berjalan menghampiri ranjang inap Hidan.

"Bagaimana keadaanmu? Ada luka yang parah?" tanyanya seraya memperhatikan seluruh tubuh Hidan.

Setelah Indra, yang lain ikut menghampiri tempat Hidan berada. Hanya Neji yang masih setia di tempat semula.

"Aku rasa semua baik-baik saja," kata Hidan dengan senyuman kecil membalas pertanyaan dari Indra.

"Sungguh? Kepalamu sampai di perban begitu," ujar Indra. Raut khawatir terlihat jelas di wajahnya.

"Dokter bilang tidak ada luka serius. Hanya ada beberapa luka ringan di bagian kaki dan tangan. Awalnya Dokter mengira ada luka serius di kepala Hidan, tapi syukurlah semua baik-baik saja." Nana menjelaskan keadaan Hidan yang ia dengar dari Dokter yang menangani pemuda itu.

"Syukurlah. Aku benar-benar panik ketika mendapat kabar jika kau kecelakaan. Aku bersyukur kalau kau baik-baik saja," ucap Indra. Wajah khawatirnya berkurang.

"Iya. Aku baik-baik saja. Maaf membuat kalian semua khawatir," ucap Hidan.

"Bagaimana kronologisnya kau bisa sampai seperti ini, Dan?" tanya Shisui.

CLOSER! [NSOS'Book2'] (ON) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang