Maaf, Sayang...

4.8K 390 258
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto

Story by Human

Happy Reading^^

Untuk ask.fmnya mereka, sepertinya chap depan._. aku mau ngelarin masalah NaruSasu yang lagi marahan dulu yaa:v, pertanyaan kalian waktunya ngga tepat pas NaruSasunya lagi begini xD :v

....

Naruto menatap langit-langit kamar dalam diam. Entah apa yang terjadi pada kekasihnya hari ini. Mengapa sang kekasih mendadak marah dan kesal padanya? Setahunya, ia tidak melakukan kesalahan apapun, atau, itu hanya pemikirannya saja?

Omong-omong, Naruto belum mengganti pakaiannya sejak pulang kuliah tadi. Pemuda itu langsung berbaring di tempat tidur, diam menatap langit-langit kamar tanpa berniat mengganti pakaian atau membersihkan diri. Kejadian singkat tadi bersama sang kekasih, membuat ia malas melakukan apa pun. Termasuk membersihkan diri serta makan malam bersama keluarganya.

Ceklek(?)

"Heh, baka-nii! Apa yang sedang kau lakukan? Diam menatap langit seperti itu membuatmu terlihat seperti orang idiot," cetus sebuah suara bas seseorang.

Naruto menoleh pada suara tersebut. Alis pemuda itu terangkat saat mendapati sepupunya, Koudai Matsuoka─ berdiri di ambang pintu kamar.

"Kenapa kau di sini?" tanya Naruto tanpa mengubah posisinya sama sekali.

"Aku mengantar si Kitty yang ingin bertemu dengan Deidara," jawab Koudai seraya berjalan mendekati Naruto berada. "Wajahmu terlihat jelek. Kau sedang ada masalah, ya?" tanya pemuda itu.

"Tak ada," jawab Naruto tak acuh. Bahkan ia tidak peduli saat Koudai ikut membaringkan badan di sampingnya.

Koudai Matsuoka merupakan sepupu Naruto dari keluarga Namikaze. Lebih tepatnya anak dari adik Ayah pemuda itu yang bernama, Reinei Namikaze. Reinei menikah dengan seorang pria dari marga Matsuoka. Jadi, Koudai menggunakan marga sang Ayah, tidak ikut dengan marga yang ia sandang. Namikaze.

Koudai seumuran dengan Naruto, tapi karena Ibu Koudai merupakan adik Ayah pemuda bermata biru tersebut, jadi dia harus memanggil Naruto kakak.

"Terkadang lidah dan hati bisa berkhianat, lho. Hati ingin mengatakan apa, tapi lidah tidak bisa mengatakannya secara gamblang," celetuk Koudai. "Kau bukan pembohong yang baik," ujarnya lagi.

Naruto terkekeh sambil memukul pelan bahu sepupunya. "Otak jeniusmu harus dihilangkan sedikit, Kou."

"Aku tidak mau. Si Kitty bisa lari kalau otakku mendadak error," sahut Koudai malas. "Kau tahu, kan, kalau kucing satu itu tidak suka pada orang yang otaknya di bawah rata-rata?"

"Takut sekali kehilangan si Kitty," kata Naruto dengan nada meledek.

"Orang seperti Kitty itu jarang sekali ada. Jadi, aku harus menjaganya agar dia tetap stay in my heart," balas Koudai. "Well, bukankah kau juga sama, ya? Tidak ingin kekasihmu yang sekarang, pergi jauh darimu, dari hidupmu, dari hatimu," lanjutnya.

"Sialan!" Naruto mengumpat dengan nada main-main."Kalau soal berkata-kata, kau memang jagonya, Kou," ucapnya sambil terkekeh kecil. "Tidak heran saat SMA dulu kau menjadi ketua Teater."

Koudai mengangkat bahu, lalu menyeringai tipis. "Jadi, apa masalahmu, Kak? Mau cerita tidak?" tanyanya.

"Bukan masalah penting, lupakan saja," jawab Naruto malas.

Koudai mengangkat satu alisnya, kemudian mendengus. Mungkin untuk kali ini Naruto sedang tidak ingin bercerita. Biarlah, semoga saja masalah pemuda itu cepat selesai.

CLOSER! [NSOS'Book2'] (ON) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang