Naruto Dan Rencananya

4.3K 356 154
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto

Story by human

Happy Reading.

.....

Saat ini Naruto sedang berada di sebuah Mall Konoha─setelah sebelumnya menumpang makan sebentar di rumah Neji. Pemuda itu hanya sendirian tanpa ada satu temannya yang ikut. Sebenarnya Hidan sempat merengek ingin ikut, tapi setelah mendapat delikkan dari Naruto, pemuda berambut putih tersebut tidak jadi ikut.

Pemuda berparas rupawan itu tersenyum kala mata birunya menangkap satu sosok seorang gadis yang sangat ia kenali.

Dengan langkah sedikit cepat, Naruto berjalan mendekati keberadaan gadis tersebut yang nampaknya tidak menyadari kehadiran pemuda itu karena si gadis tengah sibuk dengan ponselnya.

Naruto merangkul pundak gadis itu dengan akrab. Nyaris mendapat pukulan di wajah. Beruntunglah si gadis tidak jadi melayangkan pukulan setelah tahu siapa yang dengan kurang ajar menyentuhnya.

"Sialan!"

Gadis itu memaki dengan mata mendelik garang. Naruto hanya bisa terkekeh saja mendengarnya. Mungkin si gadis terkejut karena tiba-tiba ada orang yang merangkulnya.

"Sedang apa di sini? Kau sendirian?" tanya Naruto saat kekehannya berhenti.

"Iya," jawab gadis itu. Tenten, sahabatnya. "Kau sendiri sedang apa di sini? Dan sendirian kah?" balas Tenten.

Naruto mengangguk singkat. "Iya, aku sendirian. Sakura mana? Tidak bersamamu?" tanya pemuda itu lagi.

"Tidak," jawab Tenten tidak niat. "Kau sedang apa di sini? Mencari sesuatu?" tanyanya.

"Iya. Aku ingin mencari cincin untuk Sasuke," sahut Naruto sambil tersenyum kecil.

"Cincin untuk Sasuke? Hadiah ulang tahun? Bukankah ulang tahun Sasuke masih cukup lama, ya?" Kening Tenten mengkerut saat mendengar ucapan sahabatnya.

"Aku berencana melangsungkan hubunganku dengan Sasuke ke jenjang yang lebih serius dari hanya sekedar berpacaran. Yaitu; pertunangan," sahut Naruto. "Kami sudah berpacaran cukup lama. Aku rasa memiliki ikatan dengannya lebih bisa membuatku tenang. Aku sudah membicarakan perihal ini pada Ayah dan Ibuku serta kedua orang tua Sasuke, dan mereka sudah menyetujui keinginanku. Kalau soal menikah, kita bisa melangsungkannya setelah perusahaan yang tengah aku garap beberapa minggu ini selesai," jelas pemuda itu.

"Kau sedang menggarap sebuah perusahaan?" ujar Tenten cukup terkejut.

"Iya. Dananya sebagian dari Ayah sebagian lagi dari hasil kerjaku menjadi model majalah juga model video clip dari beberapa artis serta aktor," kata Naruto. "Makanya akhir-akhir ini aku kuliah seharian full dalam tujuh hari. Agar aku bisa cepat diwisuda dan bisa fokus pada perusahaanku. Aku juga kadang suka membantu pekerjaan Ayah di kontor saat ada waktu senggang. Sekalian belajar, hehehe."

Tenten tersenyum mendengar perkataan Naruto. Sahabatnya yang satu ini memang memiliki pikiran yang cukup dewasa. Naruto bisa melakukan hal-hal yang tidak terduga. Walau memang pemuda itu memiliki satu sifat buruk. Yaitu; susah mengontrol emosi yang kadang datang menghampiri.

"Begitu kah? Aku mendukung apa pun yang sedang kau lakukan saat ini. Semoga berhasil, sukses dan semangat!" kata Tenten sambil tersenyum.

Naruto terkekeh geli. Dengan usil tangan pemuda itu menyentil hidung sahabatnya hingga membuat sang sahabat mengaduh sakit.

"Kau memang sahabat terbaikku, Ten," kata Naruto sambil kembali terkekeh kala melihat wajah Tenten merengut.

"Oh, ya. Tadi katanya kau mau mencari cincin untuk pertunangan kalian, kan? Nah, bagaimana jika aku menemanimu untuk mencari cincin itu? Kebetulan aku tidak ada niatan apa-apa datang ke tempat ini," kata Tenten.

CLOSER! [NSOS'Book2'] (ON) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang