selamat membaca, enjoy it!!
"galih gue tuh udah cape kerja diperusahaan lo, kerja sama loe itu cape banget, buat gue ini udah cukup, gue cuma mau resign dari perusahaan loe, gak papa gue gak dapet pesangon gak papa loe gak gaji gue bulan ini, gue cuma minta satu, gue resign, mau resign galih itu doang" naresha tak tau harus bicara seperti apa air matanya pun luruh.
Galih yang melihat naresha menangis pun hanya melihatnya dan tidak berbuat apapun, galih memilih diam dan melihatnya ia membiarkan naresha untuk menangis sepuasnya. Naresha pun menangis sejadi jadinya, ntah kenapa hari ini ia terlalu sensitif.
Galih duduk disisi dibrankar naresha dan melihat naresha yang menangis sesegukan. Galih mengulurkan tangannya dan mengusap punggung naresha perlahan.
Namun naresha malah menangis kencang, naresha pun bingung kenapa dirinya bisa menangis seperti ini, apa mungkin karena ia sudah terlalu lelah atau perasaannya saja yang mungkin terlalu sensitive.
Galih akhirnya membawa naresha kedalam pelukannya dan membiarkan naresha menangis dalam pelukannya. Sampai pada akhirnya naresha tenang dan tertidur dalam pelukan galih, galih berniat untuk membenarkan posisi tidur naresha, ia pun membaringkan kepala naresha pada bantalnya.
Namun ketika galih ingin berdiri naresha malah memeluk dirinya dengan erat, galih berusaha melepaskan pelukan tangan naresha namun pelukan naresha dipinggangnya malah semakin erat.
Galih menyerah akhirnya galih pun ikut berbaring disamping naresha dan tidur bersama naresha dibrankar rumah sakit itu.
Badan galih terasa pegal, ia lalu mengerjapkan matanya dan ia baru sadar ia tidur bersama naresha tadi malam, naresha pun masih setia memeluknya.
Galih meraba hp nya yang ada disaku celananya dan melihat sudah jam tujuh. Galih pun berusaha melepas pelukan naresha, namun naresha malah menggumam tak jelas dan mengeratkan pelukannya.
"mbak, ini ruangannya mbak naresha" ucap seseorang dari luar ruangan naresha.
Galih yang mendengar seseorang tengah mengobrol didepan ruangan naresha pun sadar, bahwa yang mengobrol itu adalah mirna teman kantornya naresha sekaligus karyawannya juga. Galih panik ia langsung membangunkan naresha namun naresha tak kunjung bangun. Pada akhirnya galih sedikit menampar pipi naresha.
Plakk..
"awwwww" teriak naresha yang langsung bangun
"boss" teriak naresha yang kaget melihat bossnya yang berada satu brankar dengannya.
Dengan cepat galih membekap mulut naresha, naresha pun menepuk nepuk tangan galih yang berada dimulutnya.
"diem jangan teriak" galih pun menjauhkan tangannya dari mulut naresha
"boss kok ada di" belum selesai naresha berbicara galih kembali membekap mulut naresha
"jangan teriak" bisik galih
"kenapa si" galih kembali menyingkirkan tangannya dari mulut naresha
"diluar ada mirna" jelas galih
"hahh" kaget naresha
"jangan teriak" peringat galih
Mirna sudah mulai membuka pintu, galih semakin panik lalu dengan cepat galih menjatuhkan dirinya kelantai dan berguling kekolong brankar naresha.
"boss" kaget naresha seketika pintu pun terbuka oleh mirna
"esa lo kenapa" panik mirna yang mendengar teriakan naresha
"hah, huahhh" naresha pun pura pura menguap dan menggeliatkan badannya
"loe kenapa"
"hah gu gue, gue gak papa kok"
"tadi gue denger lo teriak, terus manggil manggil nama boss lagi, loe kenapa" penasaran mirna
"o oh itu tadi, gu gue mimpi, ya tadi gue mimpi"
"astaga, loe sakit aja masih mimpiin boss galih sa"
"ha I iya"
"gue kaget denger lo masuk rumah sakit, sekarang gimana keadaan loe udah baikan"
"iya udah lumayan kok ini"
Sementara itu galih terjebak dikolong brankar naresha ia berbaring disana, dan mendengarkan percakapan mirna dan naresha.
"sa loe sakit apa si" tanya mirna
"hah em gue, gue kena diare"
"loe kenapa si, aneh deh"
"nggak gue gak papa kok" naresha merasa panik dan gugup
"beneran lu"
"iya gue baik baik aja kok"
Tiba tiba suara dering handphone berbunyi, dan itu adalah handphone milik galih yang tergeletak di brankar naresha. Galih yang mendengarnya pun hanya bisa pasrah.
"eh suara hp siapa tuh" tanya mirna
"hmm mmm"
Dengan cepat mirna menyibak selimut zhafira dan menemukan handphone yang berdering itu.
"hp lo, kok beda" tanya mirna
"hah,I iya, hp gue ini" naresha pun mengambil hp itu
"kok beda, abis beli baru lo ya" selidik mirna
"hmm heem baru gue beli" hp itu pun kembali berdering.
"angkat dulu gih siapa tau penting" titah mirna
"hah eh e I iya gue angkat dulu" naresha pun mengangkatnya.
"hallo" jawab naresha
"ohh iya iya, saya baik baik aja kok" jawab naresha asal
"iya baik baik aja kok, iya udah dulu ya, dahh" naresha dengan cepat mematikan telepon itu.
"siapa sa" tanya mirna
"hah bukan siapa siapa kok"
"ohh, eh tapi hp lo itu kaya familiar banget deh"
"nggak lah, mungkin karena hpnya lagi trend aja jadi kerasanya familiar gitu" elak naresha
"gitu ya, iya juga sih, eh ini gue kupasin apel ya" mirna pun mengupas apel untuk naresha
"eh gak usah mir"
"ck, udah deh gak usah gak enakan gitu, udah sini gue kupasin dulu" mirna pun kembali melanjutkan mengupas apel itu
"bentar, gue cuci dulu ya" mirna kemudian pergi menuju toilet yang ada diruangan naresha untuk mencuci apel itu.
Melihat mirna yang tengah menuju toilet, galih pun dengan cepat keluar dari kolong brankar itu.
"gimana si, bukannya disuruh pergi" kesal galih kepada naresha
"ya gimana, saya gak bisa usir gitu aja" bisik naresha
Galih hendak mengambil hpnya dan keluar dari ruangan naresha namun sayang, mirna malah keluar terlebih dahulu dari toilet. Dan dengan cepat galih pun kembali bersembunyi dikolong brankar naresha.
Terimakasih sudah membaca, memvote, dan memberi komentar di part ini dan part yang lalu :)
sampai jumpa lain waktu,
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE BOSS, HELLO HUSBAND!!! ♡SELESAI♡
Romance"boss rese gak ada otak, mati aja lu matiii" itulah salah satu umpatan yang sering dilontarkan dalam hatinya pada sang boss. Naresha seorang sekretaris juga asisten pribadi bahkan merangkap juga menjadi pembantu dan bahkan ia sering menjadi supir bo...