selamat membaca, enjoy it!!
Keesokan paginya naresha sudah bersiap untuk menuju stasiun kereta untuk pulang kekampungnya.
Galih mengabari naresha lewat whatsapp ia tak bisa mengantar naresha ke stasiun karena ada meeting penting pagi pagi, jadi galih hanya menyuruh supirnya untuk mengantar naresha ke stasiun.
Naresha akhirnya sampai dikampung halamannya, ia kini tengah berada dikamarnya sedang berbaring sejenak. Naresha mempunyai satu orang adik laki laki dan seorang kakak perempuan kini mereka tengah berkumpul dirumah orang tuanya.
Kakak naresha sudah menikah dua tahun yang lalu, kakaknya tidak tinggal lagi di kampung melainkan pindah ke kota, sedangkan adiknya yang masih kuliah pun merantau jauh dari kampung halamnnya.
Sehingga ibu dan bapak naresha hanya tinggal berdua disini. Setiap kali hari peringatan meninggalnya nenek naresha, semua keluarga diwajibkan berkumpul dirumah itu. Sesuai dengan aturan yang ibu mereka buat.
Naresha sejak kecil sudah harus mandiri dan berjuang sendiri kalo dia meninginginkan sesuatu. Dari sd saja naresha sudah bekerja membantu tetangganya atau bahkan membantu orang lain mejaga tokonya.
Dia juga sering membuat kue dengan kakaknya untuk nantinya dijual kembali ke para tetangganya. Ketika kuliah naresha pun harus berjuang membiayai kuliahnya sendiri ia bahkan harus mengirimkan uang kepada keluarganya untuk menyekolahkan adiknya.
Ibu dan bapak naresha hanyalah seorang buruh tani yang gajinya pun hanya cukup untuk makan sehari hari. Maka dari itu naresha harus berjuang keras untuk pendidikannya, biaya kuliah adiknya dan juga membantu biaya sekolah kakaknya.
Kakaknya adalah seorang dokter psikologis, kakaknya lulusan magister pskologis. Memang sebagian besar biaya kuliah kakaknya adalah hasil kerja keras kakaknya sendiri namun naresha pun sering membantu memenuhi biaya kuliah kakaknya yang lumayan mahal baginya dan keluarganya.
Naresha kerja part time setiap hari, uang yang ia hasilkan ia kumpulkan lalu ia kirimkan pada orang tuanya dikampung.
Hingga akhirnya ia lulus naresha dengan gigih mencari pekerjaan, sampai ia berjodoh dengan perusahaan galih dan menjadi karyawan tetap disana hingga ia bisa membiayai kuliah adiknya dan membantu biaya kuliah kakanya yang melanjutkan magister psikologis.
Bukan cuma itu ia juga membebaskan hutang orang tuanya kepada tetangganya dikampung serta kepada koperasi desa disampingnya. Semua itu tak lepas dari jerih payah dan kerja kerasnya selama ini.
"naresha cepat bangun makanan sudah siap" ucap ibunya
"lima menit lagi bu"
"nareshaaa" ia pun langsung bangun dan keluar dari kamarnya karena ibunya yang sudah bicara dengan nada tegas kepadanya.
"loh suami kakak kemana" tanya naresha yang tidak melihat suami kakaknya
"tadi ada panggilan darurat dari rumah sakit jadi harus pulang duluan" jawab kakaknya
"hmm, dek ambilin air putih dingin dong" titah nya pada adik laki lakinya
"itukan deket, tinggal bangun apa susahnya si" kesal adiknya
"ayo dong males nih,cepetan dek" kekeh naresha
"heuh ganggu aja deh"
"cepet cepet nih bantu ibu bawa makananya ke teras luar" ucap ibu
"lohk makannya diluar"
"iya kan biasanya diluar, ayo bawa kesana"
"dek panggilin tetangga nanti, suruh makan bareng disini" teriak ibunya kepada adik naresha
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE BOSS, HELLO HUSBAND!!! ♡SELESAI♡
Romance"boss rese gak ada otak, mati aja lu matiii" itulah salah satu umpatan yang sering dilontarkan dalam hatinya pada sang boss. Naresha seorang sekretaris juga asisten pribadi bahkan merangkap juga menjadi pembantu dan bahkan ia sering menjadi supir bo...