selamat membaca, enjoy it!!
Naresha duduk dengan kesal dimejanya sedangkan naisa beridiri dihadapannya "kamu bisa pulang sekarang, saya siapkan dulu tempat kamu" titah naresha pada naisa
"iya bu" jawab naisa yang langsung mendapat tatapan tajam naresha "panggil nama aja" titah naresha
"gak enak bu, ibu kan senior saya terus umur ibu juga lebih tua dari saya" polos naisa yang membuat naresha semakin kesal
"kalo gitu jangan panggil saya ibu"
"mbak esha" lili datang menghampiri naresha dan naisa
"panggil saya kaya dia aja" titah naresha kepada naisa
"baik mbak, kalo gitu saya pamit mbak, mari kak" naisa pamit kepada naresha dan lili
"siapa mbak" tanya lili "sekretaris pak galih" jawab naresha
"hah, maksud lu mbak dia pengganti lu mbak" kaget lili
"iya, lili"
"ahhh mbak,kok cepet banget dapet penggantinya" sedih lili
"udah deh jangan lebay lagian gue training dulu dia selama sebulan" jelas naresha
"jadi lo masih ke kantor tiap hari dong"
"iya selama sebulan, lo ngapain kesini"
"ohh ini mau nitip laporan bulanan" lili menyerahkan berkas ditangannya
"Udah selesai semua nih"
"udah dong mbak, udah ah gue mau kerja lagi dah mbak" lili pun kembali kerja ke tempatnya
Jam kerja telah selesai naresha pun membereskan mejanya, galih belum keluar dari ruangannya. Pak imam datang ke kantor galih ia pun menghampiri naresha yang sedang membereskan meja kerjanya.
"pak imam" ucap naresha, dia tahu bahwa pak imam adalah salah satu orang kepercayaan keluarga galih sejak galih kecil. Naresha tau itu semenjak ia bekerja disini, waktu itu pak imam juga bekerja disini namun ketika galih memimpin perusahaan pak imam hanya bekerja dirumah galih untuk mengurus segala kebutuhan keluarga galih sekaligus ajudan keluarganya.
"sha, den galih ada" tanya pak imam
"ada pak, pak imam masuk aja" ucapnya
"ya sudah bapak masuk dulu sha" pamit pak imam lalu ia pun masuk kedalam ruangan galih disana galih tengah membaca beberapa berkas.
"den" sapa pak imam, galih pun melihat ke arah pak imam
"ada apa pak" tanya galih karena pak imam sangat jarang datang kekantor galih kecuali ada hal mendesak, pak imam biasanya mengabari galih lewat telepon.
"bapak dalam keadaan kritis den, ibu beberapa kali pingsan" ucap pak imam
"ibu pingsan" kaget galih mengetahui ibunya pingsan
"iya den sekarang sudah sadar dan sudah membaik, ibu meminta pak imam buat jemput den galih kerumah sakit" jelas pak imam
"pak imam kembali aja ke rumah sakit, saya titip ibu, saya gak akan kesana ada banyak pekerjaan disini" ucap galih
Naresha hendak masuk ke ruangan galih untuk pamit pulang namun ia mengurungkan niatnya, ia mendengar pembicaraan pak imam dengan galih. Naresha sedikit banyaknya tahu mengenai hubungan galih dan keluarganya. delapan tahun sebagai sekretaris galih naresha cukup mengenal luar dalam sikap galih.
Ia tahu bahwa hubungan galih dengan ayahnya begitu dingin, sedangkan hubungan galih dengan ibunya tak sedingin hubungannya dengan ayahnya. Galih masih peduli bahkan sangat peduli dengan ibunya namun ia seperti tak menganggap ada sosok ayahnya. Tapi ketika ada acara besar perusahaan galih dan keluarganya tampil dengan hangat layaknya keluarga yang harmonis dan rukun.
Naresha tak mengetahui jelas kenapa galih bersikap seperti itu kepada ayahnya, namun desas desus cerita orang orang kantor bahwa dulu ayahnya bersikap terlalu tegas kepada galih, dulu ayah dan ibu galih sama sama bekerja di perusahaan ini namun ayahnya sangat amat keras kepada galih mungkin karena itu galih bersikap dingin pada ayahnya.
Handphone pak imam berbunyi, pak imam langsung mengangkatnya "hallo" jawab pak imam
"baik saya segera kesana" pak imam lalu menutup teleponnya.
"den pak imam harus segera ke rumah sakit ibu pingsan lagi" ucap pak imam membuat galih khawatir
"pak imam harap den galih bisa kerumah sakit untuk sekedar menjenguk ibu den, pak imam pamit" pak imam lalu meninggalkan ruangan galih dan pak imam berpapasan dengan naresha di depan pintu ruangan galih.
"nak esha mau masuk" tanya pak imam yang meihat naresha berdiri didepan pintu ruangan galih
"e I iya pak saya mau pamit pulang, mm pak kalo boleh tau ada masalah apa" tanya penasaran naresha
"ibu sama ayah den galih sakit dan sekarang lagi dirawat dirumah sakit sha" jawab pak imam
"ya ampun dari kapan pak"
"baru aja masuk rumah sakit tadi siang sha" jawab pak imam yang diangguki naresha
"nak esha pak imam pamit dulu"
"iya pak, hati hati dijalan" pak imam pun pergi meninggalkan naresha.
Terimakasih sudah membaca, memvote dan meninggalkan komentar.
Sampai bertemu kembali,
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE BOSS, HELLO HUSBAND!!! ♡SELESAI♡
Romansa"boss rese gak ada otak, mati aja lu matiii" itulah salah satu umpatan yang sering dilontarkan dalam hatinya pada sang boss. Naresha seorang sekretaris juga asisten pribadi bahkan merangkap juga menjadi pembantu dan bahkan ia sering menjadi supir bo...