selamat membaca, enjoy it!!
Pagi ini semua karyawan sibuk dengan acara yang akan digelar dalam waktu dekat yakni ulang tahun perusahaan yang akan dirayakan dengan pembukaan museum makanan yang galih rancang untuk perusahaanya dan sekaligus peluncuran prodak baru makanannya.
Semua karyawan kantor sibuk mengerjakan tugasnya masing masing demi acara yang meriah dan perfect. Begitu juga dengan naresha yang sibuk kesana kemari untuk mengecek segala persiapan acaranya.
Galih juga sibuk dengan pekerjaannya hari ini, ia ditemani oleh rian untuk setengah hari ini karena naresha harus mengurus acara perusahaannya nanti. Galih menghadiri beberapa rapat dengan para client nya dan meninjau pembangunan pabrik produksi makanannya.
"mbak esha, ini desain produk terbaru kita, nah ini ada beberapa opsi desain produknya mbak" ucap lili sambil memperlihatkan gambar desain produk kepada naresha
"mmm li, gini aja kalian buat satu desain yang bener bener perfect, bagus, terus nanti kasih ke gue biar nanti gue kasih ke pak galih nanti kalo ada revisi atau kekurangan gue kabarin, oke" titah naresha
"oke mbak" lili lalu pergi meninggalkan naresha
Naresha menuju ruang kerja deri "der, gimana vendor udah pada aman kan?"
"udah mbak, cuma beberapa masih tahap pembicaraan sama nego aja" ucap deri
"oke"
Ia lalu menuju ruangan mirna "mir jadwal dan undangan udah oke" tanyanya
"enam puluh persen sha, ini masih dalam proses" jawab mirna
"oke, kasih laporannya ke gue nanti"
"siap"
Naresha kembali duduk di ruang kerjanya ia kembali mengecek satu per satu data yang masuk ke emailnya. Nana menghampiri naresha yang tengah fokus dengan komputernya.
"mbak"
"apa"
"mbak, ini guess starnya mau siapa" tanya nana
"belum di pilih?"
"belum mbak"
"rekomendasinya siapa aja?" tanya naresha
"kita punya rekomendasi, henry law, sisilia shi, sama gino abraham mbak"
"alasannya milih mereka bertiga kenapa?" tanya naresha
"mm pertama mereka bertiga itu terkenal sebagai kritikus makanan restoran bintang lima mbak, kalo henry law selain sebagai kritikus makanan dia juga mempunyai darah seni dan juga dia pecinta lukisan gitu mbak, kalo shisilia shi dia itu yang lagi naek daun sekarang mbak, semua restoran pasti ngundang dia buat mengkritik makanannya, dan kalo gino abraham ini selain kritikus makanan dia juga seorang pelukis mbak, dia itu sering ngelukis dengan media lukis makanan mbak"
"media lukis makanan" ucap naresha
"iya gino abraham ini sering banget gunain media makanan buat lukisannya misalnya, apel, jambu, pir dan lainnya mbak. Dia juga kan seorang chef mbak nah dia sering banget plating makanannya secara aesthetic gitu mbak, bahkan kata orang yang sering ngelukis dia diberi julukan sebagai pelukis piring, saking gino ini jago banget kalo plating dengan mencampurkan seni di makanan gitu mbak" jelas nana
"hmmm menarik juga"
"nah jadi mau siapa nih mbak yang jadi guess star pembukaan museum nanti?"
"kayanya gino abraham pas deh, dia paling mendekati kriteria gitu, beda sama henry law tadi dia itukan hanya sebatas penikmat seni bukan seorang seniman juga nah kalo gino ini dia emang bener bener ngerti sama seni kayanya, buktinya dia juga sering ngelukis kan, jadi kayanya kita undang gino aja deh na" usul naresha
"hmm iya si mbak, kalo sisilia gimana mbak?"
"mm dia itukan cuma seorang kritikus makanan aja nih jadi kayanya gak bakal cocok untuk acara kita ini. karenakan acara kita ini konsepnya seni dan makanan makanya guess star nya juga harus ngerti sama seni dan makanan kaya gino ini tepat banget kalo di jadiin guess star kita"
"iya sih mbak, yaudah deh gue urus dulu mbak, jadi fix ya mbak kita undang gino abraham aja" ucap nana memastikan
"iya, lo buruan hubungin gino takutnya jadwalnya bentrok sama kita"
"siap mbak gue langsung hubungin sekarang" nana pun pergi meninggalkan naresha
"sha laporan undangan tamu" ucap mirna yang datang kepada naresha membawa beberapa berkas
"oke, udah semua nih"
"udah lo tinggal list aja tamu pentingnya pak galih, soalnya takut ada yang salah"
"oke, mm mir lo tolong bantuin buat anggaran pembiayaan acara ya"
"siap sha, yaudah gue balik ke ruangan lagi ya" pamit mirna yang diangguki naresha.
Jam pulang kantor tiba tapi naresha dan karyawan lain masih sibuk dengan pekerjaanya masing masing. Galih baru saja datang ke kantor, hari ini ia pergi ke berbagai tempat untuk menemui investor serta meninjau pembangunan pabrik barunya. Ia melihat naresha yang tengah sibuk menelpon sana sini. Galih yang memandangi naresha tersenyum melihat naresha yang tengah sibuk.
"pak galih" sapa naisa yang membawa dua minuman dari pantry ia lalu melihat galih tengah memerhatikan naresha sambil tersenyum.
Galih terjengat kaget dengan kehadiran naisa yang tiba tiba "ekhm kamu gak kerja" galih bicara dengan nada dinginnya yang membuat naisa sedikit takut.
"iya pak, ini saya abis ambil minum dulu buat mbak naresha sama saya" ucap naisa
"yaudah sana kerja lagi" titah galih dan naisa pun langsung pergi
"kenapa?, kok kaya ketakutan gitu" tanya naresha kepada naisa yang baru saja duduk disampingnya dengan muka yang sedikit ketakutan
"itu mbak, ada pak galih" bisik naisa
"hah, dimana?" naresha lalu mengarahkan pandangannnya kesegala tempat, galih menghampiri naresha.
"pak galih" ucap naresha yang melihat galih menghampirinya
"gimana, semua persiapannya?"
"hampir setengahnya pak"
"saya tunggu laporannya"
"iya pak" galih lalu menuju ruangannya ia duduk di kursi kebesarannya sambil menyenderkan kepalanya di kursi itu.
Terimakasih sudah membaca, memvote dan memberikan komentar dicerita ini.
Sampai jumpa lagi,
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE BOSS, HELLO HUSBAND!!! ♡SELESAI♡
Romance"boss rese gak ada otak, mati aja lu matiii" itulah salah satu umpatan yang sering dilontarkan dalam hatinya pada sang boss. Naresha seorang sekretaris juga asisten pribadi bahkan merangkap juga menjadi pembantu dan bahkan ia sering menjadi supir bo...