selamat membaca,enjoy it!!!
Naresha masih sedikit terpikirkan dengan lamaran galih kemarin, sesampainya dikantor naresha langsung mengerjakan beberapa berkas. Galih belum datang ke kantor karena hari ini ia ada meeting diluar dan naresha yang menghandle kantor.
"mbak ini jadwal boss galih" ucap naisa memberikan map jadwal galih
"iya, mm kamu tolong handle rapat sekarang ya" titah naresha
"handle rapat mbak"
"iya rapat divisi pemasaran, kamu ke ruang rapat aja mereka udah kumpul" suruh naresha
"iya mbak" naisapun pergi
Sampai sore ini galih tidak kembali ke kantornya ia masih ada jadwal diluar kantor. Jam pulang kantor sudah terlewat namun naresha dan beberapa karyawan masih sibuk dengan pekerjaannya karena ada pekerjaan yang harus selesai sekarang.
"sa tolong cek laporan kemarin ya" titah naresha pada naisa
"iya mbak"
"sa gue mau ketemu investor diluar terus nanti mau sekalian pulang, lo nanti kalo udah selesai taro aja ya laporannya dimeja pak galih" jelas naresha
"iya mbak"
"lo gak papakan ditinggal sendiri"
"gak papa mba"
"yaudah gue duluan sa" naresha pun pergi meninggalkan naisa sendirian.
Selesai menemui investor naresha langsung pulang ke apartemennya, ia sudah berganti pakaian mengenakan hodie dan celana pendeknya. Kini naresha sedang memasak didapurnya.
"hallo" naresha mengangkat teleponnya
"laporan rapat tadi siang mana" tanya galih yang menelpon naresha
"saya udah suruh naisa buat naro dimeja bapak"
"dimana?"
"dimeja bapak, dikantor"
"iya disebelah mana"
"loh emang bapak ada dimana?"
"dikantor"
"ya kalo gitu tanya aja sama naisa, masih ada kan"
"naisanya gak ada gak tau kemana, tapi tasnya si ada makanya itu saya nelpon kamu" jelas galih
"yaudah bentar biar saya telepon" naresha lalu mematikan teleponnya
Galih masih mencari cari laporan itu dimejanya namun tidak ada. Perut galih tiba tiba sakit ia pun menuju toilet di ruangannya.
Naisa datang dan duduk dimejanya, ia sudah menyelesaikan laporan itu tadi ia juga sudah memfotocopy laporannya. Lalu sesuai dengan perintah naresha, naisa pun ingin menaruh laporannya ke meja galih, namun seorang petugas keamanan gedung menghampirinya.
"permisi mbak"
"iya pak"
"mbak, mohon maaf saya mau memberitahukan akan ada pengoptimalan listrik dibeberapa lantai termasuk lantai ini jadi akan ada pemadaman listrik untuk sementara waktu" jelas petugas keamanan itu
"oh gitu"
"iya mbak, jadi sebaiknya mbak segera keluar dari lantai ini karena sebentar lagi lift pun akan dimatikan mbak"
"oh gitu ya"
"iya, didalam masih ada orang mbak" tanya petugas itu sambil melihat ke arah ruangan galih
"gak ada pak, sebentar ya pak saya mau kedalam dulu" naisa pun masuk kedalam ruangan boss galih ia lalu menaruh beberapa berkas dimejanya. Naisa yang melihat lampu ruangan galih yang terang benderang pun mematikannya karena ia pikir tidak ada galih dan karyawan lain pun sudah pulang.
Naisa lalu pergi dari ruangan galih untuk pulang karena pekerjaanya sudah selesai ditambah akan da pemadaman listrik digedung.
Naresha masih sibuk memasak dan lupa bahwa ia harus menelpon naisa "astaga, tuh kan gue lupa kan gue harus nelpon naisa" ia lalu mengambil hp nya dan menelpon naisa.
"hallo sa" ucap naresha "iya mbak"
"lo dimana"
"mau pulang nih mbak"
"baru pulang" tanyanya "iya lagi nunggu jemputan nih"
"ouh, eh berkas tadi udah selesai belum"
"udah mbak, udah ditaro dimeja pak galih sesuai dengan perintah mbak naresha"
"kapan"
"barusan"
"kok kata pak galih katanya gak ada laporan dimejanya"
"hah,makudnya" bingung naisa
"iya tadi pak galih nelpon gue katanya di mejanya gak ada laporan"
"loh emang pak galih liatnya kapan mbak?"
"tadi baru aja sekitar sepuluh menit yang lalu pak galih nelpon gue"
"tunggu mbak, maksud mbak pak galih ada dikantornya"
"iya, emang lo gak ketemu pak galih"
"nggak tuh, lagian gak ada siapa siapa dikantor, semua karyawan udah pada pulang"
"diruangannga gak ada?"
"gak ada mbak, barusan aku naro berkas gak ada siapa siapa diruangan pak galih, lagian kata petugas keamanan gedung katanya mau ada pemadaman listrik mbak jadi semua karyawan udap pada pulang"
"pemadaman listrik, pak galih beneran gak ada diruangannya sa" tanya kembali naresha
"iya mbak, tadi aku keruangannya gak ada siapa siapa, Cuma lampu ruangannya aja yang nyala tapi gak ada orang"
"kalo itu emang lampu ruangan pak galih selalu nyala"
"oh gitu, barusan saya matiin mbak"
"hah, kamu matiin, kan saya udah bilang jangan pernah matiin lampu ruangan pak galih, kamu gak inget itu"
"maaf mbak, lagian kan mau ada pemdaman listrik juga"
"mau ada pemadaman listrik atau apapun itu lampu diruangan pak galih tetap nyala karna itu gak ngaruh" marah naresha
'maaf saya gak tau"
"kamu baca yang bener dong aturan aturan yang saya tuliskan dibuku" kesalnya
"maaf mbak"
"gorden ruangan pak galih gak kamu tutup kan"
"itu, itu juga saya tutup mbak, semua gorden saya tutup terus lampunya saya matiin mbak" jelas naisa sedikit takut
"kamu itu gimana si" naresha kesal dan marah pada naisa
Galih yang baru saja keluar dari toilet tiba tiba melihat ruangannya yang gelap gulita ia tak bisa melihat apapun, lampu tolet pun tiba tiba mati. Galih melangkahkan kaki nya satu langkah kedepan. Namun galih merasa nafasnya sesak, dahinya juga sedikit berkeringat, kepalanya menjadi pusing.
Terimakasih sudah membaca, memvote dan memberikan komentar dicerita ini.
Sampai jumpa lagi,
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE BOSS, HELLO HUSBAND!!! ♡SELESAI♡
Romansa"boss rese gak ada otak, mati aja lu matiii" itulah salah satu umpatan yang sering dilontarkan dalam hatinya pada sang boss. Naresha seorang sekretaris juga asisten pribadi bahkan merangkap juga menjadi pembantu dan bahkan ia sering menjadi supir bo...