Hola, maaf ya Johnny dilewat soalnya belum ada ide yang cocok sama dia. Ada beberapa juga yang dilewat tapi entar pasti dibikin kalo udah ada plot yang pas~
Ini ceritanya satu universe sama 'Marriage With Benefits' yang Doyoung, sama-sama adult life gitu jadi ya maap kalo ratednya masuk dewasa.
Sebenernya dulu udah ada cerita full tapi aku unpublish karena kurang sreg sama muse yang dipake (Suho x Irene), terus lanjutinnya jadi kurang nyaman.
Jadi, ntar paling kalo kesampean dibikin full ya jadi Jaehyun bukan Suho lagi wkwkwkw
Enough chitchat, happy reading!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
And happy birthday, Jeff!
****
Motherfucker Kamu di mana? Pulang duluan?
Me Iya, dijemput sama mama kamu Emang dia nggak bilang?
Motherfucker Enggak Mama nggak bilang apa-apa
Me Ini udah otw pulang Tanya mama kamu aja kalau nggak percaya
Motherfucker Nggak usah, percaya kok Mama bilang apa aja? Ngajak ketemu pasti ada yang mau diomongin
Me Nanti aja aku jawab di rumah Udah jangan bales aku mau main game
Tentu saja bohong, aku tidak mood main game sama sekali. Itu hanya kukatakan supaya si motherfucker tidak lanjut membalas chat. Ya, kontak yang kunamai motherfucker adalah suamiku sendiri. Namanya Jeff. Dia kaya, sukses, masih muda, tampan, tapi brengsek. Makanya kunamai begitu.
Helaan napas kasar kuhembuskan bersamaan dengan air mata meluncur turun. Handphone setengah kubanting ke permukaan jok Porsche mewah milik mertuaku yang kaya raya. Sekarang aku sedang diantar pulang oleh supirnya. Ke rumah yang rasanya seperti neraka karena aku harus tinggal dengan Jeff. Laki-laki yang memaksaku menikahinya, tapi ternyata...
Ah, nanti kalian akan tahu sendiri betapa brengseknya dia.
Sekarang aku harus menghapus air mata dulu, soalnya sudah sampai di depan rumah. Aku tidak ingin ketahuan menangis oleh supir, pembantu, atau siapa pun di rumah sialan ini.
"Mau mampir dulu?" tanyaku sekedar berbasa-basi.
"Terimakasih, tapi saya masih ada kerjaan lain," supir yang seumuran denganku itu tersenyum ramah.