ㅡ💮 0330, Xiao Jun [part 1]

17.1K 2.5K 323
                                    

Mau coba bikin au angst drama, tapi sebenernya ini udah pernah aku publish full sih dalam bentuk wattpad book (sekarang udah unpublish)

Happy birthday Xiao Dejun!

Happy birthday Xiao Dejun!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***















Namanya Hana.

Dalam bahasa kami artinya satu.

Dalam bahasa Jepang artinya bunga.




Kurasa tidak berlebihan kalau aku menganggapnya seperti suatu bunga yang cantik, kuat dan rapuh di saat yang sama. Walaupun semua teman sekelas kami menganggap dia aneh, tidak penting, dan mungkin mengerikan. Bagiku, Hana bagaikan semesta yang penuh rahasia. Pun saat aku sudah tahu rahasia terdalamnya.

Rahasia tentang Hana menyimpan rahasia lain. Tentang kapan waktu mengijinkan dia untuk membuka mata dan kapan waktu akan merenggutnya paksa dalam gelapnya mimpi tiada akhir. Tidak ada yang pernah tahu kecuali Tuhan ㅡ kalaupun Dia memang ada.

Sudah cukup menyimpan banyak tanda tanya tentang Hana?

Baiklah.

Akan kuceritakan.

Shim Hana, gadis yang kutemui jam setengah empat sore saat gerimis.


***



Aku menekan tuts-tuts piano yang basah oleh embun. Senyum hambar terbentuk di wajahku. Aku sadar betul, banyak teman-temanku yang menganggap aku aneh ㅡfreak. Bukan tanpa alasan, tentu saja.

Namaku Xiao Dejun, cuma murid biasa Chungdam Highschool yang tak menonjol dan tak punya banyak teman. Saking tidak menonjolnya, bahkan di seluruh sekolah tidak ada yang menyadari kalau mereka semua jadi korban kejahilanku selama ini. Aku hanya menertawakan mereka dalam hati setiap kisah-kisah seram 'Hantu Piano' jadi trending topic di sepanjang koridor, kelas-kelas, kamar mandi, bahkan ruang guru.

"Dasar bodoh", cibirku dalam hati. "Bukan hantu yang main piano di hutan belakang sekolah, itu aku. Lagian mana ada hantu seganteng aku? Hahaha."

Oke, sorry karena tadi menyombong. Aku tidak serius kok soal tampangku. Aku benar-benar biasa. Oh iya, aku memang sering main piano tua diantara hutan pinus yang sepi dan angker itu. Aku bukan cowok yang pemberani, tapi cukup pintar untuk tidak dibodohi dengan cerita horror hutan belakang sekolah. Aku tahu betul kalau itu cuma cerita karangan supaya anak-anak Chungdam tidak melakukan hal yang tidak-tidak di hutan itu.

Sweet RendezvousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang