"AAAAAAAAAAAAAA!!!!!!"
Angela menjerit, tapi tidak ada suara jeritan yang keluar. Saat baru membuka mata di kamar apartemen mewah ini, dia takut setengah mati sudah diculik tanpa sadar atau semacamnya. Tapi... ada memori aneh yang terbentuk dalam otaknya. Memori baru. Dia bukan mahasiswi biasa, dia adalah Angela sang bintang. Idola yang dipuja-puja.
"Angely! Astagaㅡ kenapa masih di kasur??!" seorang perempuan dengan kacamata bentuk mata kucing memelototi Angela. "Bangun! Kita harus sampai di backstage satu jam lagi!"
Lagi-lagi memori aneh dan baru terbentuk dalam otak Angela. Saat perempuan tadi muncul, awalnya dia merasa asing. Tapi kemudian muncul sebuah penjelasan dengan sendirinya dalam otak Angela kalau perempuan tadi adalah manager-nya.
M-manager?
"Oke," jawab Angela, masih bingung setengah mati.
Manager tadi keluar dari kamar sambil berkacak pinggang dan misuh-misuh. Ketika pintu ditutup dari luar, Angela melompat turun dari kasur kemudian melihat ke sekeliling kamar. Ruangan yang cukup luas, mewah, dan familiar... bukan karena Angela sudah pernah ke sini sebelumnya ㅡsecara harfiah.
Ini kamarnya Liu Yangyang.
Ya, Angela ingat persis cat krem dan langit-langitnya yang dilukis langit malam. Ia sering melihat kamar ini kalau Yangyang melakukan live di instagram. Bedanya, sekarang kamar ini banyak barang-barang perempuan. Karena Angela pemiliknya.
"Oh my God!" pekik Angela sambil menjambak rambutnya sendiri. Ia kaget karena rambutnya sangat lembut dan wangi.
Ini gila! Apa yang terjadi? Kenapa sekarang tiba-tiba Angela bangun sebagai artis? Dan kenapa juga harus di kamar Liu Yangyang si keparat yang semalam sudah membuatnya kesal setengah mati?
Danㅡ apa tadi? Dia dipanggil Angely?
Sekarang nama panggungnya jadi Angely?
Entahlah, Angela tidak mengerti sama sekali. Yang jelas, instingnya mengatakan untuk segera mandi sebelum diamuk manager lagi. Saat masuk kamar mandi, dia kaget lagi karena luas kamar mandi ini sama dengan kamar lamanya. Untung saja secara ajaib Angela tahu cara mengoperasikan benda-benda di kamar tidur dan mandinya. Seakan-akan sudah menjalani kehidupan ini sejak lama.
"Karena kamu telat bangun, jadi sarapannya di mobil aja," ujar manager Angela ketika artisnya itu sudah selesai berpakaian.
"Oke," jawab Angela lagi.
Sumpah, ia bingung harus menjawab apa lagi. Otaknya masih membiasakan diri merasa asing sekaligus familiar pada semua yang dilihatnya. Koper-koper besar yang berisi barang-barangnya, manager, bodyguard, stylish, make up artist, asisten, mobil van besar... ini benar-benar kehidupan yang melibatkan banyak sekali orang.
"Ini... apa?" tanya Angela, mereka sudah di dalam sebuah van bagus menuju venue acara.
"Makananmu lah, apa lagi?" sahut manager yang tadi,
heran kenapa artisnya hari ini aneh sekali. "Ayo dimakan, sebelum sampai ke venue harus udah habis."
Well... tidak sulit menghabiskan makanan yang ada di pangguan Angela sekarang. Kecuali ini hanya makanan pembuka. Soalnya... ini sedikit sekali. Hanya sebuah telur rebus, kentang tumbuk, dan sejumput buncis rebus.
"Anu..." gumam Angela. "Cuma ini...?"
Lagi-lagi managernya menghela napas kemudian melempar tatapan tak percaya.
"Iya. Biasanya kamu protes karena kebanyakan," ujarnya. "Aneh... jangan-jangan kepalanya kebentur tembok tadi malam."
Angela terdiam mendengar jawaban itu. Lebih sedikit dari ini??? Bagaimana bisa dirinya masih hidup kalau ternyata selama ini hanya makan sesedikit ini? Wowㅡ ini gila. Lebih enak jadi rakyat jelata yang bisa makan junk food setiap saat.