ㅡ💮💮 Futurezone [part 2]

12.8K 2.7K 354
                                    

Sebelumnya aku tidak pernah berpikir tentang hubunganku dengan Mark Lee. I meanㅡ kami nyaman bersama-sama jadi ya sudah, kujalani begitu saja. Tapi entah kenapa karena Mark dinobatkan jadi 'pacar kita bersama' aku jadi merasa ada yang kurang. Kalau diingat-ingat Mark memang selama ini belum pernah secara eksplisit menyatakan cinta padaku ㅡWHAT THE HELL MEMBAYANGKANNYA SAJA AKU GELI.














"Kenapa sih? Mikirin apa dari tadi? Hm?" tanya Mark.

Aku terkesiap dari lamunan, merasakan telapak tangan Mark menelisik kepalaku. Kami berhenti di lampu merah rupanya. Daniel di pangkuanku langsung menepis tangan nakal itu.

"Heh anak kecil!" omel Mark pada keponakannya.

Yang diomeli malah tertawa lalu membenamkan diri di dadaku. Mark menggelitiki Daniel dan tebak siapa yang sengsara? Aku, yang kewalahan karena anak ini tidak mau diam.

"Udah dulu bercandanya, jalan tuh!" aku menghentikan mereka sambil menunjuk lampu lalu lintas yang sudah berganti hijau.

Mark tertawa kecil lagi sebelum mengulang pertanyaannya untukku.
"Kamu kenapa?"

"Kenapa apanya?"

"Ngelamun terus. Padahal yang kamu pikirin kan pasti aku, tapi akunya ada di sini."

"Ew shut up."

"Makanya bilang dong. Kenapa?"

Kali ini nada bicara Mark tidak memancing keributan seperti sebelumnya. Aku menatap dia yang sedang menyetir. Mempertimbangkan bagaimana caranya menanyakan apa yang ada di pikiranku. Dia menganggap aku apa?

"Um... anu... Mark, gimana kalau aku naksir cowok?" tanyaku, nekat.

Di luar dugaanku, Mark tetap tenang menyetir. "Gimana apanya? Yang nggak gimana-gimana."

Hahahaha.
Oke.
Sekarang aku merasa bodoh.
Dia tidak peduli.



"Aku beneran lagi naksir cowok loh," ulangku dengan penekanan.

"Iya iya, udah tau," jawabnya santai. "Pasti aku kan cowoknya?"

Eh? Dasar Mark Lee sialan. Sekarang aku yang salah tingkah.
"K-kalau bukan? Gimana?" tanyaku.

Ada sedikit perubahan reaksi dan cara mengemudinya. Mark menoleh sekilas, walaupun tetap santai tapi kurasa rahangnya agak mengeras.
"Nggak mungkin. Dan nggak boleh," tukasnya.

Aku tidak tahan ingin tersenyum puas, tapi kusempatkan mengeluarkan satu pertanyaan lagi.
"Dih, emang kenapa? Emang kamu siapa??"

"Seriously? Pertanyaan macam apa tuh? Kita kanㅡ"








Drrrrrt drrrrrrrrrt drrrrrrrrrrrrrrt




Fokus Mark, aku, dan Daniel langsung tertuju pada benda yang bergetar cukup nyaring di selangkangan Mark ㅡhandphone.

"Ishㅡ Mark Lee!" seruku.

Kebiasaan! Dia selalu menduduki ponselnya saat menyetir. Dan selalu gelagapan tiap benda itu berdering. Asal kalian tahu saja, Mark tidak berani mengemudi dengan satu tangan karena trauma pernah menabrak anjing.

"Duh gimana nihㅡ" Mark panik.

"Makanya, handphone jangan ditaruh di situ! Kayak nggak ada tempat lain aja??"

"Heh bukannya bantuin malah ngomel??"

"Bantuin gimana bodoh? Masa aku yang ambil?!"

"Y-ya jangan! Tapi ini gimana dong???"

Sweet RendezvousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang