Rain and memories drenched his soul.
He is a man I secretly adore a lot,
Yuta Nakamoto.*****
Genangan air masih menutupi sebagian area pedestrian, menjadi bukti derasnya hujan yang sudah berhenti sejak beberapa jam yang lalu. Dia berusaha untuk tidak memperburuk nasib sepatu kets yang ia kenakan dengan cara menghidari tanah di sepanjang jalan setapak menuju Rainsound. Berkali-kali kepalanya terkena tetesan air hujan yang tersisa di dahan pepohonan, mungkin cukup dingin untuk membuatnya sadar bahwa dia... masih hidup. Kedengaran berlebihan memang, aku melihat dia juga menertawakan dirinya sendiri tanpa peduli pada sepasang anak SMA yang menatap kami dengan bingung ㅡmungkin mereka meragukan kewarasan Yuta. Dan tentu saja aku.
Namaku Yuka Sasaki, dua puluh tahun. Dan yang sejak tadi kuikuti adalah Yuta Nakamoto, kapten sepak bola paling keren yang pernah ada di dunia. Ah, dari caraku memujinya, pasti kalian sudah tahu kan kalau diam-diam aku menyukai Yuta senpai? Benar sekali. Ini rahasia. Aku tidak ingin siapa pun tahu, termasuk Yuta. Aku juga tidak akan memberi tahu dulu apa yang sebenarnya terjadi padanya saat ini. Biarlah kalian merasa penasaran dan menebak-nebak.
Saat ini aku tahu, Yuta merasa kalau isi kepalanya memang sedang agak kacau. Padahal, sangat kacau. Dia tidak yakin antara terlalu banyak pikiran atau tidak mampu memikirkan apapapun. Karena itulah, dia pikir duduk di sudut Raindsound mungkin akan sedikit banyak membantunya ㅡpadahal sebaliknya. Tapi aku tahu persis Yuta tak peduli, dia hanya ingin berada di sana secepatnya.
Sudah penasaran kan bagaimana aku bisa tahu semuanya? Baiklah, akan kuberi bocoran. Pertama, aku punya kelebihan yang mengerikan. Aku bisa mendengar isi pikiran orang lain. Sulit dipercaya memang, tapi aku benar-benar bisa mendengar pikiran orang sejak bangun koma setelah mencoba bunuh diri lima tahun yang lalu. Awalnya kemampuan ini membuatku depresi, tapi lama kelamaan bisa kukendalikan. Sekarang aku hanya mendengar pikiran orang yang ingin kudengar.
Salah satunya, pikiran Yuta.
Ngomong-ngomong, Raindsound adalah nama kafe favorit Yuta -dan aku. Sebuah bangunan tidak populer dan bergaya kuno, tapi menjual macchiato paling enak di kota ini. Katanya, Raindsound berarti suara air hujan, nama yang bagus menurutku. Aku suka apa pun yang berhubungan dengan hujan, begitu juga dengan Yuta. Ditambah suasana klasik di dalam Rainsound, dan.... beberapa hal lain yang mampu membuatnya lupa waktu saat berada di sana. Duduk di Rainsound saat cuaca mendung atau hujan memberikan sensasi tersendiri Yuta, sehingga betapapun malasnya beranjak dari kasur tetap dia paksakan diri untuk pergi. Lagi pula, ada lain yang harus dia pastikan... sesuatu yang selalu mengacaukan pikirannya.
Sesuatu yang sebenarnya sudah tidak ada, Yuta Nakamoto. Andai saja kamu tahu kalau dia sudah tidak ada sejak lama.