"You are mine, kalau lo gak mau, gue bakalan buat lo hamil anak gue sekarang!".***
"Hamil?" beo Acha bingung.
"Iyah, gue bakalan buat lo hamil anak gue" jelas Arsen.
"Hamil itu apa kak?" tanya Acha sambil memiringkan kepalanya bingung.
"Ck! Lo ini polos atau pura-pura polos sih! Masa hamil aja lo gak tau" ucap Arsen berdecak kesal.
"Tapi Acha gak tau" cicitnya takut.
"Intinya lo harus jadi milik gue!" tegas Arsen.
"Acha gak mau" ucap Acha sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Cup!
Satu kecupan dari Arsen kebibir ranum milik Acha. Tak lama kemudian Arsen langsungmenarik tengkuk milik Acha untuk memperdalam ciumannya dan melumatnya dengan rakus. Sedangkan Acha hanya diam karena dia terkejut atas perlakuan Arsen kepada.
Setelah sadar dari keterjutannya, Acha langsung memberontak namun tenaga milik Arsen jauh lebih kuat dari pada dirinya yang membuat dirinya pasrah dengan apa yang Arsen lakukan kepadanya. Saat dirasa Acha sudah mulai kehabisan nafas, Arsen pun baru melepas tautannya. Acha pun bangun dan langsung menghirup banyak oksigen serta menatap Arsen dengan pandangan berkaca-kaca.
"Manis" ucap Arsen ketika sudah melepas tautannya.
"Hiks... Hiks... Hik... Kak Arsen kok mam bibir Acha? Hiks..." ucap Acha kepada Arsen.
"Karena bibir lo menggoda" jawab Arsen santai.
"Sekarang lo jadi pacar gue! Milik gue! Dan akan selamanya seperti itu!" tegas Arsen.
"Hiks... Hik... Hiks... Tapi Acha gak mau" ujar Acha sambil menangis.
"Oke, gue bakalan buat lo hamil anak gue, setelah itu kita bakalan nikah" ujar Arsen tersenyum miring sambil menindih tubuh Acha dan langsung ingin membuka seragam sekolah milik Acha.
"Hiks... Hiks... Iya acha bakalan jadi milik kak Arsen tapi jangan buka seragam sekolah milik Acha" ucap Acha sambil menahan tangan Arsen yang ingin membuka seragam sekolah miliknya.
"Good" ucap Arsen langsung beranjak dari tubuh Acha.
"Tapi Acha ada satu syarat" pinta Acha yang membuat sebelah alis Arsen naik keatas.
"Apa baby" tanya Arsen.
Sontak pipi Acha langsung memerah ketika mendengar panggilan dari Arsen.
"Acha mau ice cream boleh?" tanya Acha dengan penuh harapan.
"Soalnya kata bang Eza, kalau Acha punya pacar Acha minta aja sama pacar Acha, kalau gak dikasih putusin aja" jelas Acha yang membuat kedua bola mata Arsen membulat tak percaya. Enak saja main asal putus ketika tidak dikasih ice cream! Kalau begitu Arsen harus membeli semua pabrik ice cream yang ada, Agar Acha tidak akan memutuskannya. Itulah pikirnya.
"Deal" ucap Arsen.
"Yeay... Acha bakal punya es krim banyak dong" ucapnya senang.
"Yaudah ayo anterin Acha pulang, Acha gak mau bang Eza, bunda, sama ayah ntar khawatir" pinta Acha.
'Ck! Gue kira udah lupa soal pulang, gak taunya masih ingat; batin Arsen berdecak kesal.
"Ayo" ucap Arsen dan langung mengambil jaket kulit miliknya.
"Ayo..." pekik Acha semangat.
Setelah itu mereka pun langsung keluar dari apart Arsen, dan langsung menuju ke parkiran.
Skip Parkiran.
"Baby, kamu mau naik mobil apa motor?" tanya Arsen kepada Acha ketika mereka sudah berada diparkiran.
"Acha pengen naik motor" ucap Acha sambil menujukkan motor sport milik Arsen.
"Oh iya... Kak Arsen kenapa manggil Acha Baby, kan nama aku Acha?" tanya Acha.
"Itu panggilan kesayangan buat kamu baby" jawab Arsen yang hanya dijawab anggukan oleh Acha.
"Nih, pake helmnya" ujar Arsen sambil memakaikan Acha helm full face miliknya.
"Ish! Ini kebesaran kak" kesal Acha sambil mengembungkan kedua pipi cubbynya.
"Biarin, kan kamunya tambah lucu" ucap Arsen sambil mencubit kedua pipi gembul milik Acha.
"Ayo naik" suruh Arsen. Sedangkan Acha langsung melihat kearah rok yang ia gunakan.
"Ck! Makanya jangan pake rok kependekan" decak Arsen sambil melepaskan jaket kulit meliknya dan langsung di ikatkan ke pinggang ramping milik Acha.
"Ish! Kan rok-nya memang pendek, kok jadi nyalahin Acha sih!" kesal Acha sambil mengerucutkan bibirnya.
Cup!
"Kamu mau aku mam lagi bibirnya?" goda Arsen sambil menaik turun kan alisnya.
"Gak mau" ujar Acha dan reflek langsung menutup bibirnya.
"Yah... Padahal aku mau mam lagi bibir kamu, soalnya enak dan manis" ujar Arsen berpura-pura sedih.
"Kak Arsen!" kesal Acha.
"Hahaha... Aku cuma bercanda Baby, yaudah ayo naik," ujar Arsen yang diangguki oleh Acha.
Setelah Acha naik keatas motor miliknya, Arsen pun langung melajukan motor sport miliknya menuju mansion milik Acha.
Skip Mansion
"Akhirnya sampe juga" ucap Acha ketika sudah berada di depan pagar mansion keluarganya.
"Nih" ucap Acha sambil menyodorkan helm full face milik Arsen. "Makasih yah kak Arsen udah nganterin Acha ke rumah" lanjut Acha sambil tersenyum manis.
"Sama-sama Baby" ucap Arsen sambil mengacak-acak rambut milik gadisnya gemas.
"Kak Arsen mau mampir dulu?" tawar Acha.
"Aku langsung pulang aja" tolak Arsen halus.
"Yaudah deh" lirih Acha.
"Gak usah sedih Baby, oh iya... Aku mau minta nomor ponsel kamu" ucap Arsen mengambil ponsel miliknya dan langsungmenyodorkannya ke Acha.
"Oke" ucap Acha langsung mengambil ponsel milik Arsen dan langsung mengetik nomor ponsel miliknya.
"Udah" lanjut Acha ketika sudah mengetik nomornya.
"Yaudah aku pulang dulu" ucap Arsen yang diangguki Acha.
Cup!
Satu kecupan memdarat dipipi kiri Acha."Isi tenaga dulu biar gak kangen nantinya" ucap Arsen dan langsung melajukan motor sport miliknya menjauhi mansion milik keluarga Acha.
"Ish! Kak Arsen" ucap Acha sambil menutup muka merahnya dengan kedua tangan mungil miliknya.
Setelah itu Acha pun langsung memasuki mansion keluarga milik keluarganya tersebut.
Ceklek!
Saat Acha baru membuka pintu mansion keluarganya, dia dikejutkan oleh suara dingin seseorang."Dari mana saja kamu!".
•
•
•
Tbc!
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE ARSENAL
Teen FictionDia Arsenal, cowok paling possessive yang pernah Acha kenal. Arsen-Pemaksa Acha-Penurut Arsen-Pemberani Acha-Penakut Arsen-Dingin dan Datar Acha-Periang dan Murah Senyum Arsen-Tinggi Acha-Pendek Arsen-Ketua Gangster Acha-Pacarnya Ketua Gangster Arse...