Murid-murid yang berada dikantin pun hanya diam tidak ada yang berani berbicara. Karena Arsen sedang mode marah saat ini.Tapi ada juga yang sedang membicarakan Gaby diam-diam. Mereka yang membicakan Gaby adalah orang yang melihat Gaby yang ingin mencelakai Acha. Ada juga yang tidak melihat dan langsung menyimpulkan kalau Gaby tidak sengaja. Dan ada pun yang acuh tak acuh.
•
•
•
Skip
Saat ini Acha tidak tau sedang berada dimana. Sepertinya dia tersesat sambil menangis sesugukan.
"Hiks... Hiks... Hiks... Acha dimana?" tanya nya kepada diri sendiri. Dia bingung, karena sebelah kanan dan kirinya hanya hutan. Tidak ada rumah satu pun.
"HUAHH! ACHA TAKUT" teriak Acha dan langsung terduduk di tengah aspal yang berada di antara hutan tersebut sambil memeluk lutut nya dan juga menyembunyikan wajah nya diantara kedua lututnya.
Tak lama kemudian terdengar suara-suara nyaring dari motor sport dari arah depannya.
Brum!
Brum!
Brum!
Cit!!!
Motor sport tersebut berhenti didepan Acha. Tidak hanya satu tetapi tiga motor sport sekaligus.
"Hay?" ucap seorang cowok yang ditengah tengah motor tersebut, Sepertinya tiga cowok tersebut termasuk anggota gangster.
Acha pun langsung mengangkat wajah nya ketika mendengar suara seseorang.
"Hiks... Kalian siapa?" Ucap Acha sambil menggosok hidungnya yang mampet.
Ketiga cowok tersebut pun langsung menahan diri untuk tidak membawa Acha ke mansion mereka masing-masing.
"Sumpah gue gemes banget" ucap salah seorang cowok dengan rambut pirang dan mata berwarna hijau.
"Pengen gue bawa pulang woy" ucap sebelah cowok tadi dengan rambut berwarna hitam dicampur dengan coklat dan mata berwarna coklat terang.
"Gue tampol juga lo berdua" kesal orang yang berada didepan dengan rambut berwarna hitam dan mata berwarna hazel.
"Lo ngapain disini?" lanjut cowok bermata hazel tadi.
"Kalian siapa?" bukannya menjawab, Acha malah menanya ulang pertanyaan yang ia ucapkan tadi.
Ck!
Decak cowok yang mata berwarna hazel tersebut."Gue Garaga Alden Malendrick dipanggil Gara, terus yang mata warna hijau itu Januar Nathan Xavinder dan cowok yang matanya warna coklat terang namanya Arkan Zayidan Ardianto" ucap cowok bernata hazel yang bernama Gara.
Sedangkan Acha hanya mengangguk-angguk saja.
"Lo ngapain disini?" tanya cowok bermata hijau yang bernama Nathan.
"Gak tau, Acha tersesat" ucap Acha pelan.
"Oh... Jadi nama lo Acha?" Ucap cowok bermata coklat terang yang bernama Arkan.
"Iyah" bales Acha.
"Ayo berdiri" suruh Gara yang sudah mengulurkan tangannya. Acha pun langsung membalas uluran tangan tersebut.
"Lo pendek banget sih" ucap Gara tersenyum mengejek ke arah Acha yg sedang cemberut.
"Acha gak pendek yah! Kalian aja yang ke tinggian, lagian tinggi Acha itu udah 150 Cm" kesal Acha.
"Lo 150? Gue 180 gimana dong?" Ejek Arkan
"Gue 183" lanjut Nathan.
"Dan gue 185" lanjut Gara.
Setelah itu, mereka bertiga pun menertawakan Acha yang sedang cemberut sambil mengembungkan kedua pipi chubby nya.
"Hiks... Hiks... Hiks... Kalian bakalan aku aduin sama abang Eza!" ancam Acha tetapi tidak membuat mereka takut, mereka malah semakin menertawakan Acha yang menurut mereka sangat imut.
Brum!
Brum!
Citt!!!
Tak lama kemudian muncul lagi dua orang dengan motor sport yang sama seperti Gara dkk
"Ada apa ini?" tanya salah satu dari dua orang cowok tadi. Acha yang mengenal salah satu dari cowok tersebut langsung saja memanggil namanya.
"Hiks... Bang Eza" panngil Acha dan langsung memeluk tubuh orang tersebut yang tak lain adalah Reza, abang kandung Acha.
"Loh Acha? Kamu ngapain di sini?" ucap Reza terkejut. Bagaimana tidak? Adiknya yang polos ini sedang berada didalam hutan.
"Hiks... Acha tersesat abang" adu Acha.
"Abang gendong Acha" pinta Acha yang sudah merentangkan tangannya untuk digendong.
"Cup! Cup! Cup! Adik abang gak boleh nangis, ntar dimakan sama om-om gila" ucap Reza menakuti Acha dan langsung menggendong adiknya seperti koala.
"Siapa yang buat adik abang nangis hm?" tanya Reza sambil mengusap wajah Acha yang sudah memerah bahkan mata Acha sudah bengkak karena terlalu lama menangis. Tetapi bukannya menjadi jelek, Acha malah bertambah imut berkali-kali lipat.
"Mereka bertiga" ucap Acha sambil menunjuk ke arah Gara dkk. Reza yang mendengar ucapan adiknya pun langsung menatap ketika sahabatnya tajam.
"Eitss... Jangan salah paham dulu pak bos" ucap Gara ketika mendapat tatapan tajam dari Reza. Reza pun mengalihkan pandanganya ke arah Acha.
"Mereka ngapain Kamu sampe kamu nangis kek gini?" Tanya Reza kepada Acha dan tidak menghiraukan Gara dkk.
"Hiks... Mereka bilang Acha pendek" adu Acha yang membuat Gara dkk panas dingin.
"Lah? Kan kamu memang pendek" ucap Reza yang membuat Acha kembali menangis.
"Huaah... Bang Eza gak sayang lagi sama Acha hiks...".
Srekk
(Eh gimana sih?)Melihat Acha yang bertambah nangis, cowok yang datang bersama Reza tadi pun langsung saja mengambil alih tubuh Acha yang sedang digendong seperti koala.
"Diam" ucap cowok tersebut dingin dan tajam. Namanya Arga Ragaswara. Cowok dengan berambut hitam legam dan mata yang berwarna abu-abu tersebut mempunyai tatapan yang tajam, sama seperti Arsen.
"Hiks... Kamu siapa? Kok ganteng banget" ucap Acha kepada Arga.
"Arga Ragaswara" jawab Arga.
"Mau jadi pacar Acha gak?".
•
•
•
Tbc!
Makasih banget buat kalian yang udah mau baca cerita ini. Makasih juga buat yang udah kasih vote and komennya🖤
~ ~
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE ARSENAL
Teen FictionDia Arsenal, cowok paling possessive yang pernah Acha kenal. Arsen-Pemaksa Acha-Penurut Arsen-Pemberani Acha-Penakut Arsen-Dingin dan Datar Acha-Periang dan Murah Senyum Arsen-Tinggi Acha-Pendek Arsen-Ketua Gangster Acha-Pacarnya Ketua Gangster Arse...