"Ayok pulang cantik" ucap Bara yang kini sudah berdiri dihadapan Acha sambil mengulurkan tangannya ke arah Acha. Acha yang melihat itu pun dengan senang hati menerimanya.
Setelah itu, mereka berdua pun pergi dari taman tersebut. Bara tau jika sedari tadi ada seseorang yang melihat ke arah mereka berdua dengan tatapan tajam dan juga dengan tangan yang terkepal kuat. Dan karena itulah Bara mengajak Acha untuk segera pulang ke rumahnya.
•
•
•
Tak terasa, matahari sudah tergantikan oleh bulan. Dan pada malam ini Bara berencana mengajak Acha untuk jalan-jalan ke tempat yang Bara sudah siapkan dari beberapa hari yang lalu. Tetapi Acha tidak mengetahui rencana dari Bara. Yang Acha tau, Bara hanya ingin mengajaknya untuk jalan-jalan.
"Jangan pulang malem-malem" peringat Reza kepada Acha yang sudah menaiki mobil sport milik Bara.
"Siap abang" ucap Acha.
"Jagain adek gue!" Tekan Reza kepada Bara yang langsung diangguki oleh pemuda itu.
Setelah itu Acha dan Bara pun langsung meninggalkan pekarangan mansion Acha.
Hampir satu jam Acha dan Bara pergi.
Tetapi mereka masih belum sampai ke tempat yang Bara rahasiakan oleh Acha. Dan sedari tadi Acha sudah mencak-mencak sendiri karena mereka tidak sampai-sampai ke tempat yang Bara rahasiakan."Kak Bara, kok gak sampai-sampai sih!" Kesal Acha sambil memukul lengan Bara dengan sepatu yang telah ia lepas dari kaki kanannya.
"Aws, sabar Acha. Bentar lagi sampai kok" ucap Bara sambil meringis ketika sepatu Acha kembali lagi dilayangkan ke lenganya.
"Tau ah! Acha ngambek sama kak Bara!" Ucap Acha kesal dan langsung mengalihkan pandangannya ke jendela mobil sampingnya dengan bibir yang cemberut. Sepatunya? Dia telah membuangnya ke belakang jok mobil karena kesal. Bara yang melihat itu pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis.
"Lucu" batin Bara.
Tak lama kemudian mereka berdua pun sampai ditempat yang Bara rahasiakan tadi. Acha yang melihat itu pun langsung berbinar. Dia ingat tempat ini. Ini adalah tempat dimana Acha, Reza, dan juga Bara sering bermain sewaktu kecil. Di sini dulunya adalah tempat yang tidak terpakai karena banyak yang membuang sampah ke sini. Bahkan dulu tempat ini ada danau yang sangat kotor yang dipenuhi oleh sampah. Keluarga Acha, Reza, dan juga keluarga Bara yang melihat anak mereka yang sering bermain di situ pun sepakat untuk menyuruh anak buah mereka untuk membersihkan tempat yang kotor ini. Tetapi dulu disini danaunya tidak sejernih sekarang, dan lihat lah sekarang di sini ada danau dengan air yang jernih padahal dulunya masih ada sedikit sampah yang ada didanau tetapi kini sudah sangat bersih dan juga indah karena Bara memasangkan lampu-lampu kecil di setiap pohon yang ada. Bahkan ada bunga teratai didanau tersebut. Dan dulunya disini tidak ada rumah pohon. Dulunya tempat ini hanya ada tempat duduk. Itu pun Bara yang meminta kepada keluarganya untuk dibuatkan tempat duduk untuk mereka. Tetapi kenapa saat ini terdapat rumah pohon? Dan rumah pohon tersebut berada dipohon yang paling besar disini. Dan tempat itu lah yang dulunya tempat Acha, Reza, dan juga Bara bermain masak-masakan atas keinginan dari Acha. Reza dan Bara hanya pasrah dan menuruti keinginan Acha.
"Suka?" Tanya Bara kepada Acha yang masih terus menatap binar ke arah tempat bermain masa kecil mereka.
"Banget!" Jawab Acha semangat.
Baru saja Acha akan menuju ke tempat bermain mereka yang sekiranya mencapai 20 meter dari tempat mereka berdua. Tetapi Bara menghentikannya.
"Yakin mau pergi cuman pake satu sepatu doang?" Ujar Bara sambil menaikkan sebelah alisnya. Sedangkan Acha hanya cengengesan ketika baru menyadari jika ia hanya memakai sebelah sepatu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE ARSENAL
Teen FictionDia Arsenal, cowok paling possessive yang pernah Acha kenal. Arsen-Pemaksa Acha-Penurut Arsen-Pemberani Acha-Penakut Arsen-Dingin dan Datar Acha-Periang dan Murah Senyum Arsen-Tinggi Acha-Pendek Arsen-Ketua Gangster Acha-Pacarnya Ketua Gangster Arse...