~
Hari-hari Acha lalui tanpa adanya Arsenal dan juga abangnya. Acha hanya bersama dengan para sahabat-sahabatnya.
"Acha lebih baik mati dari pada tetap hidup tetapi tidak ada yang peduli" gumam Acha yang kini sedang berada di kelasnya seorang diri.
"Ya... Acha akan mati, tetapi tidak sekarang. Acha harus berbuat baik. Seperti memberi salah-satu bagian tubuh Acha?"
***
Malam telah tiba dan Acha baru pulang. Padahal beberapa jam yang lalu bel pulang sekolah sudah berbunyi.
"Dari mana kamu?!" Tanya Reza kepada sang adik ketika baru saja melihat adiknya pulang dengan pakain yang agak sedikit kotor.
"Acha dar-"
"Pasti main sama cowok dia mas! Cewek kok main sama cowok pulang malam lagi. Pasti kalian lakuin yang engga-engga kan!" Tuding Amara kakak ipar Acha.
"Bukan gitu Acha tad-" baru saja Acha akan mengelak tetapi Amara langsung memotong perkataannya.
"Alah cewek jaman sekarang mana bisa dipercaya" ucap Amara memanasi Reza.
"Kamu benar-benar Acha!" Geram Aldo menatap nyalang ke arah Acha.
"Tapi kak Acha-"
Plak!
"ABANG MALU PUNYA ADIK KAYAK KAMU ACHA! GIMANA NANTI ADA YANG LIHAT KALO KAMU PULANG MALAM BERSAMA TEMEN COWOK KAMU?! MAU TARUH DIMANA MUKA ABANG!" bentak Reza setelah menampar pipi Acha.
"Seharusnya yang mati itu kamu bukan Bunda sama Ayah! Mereka pasti malu melihat anak yang mereka sayangi bertingkah layaknya seorang jalang!" Ucap Reza yang membuat hati Acha seperti di tusuk ribuan pisau.
"Kakak benar... Seharusnya Acha yang mati bukan Bunda sama Ayah" gumam Acha yang kini memegang pipi yang ditampar oleh Reza.
"Sekarang kamu keluar dari rumah ini! Jangan pernah tinjakan lagi kaki kamu di rumah ini. Seorang jalang tidak cocok untuk tinggal disini" suruh Reza sambil menarik tubuh Acha untuk keluar dari rumahnya.
Bruk!
Reza melempar tubuh Acha ke lantai tidak peduli Acha akan sakit atau tidak.
"DASAR PEMBAWA SIAL!" Bentak Reza dan langsung menutup pintu dengan kencang.
Brak!
"Hm... padahal Acha tadi ke rumah baru Bunda sama Ayah, tetapi kak Amara menuduh Acha yang tidak-tidak. Seburuk itukah Acha dimata kak Amarah?"
"Padahal Acha tidak berniat untuk merebuat kasih sayang bang Eza dari kak Amarah"
"Terima kasih untuk semanya."
***
Rintik hujan mulai membasahi bumi yang saat ini sangat gelap, Acha kini seorang diri dibangku taman sambil membiarkan rintik hujan membasahi tubuhnya.
Entah dari kapan Acha seperti itu, tetapi dilihat dari tangan dan juga wajahnya yang mulai memucat sudah menunjukan bahwa Acha sudah lama duduk disitu ditemani rintik-rintik hujan.
"ACHA!" Teriak seseorang dari seberang taman yang sedang turun dari mobilnya.
"Acha sadar Acha!" Ucap orng itu ketika sudah sampai dihadapan Acha.
"Acha?" Panggilnya sambil menggoyangkan tubuh Acha yang menggigil.
"Ba-ra?" Ucap Acha ketika melihat Bara sahabat masa kecilnya yang sedang berada dihadapannya.
"LU MAU MATI HAH?!" bentak Bara dan langsung memeluk erat tubuh Acha yang menggigil.
"Hiks... Hiks... Achanya Bara gak boleh sakit. Ayo pulang" ajak bara yang kini menangis dipelukan Acha.
"Acha gak punya rumah lagi Bara. Acha udah diusir" gumam Acha pelan entah terdengar atau tidak Acha tidak tau karena dia sudah tidak sanggup lagi untuk mengeluarkan suara yang lebih jelas.
"Pulang ke rumah Bara yah. Ntar ada mama disana" ucap Bara.
Baru saja Acha akan menjawab, Acha terlebih dahulu pingsan pelukan Bara.
"Acha? Acha bangun Acha! Kita kerumah Bara sekarang yah." Panik Bara dan langsung menggendong tubuh Acha untuk dibawa ke dalam mobilnya.
"Bertahan Acha..."
•
•
•
Sengaja pendek karena mo kasih spoiler:)
Buat cerita ini gw bakal bikin sad end. Karena kebanyakan dari kalian yang minta untuk sad end.
Dan gw minta maaf sebelumnya karena udh lama kgk prnh up. Sebnernya kmren gw berniat buat brenti sih. Gw udh mls gitu buat lnjut. Tpi syng jga klo kgk dilnjut ni crita. Dan yang pling pnting krena readers gw. Masa gw brenti disaat readers gw pda nunggu crita gw.
Makasih bngt buat klian yang slalu support dan juga slalu nunggu gw up.
Klian the best sih. Wkwkwk
Spoiler
"BUKAN! BUKAN ACHA PELAKUNYA" Teriak Acha sambil menggelengkan kepalanya.
"Bukan kata lo. Siapa lagi pelakunya selain lo? Dasar pembunuh!"
"Engga bukan Acha dia sendiri pelakunya!" Elak Acha yang terus menggelengkan kepalanya.
Plak!
"Lo pembunuh! Kalo terjadi apa-apa sama dia. Lu bakalan rasain apa itu yang namanya kehidupan di neraka! Camkan kata-kata gue baik-baik."
"Hiks.... Hiks... bukan Acha Acha bukan pembunuh"
***
Brak!
"Ughh... Rasanya sakit, tapi Acha seneng karena udah nyelamatin nyawa seseorang dan Acha bakal ketemu Ayah sama Bunda"
***
"Tolong donorin mata dan jantung Acha."
***
"Terima kasih untuk semuanya. Acha mau pergi jauh."
***
"Kamu jahat! Kenapa kamu nyelakain orang tua Acha! Hiks..."
"Itu karena gue cinta sama lo Acha!"
"Mereka gak mau nerima lamaran gue sama lo!"
***
"Lo jahat Acha, lo jahat! Gue cinta sama lo. Tapi lo? LO NINGGALIN GUE ANJING. GUA GAK BISA HIDUP TANPA LO"
"Lo jauh ninggalin gue. Lo fikir gue gak bisa nyusul lo? GUE BISA!"
***
"Bodoh! Bodoh! Bodoh! Jangan tinggalin gue Acha! Hiks... please."
•
•
•
Gitu aja sih. Awokawok
Msih bingung sih buat nerbitin ini crita apa engga. Ksih saran lah_-
Maaf kalo ada typo dan juga ada kata-kata yang tidak menyambung dari cerita diatas.
Yang mo folbck bilng ae
Follow ig gw: caca_zxa (mo folbck dm! Kga dm kgk di follbck)
Buat yang mau follow tiktok gw ni: icaagustina449
Kalo ad nemu atau mau promosiin crta gw tag aja akunnnya.
Yang mo gbung gc? Gas ae: 085839585781 (sebut nama+ asal)
Dah sih itu doang
Terima kasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE ARSENAL
Teen FictionDia Arsenal, cowok paling possessive yang pernah Acha kenal. Arsen-Pemaksa Acha-Penurut Arsen-Pemberani Acha-Penakut Arsen-Dingin dan Datar Acha-Periang dan Murah Senyum Arsen-Tinggi Acha-Pendek Arsen-Ketua Gangster Acha-Pacarnya Ketua Gangster Arse...