Part 34

92.5K 8.7K 904
                                    

'Lo udah sia-siain orang yang tulus sama lo bodoh!; batin Arsenio yang mengumpat kepada Arsen. Dan juga ia menatap Acha yang berusaha keras untuk tidak mengeluarkan air mata.

Sedangkan sahabat Arsen dan sahabat Acha hanya terdiam sedari tadi, mereka terdiam karena mereka tidak ingin ikut campur. Itulah pikir mereka.

Saat ini jam sudah menunjukan pukul 14.30, yang artinya 30 menit yang lalu adalah bel pulang SMA Merah Putih.

Disini lah Acha, duduk dihalte depan sekolah seorang diri sambil menundukan kepalanya. Sedangkan sahabat-sahabatnya sudah pulang dari 20 menit yang lalu. Padahal sahabatnya sudah manawarkan untul diajak pulang bersama, tetapi Acha bersih keras untuk menuggu Arsen untuk mengantarnya pulang.

"Woy!" Teriak seorang cowok dengan motor sport warna birunya.

Acha yang mendengar teriakan tersebut pun langsung tersentak kaget.

"Kamu siapa?" Tanya Acha kepada seorang cowok yang berteriak tadi. Mendengar ucapan Acha, seorang cowok tersebut langsung saja melepaskan helm full face yang berwarna senada dengan motor sport nya.

"Kak Arsen?" Gumam Acha yang didengar cowok itu. Cowok yang baru melepaskan helm full face dan langsung mengacak-acak rambutnya itu langsung saja berdecak kesal mendengar gumaman dari Acha.

"Btw gue Arsenio, bukan Arsenal" ucap cowok itu yang ternyata adalah Arsenio Smith. Kembaran dari Arsenal Leonard.

"Hehehe... Maaf yah kak Nio, Acha gak tau tadi, salah sendiri kenapa wajah kak Nio sama kak Arsen mirip" ucap Acha sambil cengengesan.

"Ais... rambut gue warna pirang, kalo rambut Arsen warna hitam, dan juga... gue punya tahi lalat disudut bibir gue ini" jelas Arsenio sambil menunjuk sudut bibir kanannya yang ada tahi lalat.

"Paham gak?" Tanya Arsenio kepada Acha yang sedang melihat sudut bibirnya.

"Iya, Acha paham kok" jawab Acha sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Good... Eh, lo ngapain disini?" Tanya Arsenio kepada Acha yang duduk seorang diri dihalte depan sekolah.

Tadi, saat jam pelajaran terakhir Arsenio memilih membolos dan langsung menuju rooftof untuk tidur, dan dia tidak tau kalau jam pulang sekolah sudah berbunydari setengah jam yang lalu, Sontak saja Arsenio langsung berlari menuju parkairan untuk mengambil motornya dan langsung untuk pulang kerumah.

Baru saja ia akan pulang, tetapi tidak jadi karena melihat seorang gadis yang duduk seorang diri sambil menundukan kepalanya. Dan dapat Arsenio lihat kalau baju seragam gadis itu sama seperti dirinya.

Langsung saja Arsenio menghampiri gadis yang duduk seorang diri tersebut. Dan ternyata gadis itu adalah Acha.

"Acha lagi nungguin kak Arsen buat nganterin Acha pulahg" jawab Acha yang membuat sebelah alis Arsenio terangkat.

"Loh... Bukannya sigoblok pulang sama dijalang?" Ucap Arsenio yang tidak dimengerti oleh Acha. Biasalah!

"Hah?" Lola Acha.

"Hufft... Maksud gue, pacar lo itu pulang sama Byta-Babi" ucap Arsenio.

"Kak Nio jangan bohong! Ntar kak Nio dapet dosa!" Ucap Acha yang tidak percaya ucapan Arsenio.

"Noh lihat sendiri" ucap Arsenio kesal sambil menunjuk Arsen dan Gaby yang sedang di depan pagar sambil menaiki motor sport warna merah milik Arsen. Jangan lupakan tangan Gaby yang sedang memeluk erat pinggang Arsen.

"Kak Arsen?" Gumam Acha tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Kak Arsen" teriak Acha kepada Arsen. Arsen yang mendengar namanya yang diterikan pun langsung saja melihat si peneriak itu. Dan dapat Arsen lihat, Acha yang meneriakan namanya sambil melambaikan tangan ke arah nya
, tetapi ia tidak memperdulikan dan langsung melenggang pergi dari kawasan sekolah.

Acha yang melihat Arsen tidak mempedulikannya pun langsung menurunkan tangannya secara perlahan.

"Dada Acha kok sakit" batin Acha sambil memukul-mukul dadanya sendiri.

"Lo kenapa?" Tanya Arsenio kepada Acha yang sedang memukul dadanya, Arsenio berpura-pura tidak tau apa yang Acha rasakan. Padahal Arsenio tau kalau Acha sakit hati karena tidak dihiraukan oleh Arsen.


"Acha gak apa-apa, cuman banyak debu aja jadi Acha kayak mau batuk gitu" ucap Acha yang beralasan.

"Ohh" ucap Arsenio pura-pura tidak peduli. Padahal didalam hatinya disangat peduli dengan Acha.

"Kayaknya gue suka sama lo Acha" batin Arsenio.

"Gak usah mukul-mukul dada lo, dada lo itu udah tepos, ntar nambah tepos" lanjut Arsenio berniat untuk menghibur Acha.

"Tepos apa kak?" Tanya Acha bingung.

"Percuma gue ngomong kek gitu buat dia terhibur, gak taunya dia gak tau apa itu tepos" batin Arsenio kesal.

"Polos nya menuju bego yah bund" gumam Arsenio sambil tertawa. Sedangkan Acha yang tidak mendengar gumaman Arsenio berfikir kalo Arsenio ini gila karena tertawa sendiri.

"Dari pada lo sedih karena Arsenal goblok itu, mending lo ikut gue aja" ucap Arsenio yang saat ini sedang memakai helm full facenya.

"Kemana?" Tanya Acha.

"Jalan-jalan, ntar gue beliin ice cream deh buat lo" tawar Arsenio.

Mendengar kata ice cream, Acha langsung saja menganggukan kepalanya dan langsung menuju motor Arsenio.

Saat Acha ingin naik, tetapi ditahan oleh Arsenio yang sedang membuka jaketnya.

"Lain kali roknya jangan kependekan bocil!" Ucap Arsenio yang langsung mengikatkan jaketnya dipinggang Acha. Setelah itu Arsenio langsung saja mengangkat tubuh Acha ke atas motor miliknya.

"Makasih kak Nio" ucap Acha yang diangguki Arsenio.

Setelah itu mereka pun langsung melesat meninggalkan pekarangan SMA Merah Putih.

Dan tanpa Acha dan Arsenio sadari, bahwa ada seseorang yang mengepalkan tangannya ketika melihat Acha dan Arsenio pergi bersama.

"Sialan!.

Tbc!

Terimah kasih buat kalian yang udah mau baca cerita ini🖤

POSSESSIVE ARSENALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang