Cemburu

159 23 27
                                    

Jason terduduk dengan nafas terengah, hari Minggu ini ia awali dengan berolahraga. Padahal laki-laki sepertinya paling malas melakukan ini. Ya mau bagaimana lagi, dia bosan, dan tak mau menghabiskan hari Minggu hanya di rumah.

Cowo dengan keringat yang masih menetes itu meraih air mineral yang baru saja dia beli, membuka segel dengan mudah, lalu meneguk isinya hingga hampir tandas.

Jangan heran, dia baru saja berlari jauh dengan pikiran kosong. Bahkan ketika dia tak sengaja berhenti, dan akhirnya sadar sudah terlalu jauh.

Tahukan anda betapa malasnya seorang Jason Wiliam Winata kembali ke tempat awal start?.

Tolong jangan tanyakan itu, dia sangat malas hingga rasanya ingin terbang saja. Jason mengibaskan udara disekitar lehernya, gerah.

Mandi.

Itu yang baru saja muncul di benak Jason, tapi sekali lagi laki-laki itu terlalu lelah untuk bangkit dari kursi taman, ke rumahnya. Memang tak terlalu jauh,  3 km mungkin?.

Yaa namanya juga lelah.

Istirahat bentar gak akan buat dia rugi.

Jason bangkit, cowo bertubuh bongsor itu sangat ingin merebahkan diri di kasurnya, tentunya setelah membersihkan diri. Baru saja tungkai kakinya hendak digerakkan, Jason melihat Alea lewat, menyebrangi jalan, lalu masuk ke toko buku hingga tubuhnya tak lagi terlihat.

Dan entah dorongan dari mana, Jason ingin menyusul, dia berjalan ke jalan raya. Menunggu hingga lampu pejalan kaki berwarna hijau, dan saat waktunya tiba. Jason melangkah, tatkala dia berhenti didepan pintu toko buku tersebut.

Astaga, dia ingin masuk ke toko buku dengan pakaian seperti ini?. Aish sepertinya lebih baik batalkan saja kan?.

Ayolah dia hanya memakai kaos tipis tanpa lengan, serta celana pendek. Hanya itu!!. Apalagi keringat yang mengucur, bukannya tebar pesona, Jason yakin baru selangkah masuk, bukan aroma lembaran buku yang menguak, tapi bau keteknya yang memenuhi ruangan.

Jason menghela nafas, lalu berbelok ke kiri. Kenapa juga dia harus sampai ke taman yang letaknya hampir 3 km dari rumahnya. Seharusnya dia hanya berlari di sekitar komplek bukan?, Setelah itu bermain basket seperti biasanya dengan anak komplek lain.

Dasar gila.

~~~~~~

Jevas melirik arloji jam di tangan kirinya, hampir 15 menit dia menunggu di cafe yang sudah menjadi rumah kedua baginya, terutama ketika ada masalah, bahkan waiters akan menjadi tempat curhatnya ketika dia membutuhkan.

Suara bel terdengar, itu artinya ada pengunjung baru yang baru saja membuka pintu cafe dan masuk kedalamnya. Seorang gadis.

Netranya menyapu seisi cafe, mencari seseorang yang 20 menit lalu menelfonnya, mengajak bertemu. Katanya sih, urgent. Ketika dirasa, cowo dengan Hoodie hitam di meja nomor 7 yang letaknya di pojok adalah dia, gadis itu tersenyum.

"Hai!," Sapanya, tak lupa dengan senyuman manis.

Jevas hanya diam, oke dia membuat Caren takut, mata elangnya yang tajam itu membuat siapapun terintimidasi. Dan Caren, harus berhati-hati dengan ucapannya.

"Duduk," Jevas melirik Caren sekilas, dia geram. Kenapa gadis itu hanya berdiri di sampingnya.

Caren mengerjap, lalu duduk berhadapan, semakin kesini. Rasanya kaki Caren semakin kuat bergetar.

"Lo suka sama gw?"

Caren membulatkan matanya, iya sih dia memang pernah memberi tahu Jevas. Tapi kenapa laki-laki ini menanyakannya, bagaimana caranya gadis ini mengatakan 'iya'. Mana sanggup?!, Astaga!.

TIDAK LAGI UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang