Dijodohin?

141 28 28
                                    

Alea menjatuhkan tasnya ke bangku, lalu terduduk lesu begitu saja. Diliriknya bangku disebelahnya yang kosong, Diva belum Dateng?.

Ya sepertinya begitu.

"Aduh gw laper banget, tapi males ke kantin," keluh Alea sembari mengusap perutnya.

Keadaan kelas sudah lumayan ramai, namun serasa tak ada satupun yang Alea kenal. Malas rasanya bila Diva tak ada disampingnya.

Alea menarik nafas dalam, akhirnya ia putuskan untuk pergi ke kantin sendiri. Melewati kelas demi kelas yang terlihat ramai oleh para siswa dan siswi yang baru saja datang, sejujurnya hal membuat Alea agak khawatir.

Jangan sampai sahabat karibnya itu tidak masuk hari ini. Alea ingin menghubungi Diva, namun ia urungkan ketika kantin semakin dekat untuk ia jangkau.

"Pak bakso satu yaa"

"Siap neng"

"Huhh," desah Alea pelan, ia menghempaskan pantatnya ke jejeran kursi panjang yang tersedia.

Saat tengah memperhatikan sekeliling, Alea tak sengaja menatap tas berwarna ungu muda yang tak terasa asing, lama Alea melihat dan boom.

"Bjir itu Diva," dengan semangat 45 Alea mendekat, menghampiri Diva yang tengah mengantri membeli nasi goreng.

"Hai Dipa imutku"

Diva menoleh, menatap Alea dengan datar, "apaan si"

"Dih sok judes amat"

"Tumben tasnya ga ditaro dlu," tanya Alea sembari memerhatikan tas lama Diva yang jarang terpakai.

"Mager ke kelas"

Alea hanya mengangguk kecil, lalu duduk di meja terdekat dari tempat Diva mengantri.

Raut Diva semakin kusut, ketika antrian dihadapannya sangat lama. Masih dengan khidmat Diva menunggu, tiba-tiba.

"Misi kak, gue nyerobot antri ya? Udah laper nih."

Dengan segala kekuatan kehidupan, Diva menarik nafas, "Heh Juleha, lu kira gw dari tadi berdiri ngantri disini cuma liat tutorial bikin nasi goreng?, Gw juga laper bangsat!".

"Anjim!".

Alea mengelus dadanya sembari menatap Diva tak percaya, serius nih? Pms ni anak?.

"Yaelah kak, ngomong aja kali kalo gaboleh gosah marah-marah gtu".

"Heh anjeng, elo yang mancing-mancing emosi gue, dasar adek kelas kaga tau diri, gw botakin juga lu ntar. Budayakan mengantri, udah tau nyerobot tu salah pake nanya segala Lo"

"Weh, udah dip, santai dip santai," bujuk Alea mencoba menenangkan suasana yang mulai suram.

Bukan ape-ape dah, masalahnya ni udah pada nengok dimari semua. Malu woy, malu.

"Pegi lu jauh-jauh," usir Diva seraya mengibaskan tangannya didepan adik kelas yang tengah memutar bola matanya kesal.

"Masih pagi bikin emosi anak gadis aja".

Alea melirik adik kelas tersebut, yang masih berdiri teguh,"Pergi aja dek, lagi pms orangnya. Kelar ntar idup lu"

Dengan kesombongan, akhirnya gadis berambut pendek itu pergi sembari menghentakkan kakinya ke lantai dengan keras. Hampir saja Diva melempar tasnya ke kepala gadis sombong itu.

"Awas aja kalo ketemu lagi, gw telen tu anak idup-idup".

𒆜𒆜𒆜𒆜

"Hidupku, tanpamu. Tak kan pernah terisi...."

"Diem ah, pagi-pagi udah berisik aja," omel Bryan kepada Evan yang tengah mengelap jendela seraya menyanyi dengan khusyu.

TIDAK LAGI UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang