Diva Si bar bar

391 68 15
                                    

Brakk

"Alea Lo ga--"

"Shutt!," Jason memperingatkan Diva dengan sorot mata tajam. Diva hanya menyengir lebar seraya kembali menutup pintu UKS dengan perlahan.

"Eh gila sumpah beneran ada Jason," Diva berdiri di depan pintu UKS seraya mondar-mandir tidak jelas.

Diva berhenti dari kegiatan mondar-mandirnya dia kembali menatap pintu UKS, "biarin aja deh mereka bareng"

Diva meninggalkan UKS begitu saja, sementara Jason didalam masih menatap wajah tenang Alea hingga gadis itu mulai bergerak.

Jason sedikit panik namun ia menampik itu semua ketika Alea mulai membuka matanya perlahan. Alea menajamkan pengelihatannya yang masih sedikit buram. Dan dirinya terkejut ketika yang ia lihat adalah yang selama ini ia kagumi.

Alea diam, tidak pernah dirinya sedekat ini dengan sang pujaan, memimpikan hal ini pun tak pernah terlintas dibenaknya.

"Lo udah baikan?," Tanya Jason yang membuat Alea mendongakkan kepalanya.

Alea mengangguk pelan, "makasih"

Kini Jason lah yang menggeleng, "gw yang salah, gw minta maaf"

Tangan Jason terulur, dan disanalah Alea terpaku. Menatap uluran itu sebelum menyambutnya lembut.

"Gapapa, gak sengaja juga"

Jason tersenyum tipis dan itu membuat Alea bergetar.

"Sebentar gw beliin minum," Jason langsung bangkit dari duduknya, menatap Alea sekilas lalu menghilang dibalik pintu.

Alea bernafas lega, jujur pasokan udara di sekelilingnya menurun ketika Jason didekatnya. Sorot mata Alea memutari seisi UKS, menatap ruangan yang ia huni sendiri setelah Jason pergi.

Sunyi dan sejuk, dan hal itu sungguh membuat Alea mengantuk. Alea mengerjap beberapa kali ketika hampir tak bisa menahan kantuknya. Kenapa juga Jason tak kunjung kembali, apa dia memang tak akan kembali lagi?.

Alea benar-benar tidak bisa lagi menahan kantuknya, perlahan matanya kembali tertutup. Tubuhnya menarik sebuah selimut dan mencari kenyamanan disana.

"Sebentar doang kok"

Tak butuh waktu lama Alea benar-benar telah masuk ke alam bawah sadarnya. Bergunjing dengan mimpi yang cuman dirinya dan Tuhan yang tau.

~~~

Diva menghembuskan nafas kesal dalam pelajaran bahasa Inggris, dia menatap bangku kosong disisinya. Hanya terdapat tas tanpa pemilik yang menemani pelajaran membosankan dari miss ane.

Diva memainkan jarinya sembari menatap papan tulis. Entahlah dia tidak paham tentang penjelasan miss ane, dan itu cukup membuatnya sangat pusing.

"Div Diva"

"Hemm"

"Hey liat gw"

Diva berdecak malas sambil menoleh dan ting. Sean berhasil membuat coretan spidol di pipinya. Diva menganga, menatap Sean tidak suka lalu mengambil alih spidol dari tangannya.

Gadis itu menarik lengan Sean mencoretkan spidol dengab membentuk garis panjang, dimulai dari siku hingga ke ibu jari tangan Sean.

"Weh gila Lo? Gw cuma setitik anying"

Diva berkacak pinggang menatap Sean horor, "Siapa suruh lu mulai duluan!"

"Oh lu ngajak tempur?!"

"Heh! Kenapa itu teriak teriak?!"

Diva dan Sean kembali ke tempat, Diva duduk terpaku sementara Sean kembali ke tempat duduknya.

"Itu kenapa tangan mu Sean?"

"Dicoret Diva Miss!," Adu Sean sembari menunjuk Diva

Diva membulatkan bibirnya seraya melambaikan tangan, "Enggak Miss Sean yang mulai, pipi saya dicoret!"

Diva menunjuk pipinya dengan bekas setitik spidol sementara miss ane hanya memijat ujung hidungnya pusing.

"Kalian berdua, KELUAR!"

_•_

TIDAK LAGI UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang