mall

124 22 37
                                    

"nasib-nasib, gatau kenapa, pasti gw sial kalo sama Lo," maki Ridwan seraya menunjuk Alea.

"Heh kutil sapi, gausah banyak bacot lu. Cabutin yang bener rumputnya!"

Ridwan mendengus, Lagipula Sasa Marjono (read:Bu Sasa) ngapain sih ngasi hukuman ga kira kira. Mending kalo yang nemenin Windy iswindy, lah ini malah Aleagong yang ngeselin sampe ubun-ubun.

Alea melempar gunting besar yang sedari tadi ia gunakan menggunting rumput. Ridwan melirik Alea dengan mata memicing, maksud ni anak apa coba.

Baru saja Ridwan ingin mengeluarkan cerocosan ala cabe-cabean, Alea sudah memotong.

"Shutt, diem Lo taik"

"Maksud Lo apa?!"

Bug!

"Sakit bangsat," keluh Ridwan, tangan Alea memang tanpa dosa memukul kepalanya. "gw jamin yg temen-temen lu udah pada gegar otak semua".

Alea tak membalas perkataan Ridwan, terserah. Dia tu capek, ga bisa apa Ridwan sebagai lelaki tuh nyuruh dia duduk anteng, terus dikasi air sebotol, biar dia aja yang ngerjain hukuman, Alea tinggal santai-santai deh.

"Gausah mikir yang aneh-aneh"

Alea tepekik, 'ni orang cenayang keknya'. Batinnya.

Ridwan bungkam, ya entah mengapa situasi menjadi sunyi. Dan Alea tidak suka situasi seperti ini.

~~~~~~

Caren tertawa lepas ketika Jason memberikan lawakan yang membuat perutnya sakit, gadis itu merenung sebentar.

Jason tak seacuh kelihatannya, percaya deh, kalo Lo udah deket sama orang yang kepribadiannya gak bisa ditebak. Dan asli kalo dia dah nyaman sama Lo....

Pasti banyak kejutan yang selama ini ga pernah lu ketahui dari dia.

Jason yang kini terlihat periang, mudah tersenyum, asik, namun anehnya gak menghilangkan sisi cool khas dirinya.

Eh kok malah muji sih?.

"Caren?"

"Eh?," Caren mengerjap, sontak dia mendongak menatap Jason yang juga menatapnya.

"Kenapa?," Tanya Jason dengan feel voice berat membuat Caren bergetar.

"Gapapa kok"

Jason mengangguk kecil, mereka berdua masih menunggu pesanan yang sudah dipilih sekitar 6 menit yang lalu.

Keduanya menjadi sibuk satu sama lain, Jason fokus pada ponselnya. Caren tak lagi mempersalahkan itu, dia juga sibuk menatap wajah Jason yang terpahat indah, setiap inci pun tak luput dari pandangan Caren.

Gadis itu menjadi sulit berkedip, astaga, sadar Caren!, Kau dalam misi!. Perlahan tapi pasti Caren menepuk pipinya sendiri yang sialnya memancing perhatian Jason.

Dengan cepat Caren menampilkan cengiran khas dirinya, "Gapapa, tadi ada nyamuk."

Jason tersenyum kecil, lalu tanpa dosa mengacak-acak rambut Caren.

Gadis itu terpaku sejenak, meski akhirnya langsung mengkondisikan raut wajahnya. Tak lama waiters datang dengan membawa nampan berisi pesanan dua sejoli yang sedari tadi menunggu.

"Maaf kak ini pesanannya," ucap waiters itu sembari memindahkan satu persatu hidangan dari nampan ke meja.

Keduanya sontak tersenyum tipis dan mengucapkan terimakasih. Dan tidak atmosfir sekitar kembali hening, hanya ada dentingan sendok dari kedua pihak. Sepertinya mereka sama-sama tidak menyukai pembicaraan di tengah makan.

TIDAK LAGI UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang