Jason menata kembali jaznya, dia sudah berada di mansion sang kakek yang terbilang sangat mewah dengan nuansa Eropa yang memberikan kesan anggun. Sedari tadi yang dilaksanakan Jason adalah duduk dan memakan beberapa hidangan seraya menunggu kedatangan saudaranya.
Evan dan Bryan.
Sudah cukup lama Jason menunggu, bahkan ia tak sangka Evan dan Bryan akan selama ini. Bosan terdiam didalam, Jason keluar dari mansion, masuk ke lingkup para orang tua yang tengah mengobrol.
Harusnya Jason menghuni outdoor sejak tadi, ia terus saja berada di sekitar sang nenek dan teman-teman elitnya didalam mansion. Ya lebih baik begitu, lagi pula untuk apa dia disekitar para teman Sang ayah.
Dikenalkan juga tidak akan mungkin.
Haha.Hwhahahahha. Becanda.
"Jason sini"
Perhatian Jason teralih, ketika sang ayah menyebut namanya. Seriusan?.
Jason masih terkejut, namun tetap mendekat ke arah pria paruh baya yang tengah tersenyum.
"Anak lo?," Tanya seorang pria yang sepertinya Jason kenali.
"Iya, dia yang bakal nerusin gua nanti"
Jason terdiam, ini bapak-bapak kenapa sok gaul bat dah.
"Kenalin, saya Ares, teman lama ayah mu," tangan pria tersebut terulur, bermaksud menyambung tali pertemanan lewat jabatan.
Ujung bibir Jason tertarik, membentuk senyum tipis, menyambut uluran tangan itu dengan mantap.
"Saya Jason"
Ares tersenyum, melepaskan jabat tangannya, "Mirip sama bapaknya, jabat tangan aja berdamage, winata-winata"
Jason melirik ayahnya yang ikut terkekeh, sudah lama tak melihat ayahnya tertawa seperti ini. Bahkan ketika bersama para wanita, tak pernah sekalipun Jason melihat sang ayah tersenyum.
Sedikit aneh.
"Permisi"
Ketiganya menoleh, menatap seorang pelayan yang menunduk dengan nampan berisi minuman.
"Tuan muda dipanggil ndoro"
Jason tersenyum, "Saya segera kesana"
Pelayan tersebut mengangguk, lalu segera pergi tak ingin menganggu obrolan mereka.
"Ayah, Jason pamit"
Winata terpaku, diliriknya Jason yang sudah berjalan menjauh dari dirinya. Apakah telinganya yang terlalu berharap hingga salah mendengar kata-kata yang keluar dari bibir sang anak?.
Ayah katanya?.
Ini nyata bukan?, Apa Jason tulus, murni karena ingin berubah?. Atau, hanya karena Ares berada disini, dan Jason tak ingin menampakan hubungan buruk antara dirinya dengan Winata?.
Winata hanya bisa tersenyum tipis, setidaknya ia bisa mendengarkan kata itu lagi dengan nada halus seperti dulu.
Ares hanya bisa memperhatikan gerak-gerik aneh yang Winata perlihatkan, sementara yang diperhatikan justru masih melihat sosok Jason yang akhirnya menghilang dibalik tembok.
Jason melewati banyak tamu, mencoba menerobos keramaian dihadapannya. Menaiki tangga satu persatu menuju kamar sang kakek, yang entah mengapa terasa sangat jauh.
Ini semua karena pikiran Jason yang masih berada di luar, ia sendiri tak habis pikir bagaimana ia bisa menyebut kata keramat kepada ayahnya tadi.
Hahaha, Jason memanggil pria paruh baya itu ayah?, Jika Bryan dan Evan mendengar hal ini 1000% mereka tak akan percaya. Jason dapat melihat raut terkejut dari wajah ayahnya sebelum ia pergi, berat langkah yang Jason rasakan saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIDAK LAGI UPDATE
FanfictionDISCLAIMER!!!. CERITA INI TELAH STOP PUBLISH CHAPTER BARU. TIDAK ADA LANJUTAN SAMA SEKALI. MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA BAGI PEMBACA!. Start {13-01-21} Finish {.........} Rank tertinggi #1 in Jasonwiliamwinata {11-feb-21} #1 in Jasonwiliamwinata {12...